NovelToon NovelToon
Kisah Si Elang Putih.

Kisah Si Elang Putih.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Xiao Yuen sang putra mahkota kerajaan Hindipura, yang dianggap sampah lantaran memiliki Dantian yang cacat semenjak lahir, setiap saat, mendapat hinaan dan siksaan dari pangeran Gumantri saudara tiri nya.

Hingga pada suatu hari, seorang pertapa tua mengajak nya pergi ke Negeri seberang untuk mencari keberadaan ayah nya.

Bertemulah dia dengan ayah nya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berlayar.

Tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri, nampak seorang gadis kecil, menatap kearah Xiao Yuen dengan tatapan mata yang sayu.

Xiao Yuen menoleh kearah gadis kecil berusia lima tahun itu, lalu berjalan menghampiri nya, "adik Rani!, jaga ibunda baik baik ya" ucap nya seraya memeluk dara kecil bernama Putri Candrani itu dengan sangat erat.

"Kakek Guru!, satu hal lagi, karena ayah Xiao Yuen adalah pendekar terkenal yang berjuluk Pek Tiauw Kong Hiap yang mungkin saja selain banyak yang menyukai nya, sudah pasti banyak pula yang membenci nya, tolong rahasiakan mengenai jati diri nya baik baik, saya takut keselamatan nya terancam, apa lagi dengan keadaan yang sekarang ini, jangan katakan she nya bila tidak terpaksa sekali!" pesan dari Ratu Nalina.

Siang itu juga, kakek tua yang bernama Guru Darma itu membawa Xiao Yuen ke gunung Kriya menemui kakek kandung dari Xiao Yuen, raja Dyandra yang kini sudah menjadi seorang pertapa bernama Jaya Darma dan mengasingkan diri nya di puncak gunung Kriya di selatan Kota Raja Argapura.

Untuk menghindari kejaran orang orang yang ingin membinasakan putra mahkota, maka kini Guru Darma menyamar menjadi seorang petualang bernama Guru Darma beserta cucu nya Xiao Yuen.

Lenyap sudah atribut kerajaan dari tubuh Xiao Yuen, berganti dengan orang jelata biasa yang hidup mengembara bersama kakek nya sang Guru Darma.

Sambil mengadakan perjalanan, Guru Darma mulai mengajarkan Xiao Yuen tentang Darma kemanusian dan masalah ilmu ilmu kebatinan, ilmu yang tidak memerlukan tingkat kultivasi, hanya perlu batin yang bersih dari nafsu Angkara murka saja.

Setelah berhari hari perjalanan, akhirnya mereka tiba juga di puncak gunung Kriya.

Tepat dipuncak gunung Kriya itu, ada sebuah tanah datar yang cukup luas, dan sebuah pondok yang cukup besar berdiri disana.

Tepat diatas sebongkah batu besar, seorang pria tua nampak duduk bersila dengan tenang nya.

Saat Guru Darma datang mendekat dengan menggendong tubuh Xiao Yuen di belakang nya, pria tua itu membuka mata nya kembali.

"Selamat datang Guru Darma, selamat datang Xiao Yuen cucu ku!, kakek prihatin sekali dengan musibah yang menimpa mu sekarang, tetapi percayalah, semua harus melewati proses nya masing masing, dan pada ujung nya nanti, kebaikan pasti akan jadi pemenang nya!" ucap Jaya Darma atau raja Dyandra.

"Jaya Darma!, besok aku akan membawa Xiao Yuen ke tanah seberang, berharap bertemu dengan murid dari Sian Wu, semoga nasib baik menyertai langkah kami berdua!" ucap Guru Darma.

"Iya Guru, doa saya menyertai guru dan Xiao Yuen cucu ku, semoga Dewata menyertai langkah kalian, Xiao Yuen cucu ku, maafkan kakek mu ini yang tidak mampu melindungi diri mu, terlalu banyak dosa kakek mu ini, hingga kakek Haris menyucikan hati kakek dengan bersemedi di puncak gunung Kriya ini nak!" ucap Jaya Darma dengan perasaan hati yang rawan.

Ke esokan hari nya, pagi pagi sekali, Guru Darma dan Xiao Yuen yang kini menjadi cucu nya itu, memulai perjalanan menuju tanah seberang.

Untuk berlayar kenegeri seberang lautan, di perlukan waktu enam purnama lama nya dengan naik kapal api bertenaga batu bara.

Pelabuhan Samudra hanya ada di kota Sapoa saja, sebuah kota besar di tepi timur benua besar ini.

Dan untuk mencapai kota Sapoa, mereka harus berjalan melewati kota besar bernama kota Yoda.

Kini Xiao Yuen merubah penampilan nya dengan menjadi pertapa kecil berjubah putih.

Sebagai seorang Punadarma (orang yang menebar kebaikan), kakek Guru Darma hanya berjalan kaki menuju ke kota Yoda, seraya mengajarkan kebaikan sepanjang perjalanan mereka.

Disetiap desa yang mereka lewati, Guru Darma bermalam satu malam, sekedar mengajak orang orang untuk senantiasa berbuat kebaikan sesama manusia.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa purnama dari yang seharus nya cuma beberapa Minggu dengan mengendarai kereta kuda, akhirnya kakek Guru Darma dan cucu nya Xiao Yuen tiba juga di kota Sapoa yang berada di tepi laut.

Setelah bermalam selama satu hari, maka ke esokan hari nya, mereka naik keatas kapal besar yang akan berlayar ke tanah seberang.

Tidak lah terlalu lama setelah mereka naik ke atas kapal, desis suara mesin uap pun mulai terdengar semakin nyaring.

Kapal tidak menunggu lama, karena barang muatan sudah dinaikan sedari kemarin siang.

