NovelToon NovelToon
Dosenku, Tamu Pertamaku

Dosenku, Tamu Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: By.dyy

Alysa seorang gadis muda, cantik serta penuh talenta yang kini tengah menempuh studynya di bangku kuliah. Namun, selama dua semester ia memutuskan untuk cuti, demi bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tengah bangkrut.

Dalam perjalananya, Alysa harus mendapatkan uang sebanyak 300 juta dalam semalam untuk biaya operasi jantung orang tuanya. Dalam keadaan mendesak, Alysa memutuskan menjadi wanita panggilan. Mengikuti saran sahabatnya, Tika.

Sialnya, pelanggan pertamanya adalah dosen ia sendiri. Hal itu membuat Alysa malu, kesal sekaligus bingung bagaimana harus melayani sang Dosen. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? serta bagaimana hubungan Alysa dengan kekasihnya, Rian. Akankah setelah mengetahui fakta sebenarnya ia akan tetap bersama Alysa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By.dyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menahan

Alysa serius soal ia tidak bisa memasak, seumur hidupnya, ia tidak pernah menyentuh alat dapur. Kebisaannya membuat sandwich adalah kemahiran baru yang ia dapat setelah kondisi ekonominya berubah seratus delapan puluh derajat.

Ia berpikir, dibanding setiap pagi ia mengeluarkan uang untuk membeli sandwich kesukaannya seharga 200 ribu rupiah, ia lebih baik memilih membeli bahan baku untuk membuat sandwich kemudian membuatnya secara mandiri mencontoh dari sosial media youtube. Dan, Alysa berhasil menirunya. Terhitung sejak pertama kali mencoba ia hanya melakukan kegagalan sebanyak tiga kali pembuatan, setelah itu ia bisa melakukannya dengan benar.

Sekarang, Alysa akan memamerkan kebisaannya pada Dosen sekaligus pelanggan pertama dan terakhir baginya. Semoga saja, Reyhan masih hidup setelah memakan makanan buatan dirinya.

"Pak Reyhan..." Alysa mengigit bibirnya kikuk, ia melupakan panggilan Reyhan saja tanpa perlu membawa embel-embel Pak. "Eee ... Maaf, maksud saya Rey, makananya udah siap." ucap Alysa memberitahu, meski ia tahu Reyhan sudah berjalan lebih dulu menemuinya di ruang makan, hanya dengan cukup satu kali panggilan.

"Sedikit aneh, malam-malam memakan menu untuk sarapan." tutur Reyhan.

Alysa menelan ludah cepat, ancang-ancang sebelum membuka suara. "Justru, karna aneh, sesekali tidak ada salahnya untuk mencoba."

Reyhan melirik Alysa. "Aneh juga melihat kamu mendadak bisa bicara lancar."

Alysa menggigit bibirnya gelisah. "Maaf."

Reyhan tersenyum kecil. Ia kemudian segera mencicipi makanan buatan Alysa. Sebuah menu sederhana yang cukup untuk membuat perut kosong Reyhan terisi.

Disisi lain, Alysa penasaran akan makanan yang sudah ia buat. Alysa ingin bertanya soal rasa. Namun, ia segan. Alysa takut pertanyaannya akan menganggu Reyhan.

"Duduk." titah Reyhan pada Alysa. Segera Alysa turut. "Mau mencoba?" tawar Reyhan.

Alysa menggeleng cepat. "Gak. Makasih."

Reyhan mengangguk, kemudian segera melanjutkan makan, sama sekali tidak ingin diganggu. Hingga suapan terakhir, Reyhan tidak berkomentar apapun soal makanannya. Itu berarti tidak ada yang salah dengan makanan buatan Alysa.

"Biar saya yang cuci," Alysa membawa bekas piring dan gelas yang telah digunakan oleh Reyhan. Dengan cepat, Reyhan menahannya.

"Tidak perlu." ucap Reyhan sambil memundurkan kursi bekas makannya. Dua langkah kaki dilakukan Reyhan semakin mendekatkan dirinya dan Alysa.

