Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Mawar bersama dengan Rangga yang baru pulang sekolah, seperti yang sudah di janjikan oleh Mawar. Wanita itu menjemput Rangga yang baru pulang sekolah, sesampainya di rumah. Mawar segera meminta pelayan untuk membuatkan makan siang untuk Rangga.
"Mama, aku enggak lapar." Jelas Rangga dengan wajah malas.
"Kamu itu harus tetap makan, sekarang kau harus banyak makan sayur." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya, ia tahu betul jika Rangga kurang menyukai sayur-sayuran.
"Mama.. Enggak mau!" Jawab Rangga seraya merengek.
"No.. No.. No.. Enggak ada penolakan." Jelas Mawar dengan senyuman di wajahnya, di saat keduanya tengah berbincang-bincang Arga datang dengan berjalan santai ke arah Rangga.
Arga tersenyum tipis, "Ayah.." Panggil Rangga yang langsung memeluk ke arah Arga.
"Bagaimana sekolahnya, apa seru?" Tanya Arga dengan senyuman di wajahnya, Rangga dengan antusias menganggukkan kepalanya. Arga yang sedang, mengacak-acak rambut Rangga dengan perasaan gemas.
"Nanti sore kita pergi ke rumah eyang.." Ucap Arga dengan senyuman di wajahnya.
Mendengar hal itu Rangga yang terdiam, ia menundukkan kepalanya. "Jangan takut, Ayah ingin mengenalkan Mama ke eyang." Ucap Arga menjelaskan.
Mendengar hal itu Rangga tersenyum tipis, Mawar melihat ada sesuatu yang tidak beres antara Rangga dengan keluarga Arga.
...
Jam sudah menunjukkan waktunya untuk pergi ke kediaman keluarga Arga, Arga sudah menyiapkan sebuah pakaian yang nampak elegan namun terkesan sangat sopan untuk di pakai oleh Mawar.
Ketiganya naik mobil yang sama, selama di perjalanan Rangga terus memeluk Mawar dan enggan untuk melepaskan pelukannya dari mawar.
"Ku harap kau bisa berbaur dengan keluarga ku, dan jawab semua pertanyaan dari mereka sebaik mungkin. Meski harus ada bumbu kebohongan." Jelas Arga dengan wajah serius.
"Kenapa aku harus pergi ke rumah keluarga mu? Bukankah ini tidak perlu di lakukan." Ucap Mawar dengan wajah sedikit kesal.
"Ingat, di mata semua orang. Pernikahan ini adalah sebuah kenyataan.." Jelas Arga dengan mata yang menatap ke arah Mawar, pria itu seakan kembali mengingatkan jika meski ini hanya sebuah pernikahan kontrak namun ia tidak ingin sampai orang tahu akan hal itu, termasuk keluarganya.
mobil yang di tumpangi oleh Arga dan Mawar pun berhenti di depan sebuah mansion yang besar, gerbang besar pun di buka secara otomatis. Seorang Satpam tersenyum dan memberikan hormat saat Arga masuk ke dalam rumah.
Mawar melihat sebuah rumah dengan ukuran yang sangat besar, bahkan ini lebih besar dari rumah Arga.
"Ini rumah keluarga mu?" Tanya Mawar dengan mata yang menatap ke arah Arga.
"Iya, kau pikir ini rumah siapa?" Tanya Arga dengan senyuman mengejek, ia ingin tertawa saat melihat ekspresi wajah Mawar yang seakan belum pernah melihat rumah besar seperti ini.
Seorang pelayan wanita langsung menghampiri mobil Arga dan membukakan pintu mobil itu, namun mata pelayan itu sedikit terkejut saat membuka pintu mobil dan melihat seorang wanita asing tengah di peluk oleh Rangga.
Mawar tersenyum tipis, lalu keluar dari mobil bersama dengan Rangga. "Terimakasih." Ucap Mawar.
Arga yang ikut keluar dari mobil pun langsung berdiri di samping Mawar, ia memegang tangan Mawar dan mengajak wanita itu masuk ke dalam rumah. Saat masuk ke dalam rumah, Mawar melihat beberapa orang tengah duduk di ruangan yang sangat besar. Ia yakin jika ini mungkin adalah ruangan keluarga, Mawar merasa tatapan semua orang kini tertuju padanya bahkan tatapan para pelayan sekali pun.
"Siapa wanita yang kau bawa ini?" Terdengar sebuah pertanyaan langsung terlontar dari mulut seseorang.
mawar menoleh ke arah orang yang mengajukan pertanyaan, ia melihat sosok wanita paruh baya dengan sedikit uban di rambutnya. Tak lupa dengan pakaian kebaya yang nampak sangat pas di tubuhnya, wanita itu terlihat sangat elegan dan juga berwibawa.
"Ibu, maaf aku baru pulang. Ini adalah Mawar, dia istri ku." Jelas Arga dengan senyuman di wajahnya.
Seketika tidak ada ekspresi bahagia di wajah semua orang, mereka nampak terkejut dan tak suka saat Arga mengatakan hal itu.
"Arga, jangan bercanda. Bagaimana bisa kau menikah tanpa meminta persetujuan dari ku." Ucap wanita paruh baya itu, Ayu menatap sosok Mawar yang berdiri tak jauh darinya. Ia dengan jelas menatap tak suka ke arah Mawar.
"Ini adalah pernikahan ku, jadi tidak ada yang bisa menentang." Jelas Arga.
Ia tersenyum ke arah Mawar, Mawar lalu tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Ayu. "Selamat sore Ibu." Ucap Mawar yang hendak mencium tangan Ayu.
Tapi Ayu sama sekali tidak merespon dan memilih mengabaikan Mawar secara terang-terangan.
"Arga, kau menikah dengan wanita yang bahkan kita tidak tahu babat bibit dan bobot nya. Itu bukan suatu hal yang bagus!" Paman Arga langsung buka suara dan ikut menentang apa yang dilakukan oleh Arga.
"Paman Gani, sebaiknya kau jangan ikut campur." Jawab Arga dengan senyuman di wajahnya.
"Arga, aku berharap banyak kepada mu. Tapi kau malah melakukan kesalahan yang sama seperti Kakak mu." Ucap Ayu dengan sangat marah, ia langsung bangkit dan segera pergi meninggalkan Arga dan juga Mawar.
Mawar merasa tidak nyaman dengan penolakan keras yang dilakukan oleh Ayu dan keluarga Arga yang lain, meski ini hanya sebuah sandiwara namun ia tetap merasakan perasaan tak nyaman.
"Sebaiknya kita pergi ke kamar." Ucap Arga yang langsung mengajak Mawar dan Rangga untuk masuk ke dalam kamar yang ada di lantai dua.
Di dalam kamar, Mawar menidurkan Rangga. Setelah sampai di rumah ini, Rangga langsung tertidur pulas karena anak itu tidak sempat tidur siang.
"Wajar sih jika ibumu sangat marah, karena kau tidak bilang dan tiba-tiba pulang bawa istri." Jelas Mawar dengan tawa di wajahnya.
Tapi wajah Arga nampak serius, ia seakan tengah berada di fase tidak ingin bercanda. Melihat hal itu Mawar hanya bisa diam dan bingung, ia dan Arga berencana untuk menginap 1 malam. Namun melihat situasi saat ini, ia merasa ingin membawa Rangga bersamanya dan pergi dari tempat ini.
Di benak Mawar terdapat sebuah pertanyaan tentang apa yang dilakukan oleh Kakaknya Arga, sampai Ayu mengatakan hal seperti itu.