Setelah membunyikan Pluit beberapa kali, kapal pun mulai bergerak secara perlahan, meninggalkan dermaga dengan semua kesedihan hati Xiao Yuen karena harus berpisah dengan ibunda Ratu Nalina dan adik nya Putri Candrani entah untuk berapa lama nya.

Kakek Guru Darma mengajak Xiao Yuen keluar dari kamar mereka, berjalan menuju buritan kapal, melihat kota Sapoa yang semakin menjauh dari pandangan, hingga Benua besar inipun lenyap di balik cakrawala, menyisakan biru lautan nan tak bertepi.

Beberapa ekor burung elang laut, bertengger di atas tiang layar, membuang penat sejenak, lalu terbang kembali.

Perlahan, beberapa bulir air mata, bergulir di pipi Xiao Yuen, ada rasa pilu menyelimuti hati nya.

"Kek!, seperti apakah rupa ayah kek?" tanya Xiao Yuen lugu.

"Menurut ibunda Ratu, wajah nya persis dengan Xiao Yuen, muda, tampan dan gagah!" sahut kakek Guru Darma.

"Apakah Xiao Yuen bisa bertemu ayah?" ....

"Kita akan mencari nya, yang utama kita mencari murid Sian Wu itu untuk mengobati diri mu nak" sahut kakek Guru Darma.

Sian Wu (Tabib Dewa) hidup ratusan tahun yang lalu, (*baca jiwa Naga sejati*), namun nama nya tiba tiba lenyap begitu saja, dan beberapa waktu yang lalu, Jaya Darma atau Raja Dyandra, mendapat bisikan gaib saat ber siulian (bersemedi), bahwa di tanah seberang, ada seorang tabib sakti, murid dari Sian Wu yang dapat mengobati penyakit pangeran putra mahkota itu.

Xiao Yuen masih berdiri menatap Benua besar yang semakin lama, semakin terlihat mengecil.

"Kek!, tempat kita itu semakin menjauhi kita ya kek, sedang kita tetap diam di tempat ini!" ucap Xiao Yuen lugu, mengira benua besar itu yang bergerak menjauhi mereka, sedang mereka diam tak bergerak.

"Kau salah nak!, benua besar itu diam di tempat nya, kita lah yang bergerak menjauhi nya, hanya karena kita berada di tengah Samudra, maka nya kita tidak merasa jika kita bergerak!" ujar kakek Guru Darma menjelaskan.

Setelah beberapa hari perjalanan, kini tidak ada apapun yang tampak di sisi cakrawala, yang ada hanya air di sekeliling, seluas mata memandang.

Disela sela waktu mereka, kakek Guru Darma mengisi nya dengan membaca Sutra dan mengajarkan ilmu kebatinan kepada Xiao Yuen.

Dua purnama pun berlalu tanpa terasa, masih saja kapal yang mereka tumpangi terasa terkatung katung tak bergerak di tengah Samudra luas.

Hari ini seperti biasa nya, Xiao Yuen berdiri dekat buritan kapal, sendirian menatap arah Benua besar yang sudah tidak lagi tampak.

Kakek Guru Darma sedang bersiulian di kamar mereka, dan kesempatan itu dipergunakan oleh Xiao Yuen untuk berjalan ke buritan kapal untuk menatap sisi cakrawala, di mana Benua besar itu lenyap, bersama semua kenangan Xiao Yuen pada tanah kelahiran nya itu.

Di langit, nampak sebuah benda hitam besar mengejar kapal mereka dengan kecepatan penuh.

Tak ada seorang pun yang memperhatikan benda hitam yang semakin lama menjadi semakin besar itu.

Laksana seekor naga hitam besar, benda hitam itu segera menelan kapal mereka dengan suara bergemuruh dahsyat.

Gumpalan besar itu biasa nya dinamakan Tunggul badai, yang paling ditakuti oleh para kelasi kapal yang sedang berlayar di tengah lautan.

Laksana di sergap hantu besar, kapal mulai terombang ambing ke kiri dan ke kanan sambil kilatan petir mulai terdengar mengerikan sekali.

Seketika akan mulai gelap, dan hujan pun mulai turun disertai badai besar.

Xiao Yuen terpaku meringkuk ketakutan di sudut kapal, duduk sambil memeluk kedua lutut nya, wajah nya di benamkan nya di atas dengkul nya.

"Jderrrrrr!" .....

Petir berdentum seolah olah ingin memecahkan kapal besar itu.

Kakek Guru Darma segera membuka mata nya, mencari keberadaan Xiao Yuen sambil berteriak panik memanggil nama bocah kecil itu.

Namun suaranya hilang ditelan suara gemuruh badai dan terpaan gelombang besar.

"Jderrrrrr!" .....

Sekali lagi petir berdentum dekat sekali hingga kapal terasa bergetar karena nya.

"Xiao Yuen!, dimana kau!" teriakan kakek Guru Darma hilang ditelan suara petir dan hempasan gelombang.

Dalam kegelapan, kakek Guru Darma menjadi panik sekali, dia berlari ke buritan kapal sambil berteriak memanggil nama Xiao Yuen.

...****************...

1
Jm Jm
afdetnya lama sekali afdet cuma 1 episod/Sob/
Orang Pinggiran
lanjuuuuuuuuuuuutttttttt ❤️❤️❤️❤️❤️
Bias Satria
juut lanjjuuuuuut Thor.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
kamir
josss
Amir Hamzah
mantap tetap lah berkembang perlahan dengan pasti 👍👍👍
Umar Muhdhar
10
Umar Muhdhar
1
Umar Muhdhar
10
Umar Muhdhar
1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hai
Bambang Widyatmoko
lanjutkan
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Semangat...
Redy Ryan Little
Mantap
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
kamir
josss
Umar Muhdhar
1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Ceritanya bagus..
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!