Berpisah karena keegoisan, tapi mereka kembali bersatu karena anak.
Follow IG @Thalindalena
Add Fb @Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Langit malam di Barcelona dihias dengan ribuan bintang yang sangat indah, membuat siapa pun yang melihatnya akan berdecak kagum karena terpesona.
Kai malam hari itu memerintahkan Hugo untuk menyiapkan makan malam spesial untuk tamu VVIP nya, sebagai permintaan maafnya juga.
"Semuanya sudah siap, Pak. Tamu VVIP sudah berkumpul di restoran," ucap Hugo memberikan laporan pada Kai.
Kai mengangguk lalu beranjak dari duduknya, keluar dari kamar hotelnya diikuti Hugo dari belakang. "Entah kenapa sejak tadi jantungku berdetak tidak karuan," ucap Kai seraya mengusap dada sebelah kiri.
"Perlu aku panggilkan dokter?" tanya Hugo, mengikuti langkah kaki boss-nya dari belakang.
"Tidak perlu," jawab Kai seraya mengangkat tangan kirinya.
Hugo mengangguk paham, langkah mereka berhenti ketika sampai di depan lift. Dia memencet tombol lift, dan tak berselang lama pintu liftr terbuka lebar. Hugo mempersilakan Kai masuk lebih dulu ke dalam lift tersebut.
"Hufh!" Kai menghembuskan nafas kasar ketika detak jantungnya semakin tidak beraturan. Kedua tangannya saling bertaut dan saling meremas.
"Are you ok?" Hugo menoleh, menatap Kai yang terlihat tidak baik-baik saja.
Kai menaikkan kedua bahunya bersamaan, seraya berkata, "I am not sure."
"Kau membutuhkan dokter, Kai!" tegas Hugo, sangat cemas.
"No! Aku baik-baik saja, tapi juga sedikit merasa aneh," jawaban Kai terdengar sangat ambigu, membuat Hugo berdecak sebal.
"Melihatmu seperti ini, sepertinya kau memang baik-baik saja!" sahut Hugo dengan nada jengkel, seraya menghela nafas kasar.
"Kenapa kau jadi marah padaku!" gerutu Kai melirik sinis pada Hugo.
Hugo hanya mendengus, tidak menanggapi ucapan Kai.
Lift yang mereka naiki telah sampai di lantai satu. Dua pria tampan dan gagah itu keluar dari lift bersamaan, lalu berjalan menuju restoran mewah yang menyajikan berbagai menu makanan dari berbagai beberapa Negara.
"Aku tidak paham kenapa Hugo meminta kita makan malam di restoran mewah ini, padahal aku malam ini sangat ingin menikmati jajan Barcelona," ucap Alpha seraya memperhatikan setiap sudut restoran mewah itu, di mana penuh dengan pengunjung yang rata-rata semua pengunjung di sana sangat berkelas, semua bisa di lihat dari gaya dan outfit yang mereka kenakan.
"Ya, aku juga begitu," sahut Angel seraya memoleskan lipstik di permukaan bibirnya yang sudah merah menyala.
"Mau sampai kapan kalian terus mendumel seperti ini?" omel Honey pada dua wanita dewasa itu.
"He he he, anak manis kesayangan Aunty sekarang pintar protes ya," goda Angel seraya mengacak rambut Honey dengan gemas.
Honey cemberut lalu menepis tangan Angel, "tentu aku semakin pintar, karena aku sudah besar, sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah! Dan jangan menyentuh rambutku, Aunty!"
"Oke ... oke ...," jawab Angel mengalah sambil tertawa pelan.
Alpha tersenyum lembut seraya meraih tangan putrinya lalu menggenggamnya dengan serat, "anak mommy sudah besar dan semakin pintar. Perasaan baru kemarin Mommy melahirkanmu, dan menimangmu," ucap Alpha penuh keharuan.
"Karena Mommy merawatku dengan baik, maka dari itu aku tumbuh besar lebih cepat," canda Honey, lalu berdiri dari duduknya untuk memeluk mommy tercinta, kemudian kembali ke tempat duduknya setelah pelukan tersebut terurai.
"Thank you, Mom. Sebentar lagi usiaku 10 tahun. Bolehkah aku meminta sesuatu pada Mommy?" ucap Honey penuh harap, menatap ibunya dengan lekat.
