Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Ceraikan aku
Bohong bila Lastri tak kehilangan sosok anak yang selama ini sering mencari perhatian nya, Nara memang berusaha keras untuk mendekati Lastri yang mungkin saja sudah di anggap Ibu kandung nya, Walau Lastri juga bengis akibat ingat bahwa Nara adalah putri nya Marda. Namun gadis itu pantang menyerah dan selalu berusaha mati matian, Kadang kala dia berakhir dengan hukuman berat bila Lastri sudah emosi karena terus di dekati oleh nya. Apa pun yang Lastri lakukan selalu di bantu dengan hati hati, Bila melihat Lastri terluka sedikit saja maka dia langsung menolong nya, Bahkan jauh sikap baik nya bila di bandingkan dengan Nayla dan Nadia.
Namun sekarang gadis pencari perhatian itu sudah tidak ada lagi, Lastri kerap merasa Nara masih ada di samping nya karena hari hari memang selalu bersama. Senyum manis nya bila dia sedang mengambil kan sesuatu dan Lastri menerima, Maka Nara akan sangat senang sekali, Mengingat semua itu membuat Lastri kian rindu. Walau tak di pungkiri dia sering marah dan membentak Nara tanpa alasan akibat sakit hati nya, Lebih lagi dia juga sering memasukan Nara kedalam drum besar selama satu hari satu malam, Semua itu bersatu dalam benak nya bagai mana gadis itu tetap menerima walau di siksa dengan berbagai macam cara.
"Kenapa kamu?" Tono bertanya pada istri nya yang termenung.
"Yang kamu sayangi dalam hidup tu sebenar nya apa sih, Mas?" Lastri menatap wajah suami nya.
"Apa yang kau pikirkan?!" Tono balik menatap wajah cantik Lastri.
Entah apa yang kurang dari Lastri ini sebenar nya, Dia sangat cantik dan putih, Bentuh tubuh juga menawan. Namun semua itu tak menghentikan sifat jalang nya Tono yang sangat suka main betina, Entah sudah berapa banya betina yang Tono gauli. Dia pintar karena selalu pakai pengaman bila bermain dengan wanita liar, Kecuali dengan yang masih perawan maka Tono tak akan pakai pengaman.
"Dengan ku kau sangat menyayangi Nayla dan Nadia, Sebalik nya kau tak pernah peduli dengan ku! Dengan Marda kau sangat menyayangi nya, Tapi kau membenci anak kalian." Ucap Lastri.
"Kenapa tiba tiba saja membahas Marda? Dan sejak kapan aku tak peduli dengan mu." Tono bertanya serius.
"Memang pernah kau peduli dengan ku? Padahal kita menikah karena sama sama cinta bukan karena perjodohan, Tapi kau masih bermain dengan wanita lain." Lastri berkata sambil meneteskan air mata.
"Jangan banyak tingkah, Lastri! Aku biar pun main dengan wanita lain, Tapi kebutuhan mu tetap ku penuhi." Tono berkata di belakang Lastri sambil memeluk nya.
"Sekarang anak anak sudah besar, Mereka juga sudah tahu yang mana Ibu dan Ayah nya. Mungkin lebih baik kita bercerai saja." Lastri melepaskan pelukan Tono.
Wajah Tono menegang karena dia sangat tak terima bila di ajak pisah oleh istri nya, Sesungguh nya Lastri bosan hidup berumah tangga namun suami nya selalu cari wanita lain, Bahkan Tono juga sampai tega menjual Lastri pada juragan kambing yang sudah tua bangka itu. Betapa sakit hati seorang istri karena suami nya sendiri yang berbuat demikian, Seolah Tono memang sudah tak punya perasaan cinta sedikit pun untuk istri nya, Lagi pula suami mana yang rela bila si istri di jamah pria lain.
"Setelah ku sadari, Nasib ku ini sama dengan Nara! Dia selalu mengemis kasih sayang, Sama hal nya dengan ku yang selalu haus kasih sayang dari mu." Lastri berkata pedih.
"Cukup, Lastri! Tak usah kau bawa bawa nama anak haram itu." Toni marah seketika.
"Hubungan mu dengan jalang itu yang haram, Anak kalian tak bersalah." Lastri balas membentak.
"Dia juga istriku, Bukan jalang seperti kau sebut kan." Tono tidak terima Marda di bilang jalang.
"Berarti kau yang jalang, Namu ku lihat kalian sama sama! Pada dasar nya wanita yang merebut suami orang itu adalah jalang berotak binatang." Geram Lastri.
Mendidih darah Tono dan dia segera pergi karena bisa saja dia memukul Lastri bila emosi nya terus di pancing, Banyak orang yang bilang bahwa Tono sudah termakan pelet nya Marda sehingga pria ini sangat tergila gila pada gadis itu, Lastri mengatur nafas nya yang tidak karuan karena di buru oleh emosi.
"Kau yang jalang! Lelaki biadab tak tahu perasaan orang, Ceraikan saja aku." Pekik Lastri.
Bila sudah stres begini maka pelampiasan nya hanya alkohol saja, Dia tak mau balas berselingkuh untuk membuat Tono jera. Sekarang yang ia ingin kan adalah perpisahan, Mungkin itu adalah jalan terbaik bagi mereka. Berdua. Lagi pula Nayla dan Nadia sudah besar, Mereka mungkin saja akan tetap memilih Ayah nya karena tak mau bila hidup miskin tinggal bersama Lastri. Tapi setidak nya mereka sudah tahu seperti apa wajah Ibu mereka, Bila dati bayi di tinggal kan maka mereka tak akan mengenali wajah Ibu nya sendiri.
...****************...
Zizi menunggu di kebun kopi dengan perasaan yang sangat cemas, Sudah tiga hari ini Nara tak masuk kerja, Entah kemana pergi nya besty sejak kecil itu. Ponsel Nara juga tak bisa di hubungi, Mau datang kerumah nya Zizi tak punya nyali untuk berhadapan dengan para iblis di rumah itu.
"Zi!"
Alan sedikit berlari sambil membawa dua gelas es yang kelihatan nya sangat segar, Seperti nya pria ini datang untuk membawa kan Nara minuman. Zizi sudah tahu bahwa Alan naksir Nara sejak dulu, Cuma Nara nya saja yang terus menghindar karena takut dengan para saudara nya itu.
"Nara mana? Ni aku bawa es untuk kalian." Alan memberikan kantong plastik.
"Nara sudah tiga hari ini tidak masuk kerja, Aku juga tidak tahu dia kemana." Ucap Zizi.
"Loh kok gitu, Apa ndak kamu hubungi dia?" Kaget Alan.
"Sudah, Tapi ponsel nya mati sekarang!" Zizi tampak cemas.
Pikiran Alan sudah tidak tenang, Bila Nara sudah hilang tiga hari hilang. Itu pas waktu nya saat dia mendatangi Nayla dan Nadia, Apa mungkin karena dia memperingati si kembar sehingga membuat Nara kian tersiksa.
"Aku takut dia di hukum lagi sama orang tua nya, Mereka sangat jahat." Zizi sangat khawatir.
"Masa di hukum sampai tiga hari?" Alan agak ragu.
"Bisa saja menghukum sehari, Terus Nara demam karena di hukum terlalu berat." Tebak Zizi.
"Aku akan kerumah mereka, Akan ku pastikan keadaan nya Nara." Alan segera pergi.
Zizi masih terdiam sendirian karena dia juga cemas dengan nasib nya Nara, Entah kemana gadis yang selalu ceria walau hidup nya penuh dengan derita tak berujung.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini