Kisahku Belum Usai

" Bagaimana dek hasil meeting kemarin?" jo kembali bekerja setelah urusan untuk acara pernikahan selesai tinggal menunggu acara hari H saja.

" Beres kak semuanya udah dibahas nanti kak Javi kasih laporan kok, oh iya kak pak Nathan diundang juga kan?" melihat interaksi hangat kedua kakaknya membuat Amel merengut.

Jo menganggukkan kepalanya karena setaunya semua undangan sudah disebar termasuk Nathan.

" Udah kok, tapi nanti coba kakak cek lagi" Jo dan Nindy melanjutkan makannya.

" Kalian lupa kalau disini ada aku? Bisa ga kalau bahas kerjaan ditempat lain aja" Amel menyanggah obrolan kedua kakang dengan tatapan tajam kearah Nindy.

" Kenapa? Apa ada yang salah?" Ibra yang menyahut kali ini.

" Pah kenapa sih kalian selalu saja membela Nindy, apa kalian lupa kalau disini ada aku? kak Jo juga lebih peduli sama Nindy padahal aku adik paling kecil yang butuh bimbingan" Amel kembali memulai aksi dramanya.

Nindy hanya menghela nafas dalam, masih pagi ada aja yang harus diributkan bukankah semuanya sudah dia ambil?.

" Amel peduli yang mana yang dianggap kamu tidak adil? Coba sebutkan supaya papa dan kakakmu tau, apa tadi Nindy? Panggil yang benar karena dia kakakmu" Ibra menghentikan kegiatan makannya saat berbicara.

Clara mengelus lengan Amel dengan menggelengkan kepala, memberikan ucapan seolah sang anak tidak perlu memperbesar pikirannya saat ini.

" Kalian terlalu memanjakan dan selalu membanggakan kak Nindy padahal aku juga punya prestasi yang bahkan lebih dari dia, buktinya mantan kekasihnya saja berpaling sama aku" Amel dengan begitu percaya diri membanggakan dirinya sendiri.

Nindy menoleh kearah Amel dengan senyuman tipis dan menggelengkan kepalanya, Nindy merasa energinya harus ditabung untuk menyelesaikan pikirannya hari ini.

" Nindy rela melepaskan impiannya untuk menjadi model karena kamu ingin menjadi model, Nindy rela bekerja di perusahaan karena menggantikan posisi kamu" Jo menjelaskan kesalahan Amel yang tidak dia sadari.

" Ya itu kan karena dia juga mau bukankah kewajiban seorang kakak menyenangkan adiknya?" entah Amel terbuat dari apa sampai-sampai masih saja egois.

" Sudahlah masih pagi, tidak baik juga bertengkar dihadapan makanan" Nindy segera menyelesaikan makanya.

" Kak Jo hari ini berangkat bareng aku ya, soalnya aku ada pemotretan didaerah Deket kantor kakak tapi aku maunya berdua" Amel menyeloroh.

Nindy sudah merasa energinya berkurang padahal tidak ikut berbicara memutuskan untuk segera pergi ke kantor sendiri, kebetulan sore ini Nindy akan bertemu dengan sahabatnya Lily yang akhir pekan ini akan menikah.

" Aku duluan semuanya selamat beraktivitas" Nindy langsung bangkit dari duduknya tidak lupa mengecup sang papa, tapi tidak dengan sang mama yang hanya menganggukkan kepalanya saat tatapan bertemu dengan Clara.

Clara merasa hatinya kosong karena benar-benar jauh dengan Nindy, rasa bersalahnya semakin besar meskipun Nindy tidak pernah berkata kasar selama ini Nindy masih menghormati dengan baik dirinya.

🌟

Pukul 17.30 wib

Kini disalah satu cafe sudah duduk dua wanita cantik yang sedang berbincang hangat.

" Bagus deh kalau lo udah lepas dari si bekantan itu, cocok deh sama si sundel itu" Lily adalah satu-satu sahabat Nindy.

Bahkan Lily sangat tahu bagaimana keluarga Nindy, hubungan Nindy dengan adiknya dan tidak kaget ketika mendengar sang mantan kekasih dengan adiknya berselingkuh.

