Spin off The Soldier and The CEO
Sabrina Lee selalu merasa dirinya bukan anak kandung sang ibu karena perlakuannya yang terlalu over protektif apalagi dia tinggal di sebuah dusun yang terpencil. Lulus SMA dan ibunya meninggal, Sabrina nekad ke Jakarta untuk mencari pekerjaan yang layak sambil kuliah online. Sabrina diterima di Ramadhan Securitas sebagai bodyguard. Kemampuan Sabrina bela diri itulah yang diterima kerja di sebuah perusahaan perlindungan klien VIP. Lima tahun pekerjaan itu dilakoni Sabrina hingga dia ditugaskan mengawal CEO muda bernama Ardiona Waranggana yang menyebalkan. Ardiona atau biasa dipanggil Ardi, awalnya tidak suka dikawal perempuan tapi Sabrina wanita tangguh hingga Ardi mengakui gadis cantik itu keren. Disaat Ardi diwajibkan menikah, dia membawa Sabrina sebagai calon istrinya. Mereka menikah dengan perjanjian selama setahun tanpa Ardi tahu jika Sabrina adalah pewaris yang hilang dari keluarga Pratomo.
gen ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermain Peran
"Kita kemana pak Ardiona?" tanya Sabrina sambil memasang sabuk pengamannya.
"Brina... Turun!" perintah Ardiona.
Sabrina menatap kliennya dari kaca spion. "Kenapa pak?"
"Biar aku yang nyetir." Ardiona pun keluar dari dalam mobil dan membuka pintu sisi pengemudi yang membuat Sabrina mau tidak mau keluar. "Kamu duduk di sebelah aku!" Ardiona pun duduk di kursi pengemudi sementara Sabrina memutar dan duduk di kursi penumpang sebelah kiri pria itu.
"Kenapa bapak yang nyetir?" tanya Sabrina sambil mengatur tempat duduknya dan memasang sabuk pengaman.
"Karena kita akan menyamar, Sabrina. Kamu bisa bermain peran?" Ardiona lalu menjalankan mobilnya keluar dari parkiran gym itu.
"Saya jadi apa pak?"
"Customer dan pasangan aku."
Sabrina menaikkan sebelah alisnya. Oke, deh! Bukan kali ini saja Sabrina mendapatkan klien aneh-aneh, bahkan ada salah satu kliennya meminta dirinya sebagai kakak perempuan yang menemani kencan demi bisa menilai cowok barunya. Tapi menjadi pasangan kliennya? Sepertinya ada yang aneh. Namun yang keluar dari bibirnya adalah...
"Baik pak," jawab Sabrina patuh.
"Good. Kita akan menilai secara random beberapa tenant yang ada di mall-mall sekitaran segitiga emas Jakarta."
Sabrina mengangguk. "Berarti Grand Indonesia, Senayan City, Plaza Senayan, Pacific Place dan Plaza Festival."
"Yes."
"Baik pak."
Ardiona melirik ke arah Sabrina. "Kamu serius saat bilang hendak menghajar Lance dengan barbel?"
"Siapa Lance itu pak?" balas Sabrina sambil melihat pemandangan jalan.
"Pria yang kamu buat retak tangannya."
Oh, namanya Lance. "Kalau perlu. Pria macam begitu harus kena hajar agar saat dia hendak melakukannya, ada trauma tersendiri."
Ardiona tersenyum smirk. "Dasar!"
Sabrina tetap memasang wajah datar tanpa emosi disana.
"Aku tidak menyangka kamu bisa kuat seperti itu," ucap Ardiona lagi.
"Dia sedang dalam posisi rentan pak. Jadi mudah saja saya buat dia seperti itu."
Ardiona mengangguk. "Jujur aku tidak menyangka dia berani melakukan itu padamu."
"Saya rasa ini bukan yang pertama kan pak?" tebak Sabrina.
"Sepertinya kebiasaan. Sudah banyak yang menegurnya tapi tetap saja..."
Sabrina mengangguk. "Sepertinya saya kurang keras menghajarnya."
Ardiona tertawa kecil. "Jika dia macam-macam sama kamu dan aku dalam posisi tidak bisa membantu kamu, hajar hingga maksimal!"
"Tapi nanti saya kena tuntutan hukum."
"Kamu tenang saja. Biar aku yang bantu soal itu."
Sabrina menoleh ke arah kliennya. "Pak Ardiona sengaja kan? Saya yang maju tapi anda puas melihat Lance terkapar."
"Yoi!" jawab Ardiona tanpa malu.
Sabrina menggelengkan kepalanya. Dasar!
Mobil Ardiona pun tiba di parkiran Mall Grand Indonesia dan keduanya pun turun. Sabrina mengerenyitkan dahinya ketika Ardiona memberikan sikunya.
"Kenapa pak?"
"Pegang siku aku. Kita sebagai pasangan bukan?" jawab Ardiona yang pagi itu mengenakan jaket kulit, kaos putih, celana jeans hitam dan sepatu sneaker.
Sabrina merangkul siku Ardiona dengan wajah tidak nyaman namun dia tetap lakukan karena permintaan kliennya. Toh hanya main peran demi inspeksi terselubung kan?
Ardiona tersenyum dan keduanya pun berjalan masuk ke dalam mall. Sabrina melihat bagaimana luwesnya Ardiona mendatangi tenant nya yang ada disana. Ada yang dia pesan makana dan minumannya, tapi ada juga yang tidak.
