NovelToon NovelToon
Aku Hanya Wanita Biasa

Aku Hanya Wanita Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Wanita Karir / Careerlit
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Wanita, seorang insan yang diciptakan dari tulang rusuk adamnya. Bisakah seorang wanita hidup tanpa pemilik rusuknya? Bisakah seorang wanita memilih untuk berdiri sendiri tanpa melengkapi pemilik rusuknya? Ini adalah cerita yang mengisahkan tentang seorang wanita yang memperjuangkan kariernya dan kehidupan cintanya. Ashfa Zaina Azmi, yang biasa dipanggil Azmi meniti kariernya dari seorang tukang fotokopi hingga ia bisa berdiri sejajar dengan laki-laki yang dikaguminya. Bagaimana perjalanannya untuk sampai ke titik itu? Dan bagaimana kehidupan cintanya? Note: Halo semuanya.. ini adalah karya keenam author. Setiap cerita yang author tulis berasal dari banyaknya cerita yang author kemas menjadi satu novel. Jika ada kesamaan nama, setting dan latar belakang, semuanya murni kebetulan. Semoga pembaca semuanya menyukainya.. Terimakasih atas dukungannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Dikunci

“Mi, kamu ada masalah apa dengan para wanita?” Tanya Romi.

“Masalah apa? Tidak ada, Mas.”

“Kenapa mereka melihatmu seperti tidak suka?” Romi memberikan isyarat dengan lirikannya.

Mereka saat ini sedang berada di kantin mess karyawan karena acara makan malam yang diadakan oleh HR departement yang membeli hasil buruan dari orang kampung. Dan Azmi terlihat mencolok karena duduk di kursi yang penuh dengan laki-laki. Tempat duduk yang diatur sesuai dengan departement masing-masing membuatnya harus berada di tengah-tengah laki-laki termasuk 2 bosnya.

Dari semua departement, hanya Azmi yang merupakan satu-satunya wanita sedangkan barisan yang dimaksud Romi adalah kursi departemen Plan. Ada 5 wanita disana.

“Mungkin ada yang baksir Mas Romi atau Kak Dino, makanya menatap tidak suka karena aku ada diantara kalian.” Dino yang sedari tadi mengabaikan sekitarnya menatap Azmi.

“Aku tidak suka.” Katanya singkat.

Azmi dan Romi melihat kearah Dino yang kembali fokus dengan ponselnya.

“Mereka tidak akan berani menyukai Dino. Dia itu terkenal sebagai kulkas berjalan.” Kata Budi yang ada diseberang meja.

“Lalu, kenapa mereka tidak suka denganku?” Tanya Azmi.

“Anggap saja mereka iri denganmu, Non!”

“Apa yang di iri dariku? Bukankah mereka sudah bekerja lebih lama dariku?”

“Hati wanita itu rumit! Siapa yang tahu alasannya?” Kata Romi cuek.

“Pantas saja pacarmu selalu kabur!” Ejek Budi.

“Apa hubungannya?”

“Sikapmu yang terlalu cuek itu membuat wanita tidak diperhatikan.”

“Aku tidak bisa sepertimu yang takut dengan istri!” Romi balas mengejek.

“Bukan takut istri! Aku menjaga perasaannya, aku menurut dengannya karena ingin membahagiakannya.”

“Tetap saja takut istri namanya!”

Romi dan Budi berakhir saling ejek, membuat Azmi hanya diam mendengarkan. Saat makanan disajikan, Dino mengatakan kepada Azmi untuk tidak makan terlalu banyak. Hal ini dikarenakan hewan buruan yang dibeli adalah kijang. Daging kijang bersifat panas seperti daging kuda jadi dianjurkan makan secukupnya. Azmi mengangguk sambil tersenyum.