" Yah gitu deh, terus gimana persiapan pernikahan lo aman?" Nindy memang akan menjadi pengiring pengantin disaat acara pernikahan Lily.

" Malemnya lo nginep ya kita habisin waktu berdua oke ga? gue ga terima bantahan sih hahah"

Kini kedua sahabat itu bercerita dengan bebas diiringi gelak tawa, kadang cemberut dan berbagai Ekspresi lainnya.

Ketika tengah menikmati makanan penutup tiba-tiba saja keduanya dikagetkan dengan kehadi seorang lelaki yang duduk disamping Lily tanpa permisi.

" Pantes belum pulang, dicariin mama" suaranya sangat khas ditelinga Nindy.

Ketika menoleh benar saja itu Nathan yang sedang duduk dengan kedua tangannya dilipat didepan dada, duduk menyandar dengan santai.

" Loh Abang, kenapa disini? Sama siapa?" Lily yang kaget dibuatnya langsung memberondong pertanyaan.

Plot twist apalagi ini Tuhan....

" Kamu ditanya malah balik tanya, bukannya jawab" Nathan melirik kearah Nindy yang terlihat gugup.

" Ahh Abang kenalin ini Nindy sahabat aku, yang sering aku ceritain sama Abang" Lily memperkenalkan sahabatnya kepada sang kakak.

" Ohh jadi ini sahabat terbaik kamu itu, Abang udah kenal kok iya kan nin" Nathan menyeringai puas melihat wajah Nindy yang sudah menunduk karena malu.

" Ahh selamat sore mas Nathan, jadi lily itu adiknya mas ya" Nindy menjawab dengan gugup entah mengapa jantungnya selalu bergoyang ketika berdekatan dengan Nathan.

Lily merasa heran akhirnya diceritakan oleh Nathan awal pertemuan sampai proyek kerjasama yang akan mereka laksanakan dalam waktu dekat, tentu saja Kiky sangat bahagia mendengar ceritanya sepertinya niat untuk menjodohkan sang kakak dengan sahabatnya akan mendapatkan jalan mudah.

Kini ketiganya terlibat obrolan hangat, tanpa disadari Lily menghubungi sang calon suami untuk menjemputnya dan tentu saja mobil sang kakak akan dia bawa karena Eriko asisten pribadi sang kakak sekaligus calon suaminya akan datang menggunakan taksi online.

" Sayang... Loh Nona Nindy" Eriko yang kaget melihat ada Nindy disamping calon istrinya.

" Loh bang kok disini juga" Eriko semakin dibuat bingung saat ini.

Akhirnya Lily menjelaskan siapa Nindy dan Eriko langsung mengerti yang dimaksudkan Lily saat ini langsung mengajaknya untuk pulang tentu saja dengan membawa kendaraan sang kakak.

" Mas, nanti aku antar kerumah pakai kendaraanku" Nindy dan Nathan kini tengah bersiap untuk pulang.

" Aku saja yang antar kamu pulang, besok kan kita ke proyek nanti aku jemput kita berangkat bareng nin" Nathan yang senang dengan rencana sang adik kini terlihat bersemangat.

" Nanti bolak-balik capek, ngerepotin lagi" Nindy yang merasa tidak enak menolak halus tapi Nathan memaksa akhirnya Nindy menyetujui.

Sesampainya dirumah Nathan tidak langsung pulang justru meminta izin untuk bertemu dengan Ibra dan juga Jonathan.

Nindy langsung izin pamit masuk kekamar meninggalkan ketiga pria beda generasi dengan segala obrolannya.

" Jadi begitu om, kak Jonathan apakah saya diberikan izin?" Nathan adalah lelaki yang tau sopan santun, saat ini dirinya tengah meminta izin untuk lebih dengan dengan Nindy.

Rencana untuk membawa mobil Nindy dan besok akan pergi bersama ke proyek pun Nathan ceritakan, membuat Ibra dan jo merasa dihargai dan tentu saja memberikan izin karena melihat kesungguhan dari Nathan.

Setelah selesai dengan perbincangan mereka waktu yang sudah larut akhirnya membuat Nathan pamit untuk pulang dan obrolan malam ini diakhiri dengan hasil yang baik membuat Nathan semakin yakin akan perasaannya saat ini.