Rea, wanita polos yang tidak paham soal begituan.
"Tuan, kenapa punya tuan jadi keras?"
"Astaga Rea, apa kamu belum pernah melihat yang seperti itu?" Rea menggeleng.
"Tuan kenapa buka-buka, saya malu!"
***
Kisah seorang wanita yang dijadikan sebagai penghangat ranjang majikannya dengan gaji yang mahal. Sebenarnya Rea ingin menolak, tapi mengingat jika sang ibu membutuhkan biaya untuk berobat akhirnya Rea pasrah.
Lalu bagaimana jika semakin lama Rea menggunakan perasaannya pada sang Tuan muda? Rasa cinta yang tidak seharusnya datang itu terus saja mengalir begitu deras.
Apakah Rea akan mendapatkan balasan dari Tuan Kenzo yang nyatanya memang sudah tertarik pada Rea sejak pertama kali bertemu.
Jangan lupakan jika Kenzo seorang Casanova yang sudah sangat berpengalaman dengan dunia wanita.
Simak kisah cinta rumit Kenzo dan Rea hanya di sini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Happy Reading.
Rea berjalan masuk ke dalam ruangan Kenzo setelah mengembalikan ponsel klien pria itu yang tertinggal. Wanita itu tersenyum menatap Kenzo yang juga tengah menatapnya.
Kenzo menatap Rea dengan tatapan tajam, namun gadis itu sepertinya tidak tahu jika majikannya tengah menahan amarahnya.
"Apa maksud kamu pergi nyamperin Tuan Axelo dibawah?" Rea yang akan duduk sedikit terkejut ketika Kenzo bertanya seperti itu.
"Kok tuan tahu kalau saya pergi mencari Tuan Axel?" Rea malah balik bertanya.
"Huh, kenapa? Kamu suka sama dia?" Ketus Kenzo.
"Kok Tuan bertanya seperti itu? Tentu saja saya tidak berani seperti itu, Tuan Axelo itu sudah punya pacar," ujar Rea melanjutkan duduknya.
"Kalau tidak punya pacar, kamu mau sama dia?"
"Ya tentu tidak, saya tahu diri Tuan, saya ini siapa," jawab Rea.
Kenzo masih merasa kesal melihat Rea pergi mencari Axelo untuk mengembalikan ponselnya. Kenzo tahu hal itu tapi nyatanya melihat Rea perhatian dengan pria lain membuat Kenzo sangat tidak suka.
"Kalau sama aku, kamu juga tidak mau?" Rea menoleh ke arah Kenzo, sedikit terkejut dengan ucapannya.
"Saya kan sudah sama Tuan," jawaban Rea semakin membuat Kenzo bete setengah mati.
Pria itu berjalan ke arah sofa dan menarik tangan Rea hingga wanita itu berdiri. Rea tentu saja terkejut dan reflek mengalungkan tangannya ke leher Kenzo saat pria itu menggendongnya ala bridal.
"Berarti kamu harus mau sama aku, tidak boleh membantah!" Kenzo langsung membawa Rea masuk ke dalam sebuah kamar yang ada di ruang itu. Kamar tersebut tidak terlalu luas. Hanya ada satu tempat tidur berukuran sedang, satu lemari pakaian dan juga laci kecil samping ranjang.
"Aaakk, tuan lepaskan saya!" Kenzo melempar tubuh Rea ke atas ranjang.
Kemudian mengungkungnya dengan kedua tangan di sisi tubuh. "Aku tidak suka melihat mu dekat dengan pria lain, apalagi itu adalah sahabat ku sendiri, mengerti?" Bisik Kenzo.
Rea mengangguk, jujur dia merasa deg-degan dan sedikit takut melihat ekspresi wajah Kenzo yang mengerikan. "I-iya tuan, saya mengerti!"
"Bagus, sekarang layani aku, sudah cukup lama aku memberimu waktu, siap tidak siap aku sudah membayar mu!"
Rea menggeleng cepat, "tuan, saya bukan wanita bayaran, saya mau dibayar asalkan itu pekerjaan yang halal, saya tidak mau kalau harus melayani seperti Susi melayani tuan, juga bukankan anda punya sekretaris yang cantik dan seksi, kenapa anda tidak meminta dia saja, saya mah nggak ada apa-apa nya, tubuh saya kerempeng, dada saya datar, pokoknya nggak enak disentuh," ujar Rea panjang lebar. Entah keberanian dari mana dia berucap seperti itu pada Tuan Ken, yang jelas dia siap jika harus di pecat.
Kenzo tidak merasa tersinggung, dia malah tertawa mendengar ucapan Rea. "Jadi kamu cemburu?"
Eh, Rea malah nge blank dengan ucapan Kenzo, memangnya siapa yang cemburu, dia sama sekali tidak cemburu jika Kenzo mau berhubungan dengan siapapun. Itu juga bukan urusannya. Meski sebenarnya ada perasaan aneh saat mengatakan hal itu. Tapi Rea langsung menepisnya.
"Kenapa saya harus cemburu tuan, saya tidak mengerti dengan ucapan tuan," jawab Rea sewot.
Kenzo sudah melepaskan kukungannya, kemudian mengambil sesuatu dari dalam laci. Sebuah kertas putih yang entah berisi tulisan entah apa itu kemudian diberikan kepada Rea.
"Apa ini tuan?"
"Bacalah!"
Rea mengambil kertas itu kemudian membacanya. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca dan Rea langsung menitikkan air matanya.
"Tuan, jadi tuan sudah membiayai seluruh biaya operasi ibu saya? Ya Allah, terima kasih Tuan Ken!" Rea langsung memeluk Kenzo e
yang duduk disampingnya. Air matanya telah jatuh membasahi pipi. Sungguh Rea benar-benar merasa terharu dengan apa yang dilakukan oleh Kenzo terhadap ibunya.
"Dari mana tuan Ken tahu kalau ibu saya mau di operasi dan kami sedang membutuhkan uang banyak?" Tanya Rea mengusap air matanya.
Tangan Kenzo juga terangkat membelai pipi Rea yang masih basah.
"Tentu saja aku tahu, aku memiliki kekuasaan untuk mencari tahu seluk beluk setiap orang yang aku inginkan. Sekarang ibumu sedang melakukan pemulihan," ujar Kenzo.
Rea begitu senang, dia memeluk tuan Ken lagi sambil menciumi pipi pria itu. Kenzo juga tersenyum, ternyata berbuat baik hingga membuat Rea tersenyum adalah hal yang membahagiakan untuk nya.