NovelToon NovelToon
MELUKIS SENJA

MELUKIS SENJA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:15.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Me Nia

Story of Mizyan Abdillah. Sekuel dari EMPAT SEKAWAN LOVE STORY.

Keputusannya menjadi seorang mualaf tidak serta merta hidupnya dalam ketenangan. Godaan dari teman masa lalu, cinta yang mulai tumbuh di hati, namun ternyata tidak mudah untuk menaklukan wanita yang selalu hadir menguasai pikiran. Makin bertambah masalah yang menimpanya kala menyadari jika aset vitalnya tak lagi berfungsi.

Mampukah ia istiqomah menjadi muslim yang taat dengan segala masalah yang menghampirinya?

Bisakah ia mendapatkan hati dari wanita yang didambakannya?

Rahma. Dia belum siap menikah lagi. Namun bujukan sang ibu berpuluh kali membuat keteguhannya mulai goyah.

"Mizyan lelaki yang baik. Seorang mualaf yang bersungguh-sungguh belajar agama. Dia bisa menjadi imam untukmu dan Dika."

Benarkah sudah waktunya ia menerima cinta yang lain, disaat cinta dan kenangan bersama almarhum suaminya masih ia rawat dan pupuk di hatinya.

MELUKIS SENJA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Fokus di Kamu Saja

Semarang

Ada rasa berdebar kala ia keluar dari bandara Ahmad Yani. Sebab untuk pertama kalinya, setelah belasan tahun seorang Michael remaja kabur dari rumah tanpa meninggalkan jejak, tanpa meninggalkan pesan, menanggalkan semua fasilitas hidup nyaman, kini menginjakkan kaki lagi di kota kelahirannya.

Selama ini, Semarang adalah satu kota yang masuk blacklist untuk ia singgahi sebab kekecewaan di masa lalu. Namun sekarang, berkat nasehat ustad Ahmad, hatinya terbuka untuk berdamai dengan masa lalu, berniat merajut kembali pertalian darah yang tak mungkin bisa putus, yaitu dengan kedua orangtuanya.

Ia menatap kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah dari jendela kamar hotelnya. Juga melihat pemandangan kota Semarang secara keseluruhan yang menampakkan perubahan yang signifikan, jauh lebih padat dengan gedung perkantoran dan bangunan komersil yang asing daripada saat dulu. Wajar saja, jaman akan terus berubah bukan.

Dulu ia hanya melewati saja Masjid Agung yang menjadi ikon kebanggaan kota Semarang dan tujuan wisata religi bagi par pelancong dari dalam dan luar kota . Kini setelah menjadi muslim, ia dengan semangat bersiap turun berjalan kaki menuju masjid bergaya arsitektur campuran Jawa, Romawi dan Arab itu. Bukan hanya untuk beribadah, tapi juga ingin mengamati arsitektur indah. Setelah ia browsing informasi jika rumah Allah itu karya seorang arsitek asal Jakarta yang dulu memenangkan sayembara desain MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah) pada tahun 2001.

...Kredit foto : Wikipedia...

Dengan mengucap basmallah, pagi ini Mizyan memantapkan niat sesuai planning yang disusunnya semalam. Ia menyewa mobil rental agar leluasa berkunjung ke berbagai tempat. Tempat pertama yang akan dituju adalah rumah sakit swasta tempat praktek dokter andrologi ternama di kota itu sesuai referensi yang didapatnya. Ia sengaja datang awal sehingga mendapat nomer antrian ke 2.

Usai pendaftaran dan prosedur standar berupa pengecekan tensi darah serta timbang badan, tak lama ia pun dipanggil.ke ruangan praktek.

"Keluhannya apa saja dan sejak kapan, pak?" Dokter yang ternyata masih muda, mungkin lebih tua sedikit di atas Mizyan mulai melakukan tanya jawab sebelum melangkah pada diagnosis lanjutan.

Mizyan menceritakan seadanya mulai dari minuman yang pernah membuatnya pingsan yang mungkin ada kaitannya. Serta keluhan yang mulai dirasakan seminggu terakhir ini.

"Dari hasil lab dulu, soft drink yang saya minum mengandung obat perangsang dosis tinggi yang dicampur obat tidur."

"Obat perangsangnya saat itu tidak berefek. Saya malah tidur sangat lama sekitar 10 jam."

Dokter mengangguk. Informasi riwayat kesehatan pun tak luput ditanyakan termasuk kebiasaan merokok dan minuman beralkohol.