Mati Alysa, waktunya sudah akan dimulai. Malam ini, dirinya akan menjadi perempuan panggilan. Ia akan menyerahkan status perawannya pada Reyhan, Dosennya sendiri.

Terkutuk Alysa, ia memberikan keperawannya pada seorang laki-laki asing. Ia benar-benar tidak bisa menjaga dirinya sesuai yang diinginkan ayahnya. Satria. Ia sudah melanggar perjanjian seorang putri impian Ayahnya, demi uang 300juta yang ia butuhkan malam ini juga.

Nafas Alysa sudah mulai pendek-pendek, ketika tangan Reyhan sudah berani menjelajah wajah, menurun hingga leher jenjangnya. Mata Alysa tertutup rapat, ia tidak bisa menutupi kalau dirinya sangatlah takut melakukan kegiatan sex.

Kalau bukan karna keterpaksaan, sudah pasti ia akan sangat berani menampar tangan Reyhan yang tengah menjelajah leher jenjangnya. "Buka mata kamu."

Alysa perlahan membuka matanya. Dilihatnya Reyhan kini sudah tertunduk membungkuk di depannya. "Mata yang sangat indah." puji Reyhan.

Bibir Alysa ingin tersenyum atas pujian Reyhan. Tapi, ia sebisa mungkin menahannya. Ia tidak ingin larut dalam situasi yang dibuat oleh Reyhan.

"Ikut saya." Reyhan menarik tangan Alysa kuat. Ia berjalan lebih dulu, sedangkan Alysa berjalan terseok-seok mengikuti langkah cepat Reyhan.

Degup jantung Alysa berdetak sangat cepat. Jantung Alysa seperti selesai berolahraga berat, bahkan lebih. Kembali, keringat dingin muncul pada pelipis wajahnya. Alysa ingin kabur saja, lepas dari belenggu Reyhan.

Keduanya kini sampai di kamar utama Hotel. Reyhan mendorong tubuh Alysa ke pintu masuk, kemudian mengunci pintu cepat. Selesai dengan pekerjaannya. kedua tangan Reyhan segera meraih tengkuk Alysa.

"Kita mulai sekarang?" tanya Reyhan serius.

Kini, dengan sangat jelas Alysa bisa melihat bola mata gelap milik Reyhan dari dekat. Ia bahkan melihat kilatan hasrat yang Reyhan sembunyikan sejak Alysa memasak. Kembali Alysa menelan ludah, tenggorokannya kering.

"Se... ka... rang?" tanya Alysa takut.

"Hm... Sekarang."

Reyhan yang mulanya lekat melihat bola mata Alysa. Perlahan, kepalanya merunduk semakin mendekati wajah Alysa. Dan, pada akhirnya, Reyhan mendapatkan apa yang menjadi keinginanya sejak Alysa datang.

Sekarang, Reyhan tengah meraup rakus bibir Alysa. Tidak ada perlawanan apapun dari Alysa, ia ikut situasi yang terjadi sekarang. Akan tetapi kepalanya riuh sekali mencoba masih mencari cara agar terlepas dari Reyhan.

Sapuan bibir Reyhan meraup bibir Alysa begitu memabukkan. Dalam ciumannya, Reyhan sesekali mengecup kuat, sesekali menyisir gigi Alysa, atau sesekali pula Reyhan memainkan lidahnya. Kegiatan tukar saliva ini sangat membuat Alysa kewalahan. Reyhan sangat mencoba mempimpin. Alysa barang sebentarpun, tidak diberikan izin untuk mengambil nafas.

Masih dalam posisi berciuman. Tangan Reyhan ikut berkeliaran. Satu tangan kanannya ia gunakan untuk menahan tengkuk Alysa. Sedangkan tangan kirinya, ia gunakan sibuk untuk menjelajah Alysa pada bagian belahan belakang tubuhnya. Memulai dari mengelusnya, meremasnya hingga menamparnya kuat.

"Ahhh..."