Semua orang makan dengan lahap karena jarang-jarang mereka bisa menikmati daging kijang hasil buruan. Selain daging kijang yang dimasak bistik, pihak kantin juga memasak sup, dan sayuran lain sebagai pendamping. Azmi mengambil daging rusa satu sendok dan mengambil urap sebagai teman makan.

Selesai makan, semua orang satu persatu berpamitan. Sebagian kembali ke mess dan sebagian pulang ke rumah, termasuk Azmi. Hari yang sudah malam, membuat Azmi melajukan motornya dengan perlahan. Tidak ada yang searah dengannya karena rata-rata kearah yang berlawanan dengannya. Begitu sampai dirumah, Ayah Azmi sudah menunggunya di teras.

“Bagaimana acaranya?”

“Hanya makan-makan saja, Yah. Ada yang membeli kijang dari orang Legai, makanya semua orang diundang untuk makan-makan.”

“Kamu makan?”

“Iya, Yah. Tapi sedikit saja, rasanya seperti daging sapi tapi tidak berlemak.”

“Daging kijang memeng rendah lemak. Bagus untuk jantung dan mencegah anemia. Sana bersihkan diri lalu istirahat, besok kamu masih bekerja.”

“Iya, Yah.”

...****************...

Beberapa minggu kemudian, Azmi yang selalu mengambil jalan memutar bertemu dengan gerombolan wanita departemen Plan di dekat toilet. Entah kenapa mereka bisa kebetulan mengantre di toilet. Azmi ingin berbalik, tetapi dirinya sudah ingin buang air kecil. Tidak ada toilet lain, selain disini. Terpaksa Azmi menunggu disana.

“Enak ya, dikerubungi laki-laki? Sudah seperti lebah mengerubungi bunga. Sayangnya bunga bangkai.” Celetuk salah satu dari mereka.

“Kalau bunga bangkai, bukan lebah tapi lalat.”

Azmi hanya diam tidak menghiraukan mereka. Ia memilih masuk ke toilet untuk segera menuntaskan keinginannya dan pergi dari sana. Tetapi harapan Azmi tak berjalan mulus karena ia justru tidak bisa keluar dari toilet. Ada yang menguncinya dari luar. Ia tak membawa ponselnya sehingga ia hanya bisa berteriak, berharap ada yang menolongnya. Nahas, tak ada orang yang ke toilet setelah Azmi masuk, jadi ia menunggu lama dengan tetap mengetuk pintu. Sampai beberapa saat kemudian ada yang membukakan pintu.

“Azmi?” Seru Serli.

“Terima kasih, Mbak!”

“Kamu ada masalah dengan wanita-wanita itu?”

“Aku juga tidak tahu, Mbak. Mereka tahu-tahu memusuhiku.”

“Kamu harus melawan! Mereka sudah keterlaluan dengan mengunci kamu disini! Sudah berapa lama kamu disini?”

“Ada setengah jam, Mbak.”

“Segera kembali sana!”

“Sekali lagi terima kasih ya, Mbak!” Azmi menyalami Serli dan segera berlari kembali ke Warehouse.

“Kemana saja kamu!” Bentak Pak Suwito.

“Maaf, Pak. Saya dari toilet.”

“Apa yang kamu lakukan ditoilet sampai selama ini?”

“Sakit perut, Pak.” Azmi terpaksa berbohong.

Kalaupun Azmi jujur, yang ada ia akan dikira mengada-ada karena tidak adanya bukti.

“Sakit perut? Kenapa tidak bilang? Ke klinik sana untuk mendapatkan obat!”

“Ini sudah mendingan, Pak. Nanti kalau tidak tahan, saya akan ke klinik.”

“Baiklah!” Pak Suwito tidak bertanya lebih lanjut.

Azmi masuk kedalam ruangannya dengan nafas lega. Benar apa yang dikatakan Serli, ia harus melawan. Selama ini ia hanya diam karena malas berurusan dengan mereka. Tetapi tindakan mereka keterlaluan, maka ia akan melawan balik.