"Sure, apapun keinginanmu akan Mommy penuhi, Honey," jawab Alpha tanpa keraguan.
"Oke, kalau begitu apakah aku boleh tahu di mana Daddy?" cicit Honey lalu menundukkan kepala, saat melihat raut wajah ibunya berubah marah.
Angel yang tadinya asyik ber-selfie ria harus menghentikannya, lalu meletakkan ponselnya di atas meja ketika mendengar permintaan Honey.
"Nyonya Boss, kau baik-baik saja?" tanya Angel pada Alpha yang mengeraskan rahang seraya menatap tajam Honey.
"Tidak! Aku akan ke toilet sebentar!" Alpha segera beranjak dari duduknya dengan perasaan yang tidak karuan. Marah dan sedih itu yang dia rasakan sekarang, akan tetapi keegoisannya masih menyelimuti hatinya, dia seolah tidak ingin kalau putrinya mengetahui siapa ayahnya.
Honey menunduk sedih, kedua matanya berkaca-kaca dan tak berselang lama dia terisak pilu.
"Sayang, jangan menangis." Angel segera menggeser duduknya, lalu memeluk Honey dengan erat dan penuh kaih sayang.
"Apakah Aunty tahu siapa daddy-ku?" tanya Honey di sela isak tangisnya.
"Maaf." Angel menjawab dengan singkat, karena dia sendiri pun tidak tahu siapa ayah biologis Honey.
Mendengar jawaban Angel, tentu membuat Honey semakin bersedih.
Tak berselang lama Hugo datang diikuti oleh pria tampan dan gagah di belakangnya. Sampai di meja tersebut, dua pria tampan itu duduk berseberangan dengan Honey.
"Hallo anak manis, apa kabar?" sapa Hugo pada Honey yang berada di pelukan Angel.
"I'm fine," jawab Honey seraya melepaskan pelukan Angel, menatap dua pria yang sudah duduk bersebrangan dengannya.
"Oke, tapi sepertinya kau terlihat tidak baik-baik saja, apa terjadi sesuatu?" tanya Hugo seraya menatap Honey yang sedang menyeka air matanya dengan tisu.
"Masalah wanita, kau tidak perlu tahu!" jawab Honey, ketus.
Hugo mengangguk seraya menipiskan bibir, lalu beralih menatap Angel yang tertawa puas mendengar jawaban Honey yang membuatnya mati kutu.
"Di mana Mommy Honey?" tanya Hugo pada Angel yang masih tertawa terpingkal.
"Di toilet." Angel menjawab sambil mengerlingkan sebelah matanya pada Hugo yang terlihat sangat tampan dan hot malam ini.
Hugo tersenyum saja membalas kecentilan Angel.
Sedangkan Kai sejak tadi diam sambil memperhatikan wajah anak perempuan yang duduk berseberangan dengannya. Wajah anak perempuan itu mengingatkannya pada seseorang di masa lalunya.
"Kenapa kau menatapku, Uncle?" tanya Honey, menatap lekat pada pria yang duduk di samping Hugo.
Kai masih diam, kedua matanya menatap fokus pada manik hitam legam milik anak perempuan itu.
"Mata itu ...," gumam Kai seraya meraba dadanya ketika jantungnya berdetak lebih cepat. Tatapan mata yang begitu tajam, dan manik hitam legam yang membuatnya kembali teringat pada sosok wanita di masa lalunya.
"Alpha!" gumam Kai, namun suaranya masih terdengar di telinga Honey.
"Iya? Kenapa kau menyebut nama ibuku?" Honey menatap pria tersebut dengan kebingungan.
DEG!
Jantung Kai seperti akan lepas dari tempatnya ketika mendengar ucapan anak perempuan itu. Kai segera beranjak dari duduknya, lalu berjalan cepat menuju toilet.
Semua orang di meja makan itu menatap bingung pada Kai yang pergi begitu saja.
"Dia kenapa?" tanya Angel pada Hugo.
"Mungkin dia kebelet," jawab Hugo sekenanya.
"Aunty, entah kenapa aku merasa tidak asing dengan pria tadi," celetuk Honey secara tiba-tiba.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak cinta ya, berupa like, komentar, gift dan vote😘