Bisa langsung diabetes stadium empat kalau dimakan dan diminum semua karena ini baru satu tempat.
Ardiona pun mengajak Sabrina pindah ke mall lainnya sementara makanan dan minuman yang dibelinya, dibagikan ke satpam dan petugas parkir. Di mall-mall berikutnya pun sama hingga mereka masuk jam makan siang. Ardiona mengajak ke Central Park untuk makan siang disana karena ada salah satu tenantnya baru buka.
Sabrina melihat bagaimana Ardiona tampak serius memperhatikan semuanya. Pria itu sangat-sangat memiliki quality control tinggi dengan para tenantnya. Satu yang membuat Sabrina tidak habis pikir adalah, Ardiona tetap menggandeng dirinya sepanjang mereka berada di mall.
Sabrina pun harus mengikuti acara bermain peran sebagai pasangannya dan merubah raut wajahnya yang biasanya datar, menjadi lebih relaks dan banyak tersenyum demi mengikuti permainan Ardiona. Gadis itu mengakui memori Ardiona sangat bagus karena hapal satu persatu tenant-tenantnya.
"Sekarang, kita makan siang dulu. Aku lapar!" ajak Ardiona sambil menggandeng tangan Sabrina.
"Pak, sementara acara bermain peran kan dipending dulu. Jadi tolong jangan gandeng tangan saya," pinta Sabrina.
"Eh? Apa kamu tidak nyaman?" tanya Ardiona. "Kamu bermain sangat bagus lho Brina."
"Please ya pak. Saya... Agak kurang nyaman," jawab Sabrina dengan wajah serius.
Ardiona melepaskan pegangan tangannya dan mereka pun berjalan bersama tanpa saling menyentuh.
"Kamu mau makanan Jepang?" tawar Ardiona.
"Apa saja boleh pak. Saya lapar soalnya," jawab Sabrina apa adanya.
Mereka pun tiba di sebuah restauran Jepang dan langsung duduk di tempat yang diberikan oleh pelayan. Ardiona dan Sabrina pun memesan makanan yang mereka suka dan setelahnya keduanya terdiam. Sampai mata hitam Ardiona melihat ada sepasang suami istri sedang asyik mengobrol di meja seberang.
"Kamu tunggu sini. Aku akan menyapa seseorang," ucap Ardiona sambil berdiri dan berjalan menuju sebuah meja.
Sabrina bisa melihat pasangan itu tersenyum lebar saat melihat Ardiona dan mereka memandang Sabrina saat pria itu memberitahukan datang dengan siapa. Sabrina bisa melihat si wanita sangat cantik dan tampak bule sementara yang pria, tidak terlalu tampan tapi sangat menarik. Wajah si pria memang lebih tua dari si wanita tapi terlihat jika dia orangnya menyenangkan.
Ardiona pun berpamitan ke pasangan itu dan kembali ke mejanya. Sabrina memilih tidak bertanya karena tahu pasti Ardiona akan bercerita padanya.
"Mereka itu dokter, Brina. Bedanya, yang perempuan Dokter Daisy Mancini, seorang dokter forensik sementara suaminya, Dokter Lucky Buwono, dokter bedah dan dokter IGD RS Bhayangkara Jakarta. Aku kenal mereka saat mengalami kecelakaan lalu lintas karambol di tol Cikampek tiga tahun lalu. Dokter Lucky yang menangani aku dan dia baru tahu kalau aku CEO W Food. Kami jadi berteman baik apa lagi perusahaan aku memakai anak mereka, Kenzie, menjadi salah satu talent untuk susu bayi," papar Ardiona.
"Kenzie ini cowok atau cewek?" tanya Sabrina.
"Cowok."
Mereka pun makan setelah pesanan datang dan disaat sedang menikmati, pasangan Dokter Lucky dan Daisy menghampiri mereka.
"Kami pulang dulu ya. Eh kembali ke rumah sakit," senyum Dokter Lucky.
"Oke Dok. Tidak usah kalian bayari!" kekeh Ardiona.
"Siapa juga mau bayarin kamu?" balas Dokter Lucky sambil tertawa.
Daisy menatap Sabrina dan matanya tampak menyelidiki. "Kok wajah kamu familiar ya?" gumam Dokter cantik itu.
"Wajah saya pasaran mungkin..." jawab Sabrina.
"Sabrina, perkenalkan ini Dokter Lucky dan Dokter Daisy. Kalian, ini Aspri aku Sabrina Santoso." Ardian memperkenalkan Sabrina yang berdiri lalu bersalaman dengan pasangan dokter itu.
"Senang bertemu dengan anda semua," senyum Sabrina sopan.
"Senang bertemu dengamu, Sabrina," balas Dokter Lucky sambil bersalaman. "Jeng Daisy, ada apa?"
Daisy tidak menjawab lama. "Aku hanya penasaran sama wajahmu. Mirip siapa ya tapi aku tidak ingat."
Sabrina tertegun.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
dasar ardiona, ngaku aja kalo sudah jatuh hati sama Brina
tuh bktinya,lngsng ngejar mskpn lg d rs ktanya.....
langsung ajak Akad aja Ardi biar fariz bkn RM gk bs nyolong start lagi 🤣🤣🤣
apakah nikah dulu baru nyatakan perasaan..
tapi tanda2 cinta udah adaaa....
tumben g ikutan bilang kamprett 🤣🤣🤣🤣🤣