Ciuman itu akhirnya bisa terlepas. Sialnya, Alysa sudah kalah lebih dahulu. Suara lenguhan itu bukti bahwa Alysa ikut menikmati permainan Reyhan. Sadar, ciuman keduanya sudah lepas, Alysa sebanyak mungkin meraup banyak oksigen yang bisa ia ambil. Sedangkan Reyhan, laki-laki itu sama sekali tidak mengambil nafas, ia semangat melanjutkan kebutuhan yang ingin ia capai.

Reyhan kini berada di leher jenjang Alysa, mulanya ia mengecup kecil-kecil menjelajah bagian yang ingin ia mau, setelah itu ia mencium Alysa kuat sambil mengigitnya. Alysa yakin, hal itu akan berbekas nantinya.

"Ahh..."

"Suara yang ingin aku dengar." bisik Reyhan

Luar biasa Alysa, pelanggan pertamamu menyukaimu. Seberapa besar kamu menolak, kamu berhasil dalam pekerjaan hina ini untuk menyenangkan tamu pertamamu. Bersamaan dengan itu, Alysa juga berhasil melukai kepercayaan Ayahnya sendiri yang sudah menjaga Alysa selama dua puluh tiga tahun.

Tepat, kala Alysa mengingat kasih sayang Ayahnya. Secara sadar, ia cepat mendorong tubuh Reyhan agar menjauh darinya. Beruntung, hal itu berhasil dilakukan Alysa.

Nafas Alysa turun naik, ia merunduk sebentar melihat bagian tubuh dibawah dagunya kini sudah menampakkan banyak warna merah, ulah Reyhan.

"Alysa, ada apa?" tanya Reyhan. Wajahnya, terlihat tampak kesal atas tindakan yang sudah dilakukan Alysa pada dirinya.

"Maaf... Saya minta maaf." tutur Alysa terengah-engah.

"Maksud kamu?" tanya Reyhan. "Jangan main-main Alysa. Saya tidak suka, kamu akan saya bayar." sentak Reyhan marah.

Alysa mengangguk cepat. Ia menenangkan diri sebentar, isi kepalanya berpikir keras bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang 300 juta itu, tanpa perlu melakukan hal menjijikan ini.

Alysa menutup mata sebentar, sudah merasa tenang ia kembali membuka mata, ia melihat kilatan marah mata Reyhan. Tatapan yang sangat tidak bersahabat sama sekali pada dirinya.

"Rey..." panggil Alysa pelan.

Kepala Reyhan tegak memandangi Alysa. Dadanya membusung marah, dengan kedua tangan terkepal kuat. Alysa melangkah, memberanikan diri lebih dekat dengan Reyhan. Tangan Alysa membawa kedua tangan Reyhan..

"Reyhan, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membuat kamu marah." tutur Alysa sambil menautkan kedua tangannya pada Reyhan, kemudian memeluk Reyhan erat.

"Alysa." tegur Reyhan, ingin mencoba lepas dari Alysa. Segera Alysa tahan.

"Maaf, aku pasti buat kamu marah ya." Demi Tuhan, Alysa benci suara mendayu yang saat ini ia tunjukkan untuk Reyhan.

"Kamu sudah membuat saya marah Alysa." sahut Reyhan geram.

Alysa mengangguk cepat sambil memeluk Reyhan, memberikan pergerakan kecil tepat di dada Reyhan dengan sapuan halus telapak tangannya. "Rey, aku bukan tidak mau melayani kamu. Tapi," Alysa menjeda ucapannya, menatap manik gelap milik Reyhan. "Aku sedang menstruasi."

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
By.dyy: siappp, stayyy yaaa
total 1 replies
Maira_ThePuppetWolf
ceritanya jagat banget thor, author harus lanjutin!
By.dyy: Ditunggu yaa. Terima kasih sudah membaca
total 1 replies
Blue Persona
Thor, saya ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya!
By.dyy: Hai ka, saya sudah up ya. Selamat membaca:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!