Azzam pergi ke sebuah desa pelosok untuk mengecek tempat yang mau di buat sebuah sekolah tanpa di duga dijalan dia diberhentikan beberapa preman yang memalaknya semuanya diambil bahkan Azzam sampai di tendang ke jurang hingga dia tidak sadarkan diri.
bagaimana nasib Azzam selanjutnya ikutin ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4
Seminggu berlalu Azzam sudah membaik selam itu pula Zahra merawatnya dengan telaten tapi jangan di tanya apakah mereka seperti pasangan suami istri pada umumnya jawabannya tentu tidak.
Mereka lebih seperti majikan dan pembantu Zahra seperti membatasi kedekatannya dengan Azzam.
Sekarang Azzam sudah bisa berjalan sendiri walau masih sedikit pincang sebetulnya Azzam ingin mengenal Zahra tapi Zahra hanya bicara seperlunya saja.
Saat malam tiba Azzam sering melihat Zahra duduk termenung di teras rumah sambil menghadap ke langit.
Diam-diam Azzam sering melihat Zahra saat sedang memandangi langit entah kenapa Azzam suka melihatnya baginya Zahra terlihat sangat cantik kalau tersorot terangnya dari pencahayaan langit malam.
Entah kenapa malam ini Azzam memberanikan diri untuk mendekat ke arah Zahra berada dia sudah duduk di kursi sebelah Zahra tadi mau ikut duduk di bawah tapi Zahra melarang karena kakinya masih luka.
"Sebaiknya anda istirahat biar cepat sembuh dan anda bisa segera pergi"Kata Zahra tanpa menoleh ke arah Azzam.
"Apa kamu mau mengusirku kita kan sudah menikah".
"Anda tidak usah pikirkan soal pernikahan itu anda bisa menganggap pernikahan itu nggak pernah ada"Kata Zahra tanpa di sadari Azzam mengepalkan tangannya dia tidak suka omongan Zahra barusan.
"Apa kamu punya hp?"Tanya Azzam.
"Tidak, disini susah sinyal makanya orang jarang punya hp tapi kalau kamu mau menelpon keluarga mu saya akan antarkan ke rumah pak RT disana kadang ada sinyal".
"aku mau memberi tahu keluargaku kalau aku baik-baik saja".
"Besok saya anterin"Janji Zahra"Aku masuk dulu".
Setelah Zahra pergi Azzam tidak langsung beranjak ikut masuk dia menghela nafas mengingat kejadian yang dialaminya dia tidak menyangka hidupnya seperti ini.
Menikah kilat dengan orang yang baru dikenal dan hidup seperti ini jauh kata layak.
"Kenapa belum tidur nak Azzam?"Tanya pak Sapto saat pulang dari ronda malam.
"Belum ngantuk yah"Jawab Azzam.
"Kamu mikirin tentang semua yang terjadi sama kamu dan Zahra ya"Tebak pak Sapto ikut duduk di sebelah Azzam.
"iya ayah"Jawab Azzam.
"Ini semua hanya salah paham kalau kamu mau menalak Zahra nggak masalah karena nak Azzam pasti punya kehidupan di kota".
"Maksud anda gimana yah menurut saya pernikahan itu bukan mainan dan saya hanya akan menikah sekali dalam hidup saya".
"Tapi bagaimana kehidupan nak Azzam?".
"Saya kesini sebenarnya mau mengurus bangunan sekolah itu yah".
"Jadi nak Azzam mandornya"Pak Sapto memotong ucapan Azzam.
"Bukan hanya mandor yah tapi aku juga pendiriannya"Kata Azzam dalam hatinya sambil mengangguk.
"Syukurlah akhirnya pembangunan sekolah itu di lanjutkan Zahra bisa mengajar di sekolah itu lagi"Ucap pak Sapto sambil bersyukur merasa lega.
"Maksud anda Zahra seorang guru?"Tanya Azzam mengernyitkan dahinya.
"Iya nak Azzam karena dari semua gadis disini hanya dia yang tamat SMA,dulu dia rela pergi ke desa sebelah untuk sekolah di sana".
"Apalagi rahasia kamu Zahra kenapa semakin kesini aku semakin tertarik"ucap Azzam yang mampu di ucapkan dalam hati.
"Bagaimana keadaan kaki nak Azzam?".
"Sudah agak membaik".
"Syukurlah nak Azzam".
"Rencananya besok aku mau ke rumah pak RT untuk mengabari orang tuaku yah kalau aku baik-baik saja dan sekalian mau melihat keadaan pembangunan sekolah itu".
"Kalau begitu nak Azzam cepatlah tidur biar besok nggak kesiangan takut nanti pak RT keburu ke sawah"Suruh pak Sapto.
Pak Sapto membantu Azzam berdiri untuk masuk kedalam rumah di dalam rumah terlihat Zahra yang sudah tertidur di atas tikar sambil meringkuk kedinginan karena kamarnya di buat tidur Azzam.
Rumah Zahra hanya terdiri satu kamar dan tempat tidur pak Sapto hanya dibatasi dengan tirai.
lanjut ceritanya...
kalo boleh kasih masukan, nanti peran zahra di buat jadi perampuan yg tangguh ya thor/Pray//Smile/... jangan yg diam aja kalo di hujat apalagi di rendahkan....
samangat terus berkarya thor/Good/