"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Hari berikutnya...
Sam keluar dari kamar apartemen ia sudah siap untuk menjalankan proyek, begitu pun juga dengan Naura. Keduanya saling tatap namun tidak lama Naura memilih pergi duluan, tidak ada basa-basi karena Naura masih kesal dengan ulah Sam yang membatalkan kesepakatan.
Melihat dirinya ditinggal, Sam memilih acuh menyusul di belakang, ia tahu kekesalan yang dirasakan Naura terhadapnya. "Tak masalah asalkan dia masih dalam genggamanku."
Dalam menjalankan proyek yang bisa dikatakan sudah mencapai 50%, Naura menyibukkan diri karena malas berhadapan dengan Sam. Novan sendiri yang menggabungkan mereka berdua di lokasi B, Naura maupun Sam keduanya sibuk mengurus dokumen penting.
Tak terasa siang tergantikan dengan sore.
Kini di perusahaan hanya menyisakan Sam, Naura dan Novan usai melaksanakan kumpulan, para petinggi lain sudah berlalu pergi.
"Apa kalian akan pulang bersama?." Tanya Novan yang setiap proyek selesai di ruangan itu hanya tersisa Sam dan adiknya Naura.
"Enggak kak." Potong Naura sambil melirik Sam yang ternyata menatapnya juga. "Aku ingin mengetahui pria yang waktu itu kakak katakan, jadi sebelum pulang mari mengobrol." Lanjut Naura.
Sam mengerutkan kening menatap tajam Naura.
Mendengar ucapan adiknya Sam terkejut sekaligus exited ini langka jika Naura mau membahas soal pria, dan tentunya Novan tidak akan melewatkan itu. "Oke ayo kita bicarakan."
Kini Naura dan Novan menatap Sam seolah memberi kode agar dirinya cepat berlalu karena akan membahas soal privasi. "Ah Sam kau masih di sini apa ada sesuatu yang ingin kau katakan juga?." Tanya Novan.
"Tentu saja! aku juga ada hal penting yang harus dibicarakan hanya berdua denganmu." Timpal Sam penuh penekanan.
Novan bingung sendiri dua-duanya penting dan tak mau dilewatkan, kemungkinan Sam akan membahas saham yang ditanam pada perusahaan Novan sekitar 6 bulan lalu. Tapi bagaimana dengan adiknya?.
"Naura kamu bisa pulang duluan nanti kakak akan berkunjung ke apartemenmu." Ujar Novan mengambil keputusan.
Wajah Naura tampak masam kesal dengan kakaknya. "Padahal aku adikmu bukan Sam, tapi yasudah silahkan nikmati waktu ngobrol kalian berdua." Setelahnya Naura mengambil tas lalu pergi dari ruangan itu hanya menyisakan Sam dan Novan.
"Oke ada apa Sam?."
Sam tak langsung menjawab ia mengambil rokok menyalakan korek lalu menghisapnya, Novan peka jika sahabatnya sedang banyak pikiran. "Apa ada sesuatu? kau seperti ini biasanya bukan karena pekerjaan."
"Batalkan jika Naura ingin menemui pria yang tadi kalian bicarakan." To the point Sam.
Novan menatap Sam dengan tatapan yang tak bisa diartikan. "Apa maksudmu?."
"Mungkin sudah seharusnya kau tahu, aku menginginkan Naura Van."
Jawaban Sam membuat Novan semakin terkejut, pantas saja semenjak pertemuan keluarga itu Sam sering bertanya mengenai adiknya. "Apa Naura termasuk salah satu alasan mengapa Giselle dan dirimu bercerai? jika iya aku tak setuju!."
Sam menggeleng. "Tidak ada hubungannya, kau sudah tahu sendiri aku merencanakan perceraian 1 tahun yang lalu."
Novan masih tak menyangka. "Jika hatimu hanya penasaran dengan adikku jangan dilanjutkan, aku tak segan menentang hubungan kalian jika terjadi." To the point Novan yang tak mau jika adiknya dipermainkan.
"Apa aku terlihat seperti itu Van?."
Novan terdiam ia tahu bagaimana sosok Sam. "Apa Naura dengan mudahnya dapat memasuki hatimu? bahkan Giselle sendiri yang lama bersama tidak membuahkan hasil."
"Itu yang terjadi padaku saat ini dan jika harus, aku akan segera menikahi Naura."
"Sam!??." Novan kesekian kalinya terkejut dengan ucapan Sam. "Secepat itu? apa Naura mengetahui ini? kau tahu sendiri adikku bagaimana."
"Naura tahu dan aku akan berusaha untuk mendapatkan hatinya, di sini aku butuh dukungan mu Van." Timpal Sam.
Novan tak langsung menjawab ia menatap wajah sahabatnya. "Kelihatannya kau ingin cepat-cepat menikahi Naura, tidak perlu buru-buru ada apa?."
"Aku takut tak bisa menahan diri."
"Maksudmu!!?." Novan tak bisa berpikir jernih lagi.
Sadar dengan ucapannya yang keceplosan Sam menyunggingkan senyum tipis. "Maksudku, aku tak bisa menahan diri untuk tak emosi melihat Naura merencanakan pertemuan dengan pria lain termasuk pria yang tadi kalian sebutkan."
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.