"Saya berhenti minum sudah 4 tahun, dok. Merokok pasif, paling saat suntuk saja."

Merasa informasi yang diberikan cukup, dokter dibantu perawat pria mulai melakukan serangkaian pemeriksaan. Mizyan mengikuti semuanya, tes darah, tes urine, serta USG Doppler pe nis.

Ia kini melajukan mobil pada tujuan kedua, rumah tempat tinggalnya dulu yang masih berlokasi di dalam kota. Jantungnya berdegup kencang begitu memasuki kawasan simpang lima, yang semakin dekat dengan kawasan rumahnya dulu. Meski kentara banyak perubahan dengan tata kota yang semakin estetik, bangunan komersil yang berjajar, ia masih hafal jalanan kota Semarang.

Peluh mendadak bercucuran saking tegang begitu wajah ibunya yang asli keturunan Jawa, wajah ayahnya yang asli Jerman, membayang di pelupuk mata.

Apakah mereka bersatu lagi gara-gara aku kabur?

Ia meneguk air mineral demi menenangkan ritme jantung yang masih berdebar kencang dan tubuh yang menegang. 13 tahun perpisahan, akankah sekarang tercipta pertemuan yang mengharu biru?

.

.

"Mau masuk , mas?"

Mizyan terkaget dari keheranannya kala petugas parkir mengetuk kaca jendela mobilnya.

"Oh, iya--- eh nggak." Ia tergeragap, bingung harus menjawab apa. Sebab rumah 2 lantai tempat tinggalnya dulu kini berubah menjadi Homestay dengan desain mininalis modern. Tak ada lagi sedikitpun jejak rumahnya dulu. 100% berubah.

"Kalau gitu mundurkan mobilnya, mas. Ngalangin tamu yang akan masuk." Ujar petugas parkir menegurnya lagi.

"Maaf---" Mizyan tak bisa berkata banyak sebab kepalanya dipenuhi tanda tanya. Matanya mengedar mencari tempat parkir yang leluasa agar ia bisa turun untuk mengamati lingkunga sekitar homestay itu.

"Becaknya, Mas?" Seorang tukang becak tampak berbinar menyambut kedatangan Mizyan yang disangkanya akan menjadi calon penumpangnya.

Mizyan menggeleng. "Bukan, pak. Saya mau tanya-tanya." Ia pun mengajak bapak pemilik becak yang sudah tua itu menuju warung kopi. Ia membujuk dengan berjanji akan memberikan imbalan asal mau menjadi teman ngobrolnya.

"Penginapan ini sudah ada lama. Kinten-kinten 8 tahunan." jelas tukang becak menjawab pertanyaan Mizyan. Tersaji dua gelas kopi hitam sachet bergambar perahu layar yang diseduh penjual, ditambah sepiring pisang goreng hangat, menjadi teman ngobrol.

"Bapak tahu nggak, penginapan ini dulunya apa?"

Tukang becak itu mengangguk usai menyeruput kopinya.

Informasi panjang lebar yang didapatnya dari tukang becak belum menorehkan titik terang tentang keberadaan orangtuanya sekarang. Ia harus mencari teman lamanya, teman sekolahnya dulu. Namun otaknya hari ini sudah penat, kepalanya berdenyut sebab 2 hal. Pertama, vonis dokter jelas membuatnya kaget. Kedua, pertemuan dengan orangtua yang digadang-gadangkan akan penuh haru biru, nyatanya diluar ekspektasi. Ia memutuskan kembali ke hotel usai berkeliling napak tilas lingkungan tempat tinggalnya dulu.

Guyuran air dingin dari shower mampu menyegarkan badan dan meringankan peningnya kepala. Ia merebahkan diri di ranjang, menatap langit-langit kamar hotel dengan kepala berbantalkan kedua tangan.

"Cintaku nang awakmu iku koyok kamera, fokus nang awakmu tok liyane ngeblur".

(Cintaku padamu seperti kamera, fokus di kamu saja, yang lain blur)

Tetiba ia teringat nyanyian pengamen di lampu merah, yang membuatnya tersenyum simpul. Sebab nyanyian berbahasa jawa itu mengingatkan pada seseorang di Bandung. Iya, fokus di kamu saja.

Ia beranjak menuju sofa, membuka geleri ponselnya. Fokus pada foto candid wanita cantik yang tengah tersenyum manis. Tanpa diketahui orangnya, ia mencuri foto kala Rahma penuh senyum di pesta pernikaham Noval dan Melisa. Tentu saja pria yang duduk di dekat Rahma, ia blur kan. Fokus di kamu saja

Jadi kangen.