Sampai jam pulang, Azmi tidak ada keluar dari Warehouse karena banyaknya pekerjaan. Baik itu dari Warehouse maupun dari oil and fuel. Ia sudah seperti asisten dari dua admin. Budi dan Pur sampai membantu pekerjaan Azmi agar cepat selesai.

Begitu sampai rumah, Azmi sampai tidak membersihkan diri tetapi langsung tertidur. Ayah dan Ibunya hanya diam, karena mereka tahu beban kerja Azmi seperti apa. Saat adzan maghrib, Egi membangunkannya.

“Kakak sakit?”

“Tidak. Hanya lelah saja. Aku mandi dulu.”

Selesai mandi, Azmi melaksanakan sholat maghrib. Ia menyempatkan membaca Al-Qur’an sebentar karena selama bekerja, dirinya sudah jarang membukanya.

“Kak, ayo makan diluar!”

“Makan apa?”

“Mia ayam dan bakso bagaimana?”

“Boleh. Ayah dan Ibu bagaimana?”

“Tidak ikut. Katanya ada arisan paguyuban di Tanjung Raya.”

“Bentar, aku siap-siap dulu.” Egi mengangguk dan menunggu Azmi di luar.

Mereka berangkat ke warung mie ayam dan bakso langganan mereka. Mereka memesan 2 porsi mie ayam dan satu porsi bakso tanpa mie. Saat makan, Egi tidak sengaja mendengar percakapan orang yang ada dibelakangnya. Mereka membicarakan temannya yang mengunci seseorang bernama Azmi dikamar mandi. Egi terkejut saat mereka menyebut nama Azmi. Kebetulan atau tidak, Egi akan tahu kalau bertanya kepada Azmi.

Setelah rombongan yang ada di belakang bubar, Egi berbicara dengan lirih. Azmi terkejut sang adik tahu apa yang dialami siang tadi.

“Tidak perlu terkejut seperti itu, aku mendengar dari orang-orang yang baru saja keluar tadi.” Azmi tidak memperhatikannya.

“Iya. Itu aku. Tidak tahu kenapa mereka memusuhiku. Tapi aku baik-baik saja, tenang saja.”

“Kenapa tidak dilaporkan?”

“Untuk apa? Ini dunia kerja, bukan lingkungan sekolah. Kecuali ada bukti yang memperlihatkan perbuatan mereka, maka akan ditindaklanjuti.”

Egi terdiam. Ia tidak tahu dunia kerja seperti apa. Ia hanya bisa berdoa semoga kakaknya baik-baik saja.

1
indy
sabar y azmi
indy
lanjut
indy
lanjut kakak
indy
semoga di tempat baru azmi bisa lebih sibuk sehingga dapat melupakan kenangan buruk
indy
semoga azmi nanti sukses
indy
selamat ya azmi
Meymei: Terima kasih kak (Azmi)
total 1 replies
indy
cepat move on azmi
indy
kasihan Azmi
indy
Ternyata priyo gak bisa mendaki, bukan karena prinsip
Sulfia Nuriawati
suami aneh, mw saling mengenal tp cm azmi yg ada usaha, lah priyo blm apa² cm tw marah aja, serem sm yg kyk gt sifatnya bs² anemia🤭🤭🤭
Meymei: Hehehe sabar ya kak..
total 1 replies
indy
sabar ya Azmi...
Meymei: Aq sabar kak (Azmi)
total 1 replies
indy
semoga azmi kuat
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
lanjut kakak
Meymei: Siap kak 😊
total 1 replies
indy
priyo sat set, semoga dia orang baik
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
telaten sekali azmi
Rian Moontero: kusuka ceritanya kak Mey👍👍
semangaaat🤩🤩🤸🤸
Meymei: Hihihi 🤭
total 2 replies
indy
semangat azmi
Meymei: Siap kak! (Azmi)
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
Dewi Masitoh
hadir kak😊
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!