Kelanjutan dari cinta untuk wisyah.
Buku diary ku, Apakah kamu tahu.
Kini kesabaran ku telah diuji kembali setelah aku tahu tentang rahasia kenapa kedua orang tuaku berpisah. Kini aku harus dihadapkan dengan pernikahan yang tidak aku inginkan berkesan pemaksaan.
Pernikahan yang didasari perjodohan karena sahabat yang baru aku kenal dua bulan terakhir. Menikahkan aku dengan pria yang selalu menatap ku dengan tatapan kebencian, tanpa aku tahu apa sebabnya.
Apa karena masa lalu nya yang pernah di khianati oleh wanita, makanya setiap wanita pasti akan ditatap dengan kebencian termaksud diriku.
Sanggupkah aku bertahan atau aku harus berpisah seperti kedua orang tuaku yang tidak bisa mempertahankan rumah tangga nya.
Apakah aku bisa menghapus masa lalunya dengan kesabaran ku ini yang pada akhirnya akan membawa Cinta untuknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 39
Di dalam ruangan kerja Fazar. Wiyah bisa melihat kalau suaminya itu sedang sibuk dengan laptopnya. Wiyah kembali menutup pintu dengan pelan karena takut membuat suaminya itu terganggu. Wiyah melangkah mendekati ruangan kerja Fazar.
" Tuan, ini teh nya" Ucap Wiyah.
Fazar yang sedang fokus dengan laptopnya, mengangkat kepalanya melihat kearah Wiyah." Taruh di situ." Suruh Fazar sambil menunjuk di atas meja kerjanya dengan ekor matanya.
Wiyah yang mengerti langsung menyimpan teh itu atas meja kerja Fazar.
" Kenapa kamu masih berdiri di situ." Tanya Fazar saat menyadari kalau Wiyah belum meninggalkan ruangan kerjanya.
" Hmm. Maaf tuan, bukanya anda yang menyuruhku untuk ke ruangan kerja tuan, karena ingin mengatakan hal yang penting." Jelas Wiyah memberitahukan kenapa ia berada di ruangan kerja Fazar jika suaminya itu tidak menyuruhnya.
Fazar yang mendengar ucapan dari Wiyah, teringat kalau ia yang menyuruh istrinya itu untuk keruangan kerjanya, karena ia ingin mengatakan sesuatu yang penting kepada Wiyah." Hmm, aku lupa. Karena kamu sudah berada di sini, aku akan mengatakannya kenapa aku menyuruhmu untuk datang kerungan kerjaku." Ucap Fazar." Duduklah aku tidak suka melihat orang yang berdiri ketika aku sedang menjelaskan sesuatu." Ucap Fazar kembali saat melihat kalau istrinya itu hanya berdiri saja.
Wiyah yang mendengar ucapan Fazar hanya mengangguk mengerti lalu melangkah mengarah kemeja kerja Fazar untuk duduk di kursi yang berada di situ.
Kini kedua saling berhadapan tapi di pisahkan oleh meja kerja Fazar.
Fazar menatap istrinya itu." Aku hanya ingin mengatakan. Kalau kamu tidak perlu mengharapkan hubungan ini, karena aku menikahi mu hanya karena permintaan dari adikku. Setelah Fadil sembuh maka kita akan berpisah, untuk memilih jalan kehidupan masing-masing."
Deg.
Deg
Mendengar penjelasan Fazar membuat jatung Wiyah seketika berhenti. Wiyah tidak menyangka kalau suaminya itu menyuruhnya untuk datang keruangannya hanya ingin mengatakan hal itu.
" Tapi kamu tidak perlu takut, karena setelah kita berpisah aku akan tetap memberikan setengah dari kekayaan ku untuk mu, jadi kamu tidak perlu menuntut soal hubungan ini." Jelas Fazar kembali semakin membuat Wiyah terdiam.
Apakah hubungan mereka bisa di samakan dengan kekayaan yang Fazar berikan. Setelah Fazar mengucapkan kalimat sakral yang mengikat kedua ingsan. Ingatan yang begitu sangat suci di mata Allah. Tapi dengan mudahnya dia mengatakan kata perpisahan saat adiknya itu sembuh. Apakah pernikahan itu hanya sebuah penawaran untuk mereka mainkan, setelah tidak di butuhkan lagi dengan seenaknya mereka melepaskan hubungan itu.
Bukannya pernikahan tidak bisa di mainkan seperti yang Fazar ucapkan tadi.
" Tapi, selama kamu masih menikah denganku kamu tidak boleh berhubungan dengan pria diluar sana, sampai kita benar-benar berpisah nanti. Karena aku tidak mau rumahku kotor hanya karena ulahmu. Tapi setelah kita berpisah, terserah kamu mau melakukan hubungan apapun di luar sana aku tidak akan perduli hal itu."
Ucapan Fazar semakin membuat rasa sakit di dada Wiyah. Rasanya Wiyah ingin menangis tapi berusaha untuk ia tahan." Selama kamu disini, terserah kamu melakukan apapun. Mau mengerjakan tugas mu sebagai seorang istri atau tidak, aku tidak akan
mempermasalahkan itu." Jelas Fazar kembali." Apa kamu mengerti dengan ucapanku barusan." Tanya Fazar ingin memastikan kalau Wiyah mengerti dengan ucapannya tadi. Karena Fazar tidak suka jika ia kembali mengulang ucapannya.
" Aku mengerti tuan." Jawab Wiyah.
" Kalau begitu kamu bisa keluar." Suruh Fazar yang mendapatkan anggukan dari Wiyah.
" Kalau tidak ada yang dikatakan lagi tuan, aku permisi." Ijin Wiyah yang mendapatkan jawaban dari Fazar dengan deheman.
Wiyah berdiri dari duduknya, melangkah keluar dari kamarnya. Sedangkan Fazar bisa melihat ekspresi sedih dari istrinya berusan karena perkataannya, hanya bisa melihatnya saja tanpa mengatakan apapun
Sebenarnya Fazar ingin mempertahankan rumah tangganya, karena ia ingin menikah hanya satu kali seumur hidup. Tapi Fazar ingin mencoba memancing kesabaran istrinya itu dengan cara seperti tadi. Fazar ingin melihat apakah istrinya itu sanggup hidup dengannya, atau tidak setelah mendengar ucapannya barusan. Apakah istrinya itu masih mau melakukan tugasnya setelah ia mengatakan hal seperti tadi. Fazar hanya ingin melihat seperti apa kuatnya istrinya itu, setelah ia mengatakan hal seperti tadi dan bagaimana istrinya itu menghadapi rumitnya hubungan rumah tangga mereka. Apakah Wiyah akan memilih jalan perpisahan seperti yang Fazar ucapan tadi, atau mempertahankan rumah tangganya dan mencari cara untuk merebut perasaan Fazar.
Jika Istrinya itu berhasil membuatnya nyaman dengannya, maka Fazar akan berusaha untuk membuka perasaannya yang selama ini ia tutupi karena penghianatan dari kekasihnya dulu.
" Aku hanya ingin melihat sebagaimana sabarnya dirimu dan kuatnya menghadapi semua ini." Gumam Fazar.
semoga Anknya cewek.....
Fazar psti bahagia bngt....
gmna jga dgn Nadila....