Dia? Belum tentu ingat aku.

Mizyan terkekeh sendiri. Tentu saja, ia tahu diri. saat ini hanyalah cinta sepihak, belum berbalas. Hopely....soon to be. Ia masih pada keyakinanya, optimis.

Ia lalu bergeser pada foto selfie dirinya bersama Dika yang tersenyum riang menatap kamera.

Miss you both.

Ia tersenyum puas menatap edit foto yang menyatukan candid dan selfie dalam satu frame. Menjadi hiburan baginya dikala seharian ini mengalami kekecewaan. Jempolnya beralih menyentuh ikon telepon untuk menghubungi bocah kecil yang sudah mencuri perhatiannya.

****

Bandung

Rahma baru pulang dari toko ketika mendengar suara gelak tawa Dika yang terdengar sampa teras rumah. Tidak sekali namun berulang kali diselingi bicara yang tak jelas terdengar ke luar.

Happy banget.

Ia mengulas senyum. Ikut senang mendengar anaknya yang riang ceria. Bergegas ia memasuki rumah sambil berucap salam. Mulai hari ini ia menolak diantar jemput ayahnya sebab sudah merasa aman-aman saja dan tentunyantak mau terus-terusan merepotkan ayahnya itu. Ia menyetir sendiri seperti kebiasaan sebelumnya, kebiasaan yang lahir sejak menjadi single mom. Tapi ayah dan Uma memutuskan agar Dika tetap di rumah. Dan ia pun setuju.

"Dadah, Om."

Ia menyaksikan Dika yang melambaikan tangan ke arah ponsel milik Ayah yang didudukkan di meja. Melakukan kissbye dengan bibir yang tersenyum lebar kala ia datang mendekat. Sayangnya, layarnya keburu mati sehingga ia tak sempat melihat wajah di sebrang sana yang berbicara dengan anaknya itu.

"Dika lagi video call sama siapa sih?" Rahma meraih Dika ke dalam pangkuannya usai anaknya itu menyerahkan ponsel ke sang kakek yang duduk di dekatnya. Seharian tidak ketemu membuatnya kangen ingin terus mendekap anak semata wayangnya itu.

"Sama Om, Nda."

"Om siapa?" Kernyitnya heran. Sambil tangannya mengelus rambut Dika untuk dirapihkan.

"Om Nico atau Om Candra?"

Dika menggeleng.

"Om yang mana dong?" Rahma mencium pipi Dika dengan gemas. Tak melepaskan Dika yang mau turun meraih mainannya di lantai sebab ia masih kangen.

"Om sapi, Nda---"

1
Han Lifa
Luar biasa
Yuli Devi
Buruk
Reni Setia
makasih author untuk novelmu yg bagus, aku suka 🥰
Tika Sartika12
Luar biasa
Ria
bacanya udah berkali kali tapi tetp aja nyesek baca part ini/Cry/
Defi Andriani
Lumayan
Defi Andriani
Kecewa
muth yasin
like father like son
𝕯𝖍𝖎𝖓𝖆
ini ku ulang entah untk ke brp x ya, sesuka itu aku sma cerita ini, novel teh Mia, melukis senja, salah satu novel The best, 2024 nov
Ita Mariyanti
hiiii gumush aq ma ki bocil 🥰🥰🤗🤗😘😘
Ita Mariyanti
HIV ki...kuapok....
Ita Mariyanti
😂😂😀😀😀 bkn gumush ki Dika 🥰🥰🤗🤗🤗
Ita Mariyanti
kirain payung hitam kui kesusahan trnyata papih lg mayungi calis....calon istri 😍😍
Ita Mariyanti
kek nya misi jilid 1a e Rangga ki krn yg misi jilid 1 nya "motor trail" 😁😁 smngt Ngga 💪💪💪
Ita Mariyanti
hancur sehancurnya ki nasib indah... mantab Thor karma mu 😁😁😁
Ita Mariyanti
😍😍😍😍😍 jodoh mu kui Rangga....say thank 2 othor jgn lp 😂😂🤗
Ita Mariyanti
jls hamidun iki wong trs2 d gempur smpk gempor kang Mizyan 😍😍😘😘😘
Ita Mariyanti
😁😁😁 sabar Rangga emang gt itu bawaan org folin lov tar psti km ngrasain pas d ksh jodoh othor
Ita Mariyanti
tinggal hilal jodoh Rangga ini Thor
Ita Mariyanti
waduh 💔 ki kang Rangga... strong kang 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!