NovelToon NovelToon
Pandangan Pertama Rasa Cinta

Pandangan Pertama Rasa Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Artandapermana

Ervan Abraham merupakan seorang pemuda tampan dan kaya raya. sekaligus pemimpin tertinggi The Jokers Warrior, sebuah geng yang ia dirikan sejak lama. beranggotakan puluhan pemuda yang selalu setia mengikutinya.

Bukan hanya itu saja, sedangkan kedudukan kedua orang tuanya menempati posisi pertama sebagai orang terkaya no 1 di tempat tinggalnya.


Pada suatu hari tanpa disengaja.. Ervan dipertemukan dengan seorang gadis cantik penjual kue keliling. namun siapa sangka? sejak pertemuan tanpa disengaja itu lah Ervan memliki rasa suka terhadap gadis itu, dari rasa turun ke hati, puing-puing cinta seolah tumbuh secara perlahan tertanam di hatinya. bertemu tanpa disengaja mencintai secara tiba-tiba.

Akan tetapi siapa sangka? gadis itu justru memiliki perasaan yang sama, ia juga menyukai Ervan dalam diam. akan kah cinta mereka dapat bersatu?? bagaimana kah kisah selanjutnya? cuss langsung simak sampai akhir 😉😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Pergi ke pesta pernikahan

"Kok gak chat dulu Van? kalau mau kerumah, dari tadi aku nungguin kamu chat WA, kirain gak jadi sedari tadi kamu gak ada chat, untung aja aku gak ketiduran." ucap Novi sambil melihat ke arah Ervan.

"Ya jadi lah.. biar suprise aja gitu kesannya," ucap Ervan sambil tertawa kecil.

"Yaudah aku mau siap siap dulu ya." kata Novi sambil bangkit dari duduknya.

"Kamu tunggu sini dulu ya.."

"Iya Nov.." Ervan hanya mengangguk pelan.

Kemudian Novi pun beranjak ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Sedangkan Ervan hanya diam saja sambil memainkan hpnya menunggu Novi.

Terlihat bu Lusi datang dari arah dapur, ia nampak berjalan ke arah Ervan sambil membawa segelas teh hangat yang akan disuguhkan untuk Ervan.

"Loh nak Ervan, Novi kemana?" tanya bu Lusi sambil meletakkan segelas teh hangat itu di atas meja. di lihatnya putrinya tak ada disana melainkan hanya Ervan sendirian disana.

"Tadi Novi ke kamarnya bu, katanya mau ganti baju." sahut Ervan sambil tersenyum ke arah bu Lusi.

"Oh, kirain kemana, monggo di minum dulu nak teh nya.." kata bu Lusi yang hanya membulatkan bibirnya sambil duduk di depan Ervan.

"Iya bu.." Ervan hanya mengangguk sambil tersenyum, dengan malu malu ia meraih segelas teh di atas meja itu dan meminumnya.

"Rumah kamu dimana nak Ervan?" tanya bu Lusi basa-basi mengajaknya Ervan berbincang.

"Rumah saya di daerah Permata Sari bu." kata Ervan sambil tersenyum simpul.

"Oh, Permata Sari toh, iya iya.." bu Lisa mengangguk paham.

"Udah banyak perumahan ya sekarang di daerah sana?"

"Iya.. sekarang permukiman disana udah padat perumahan, udah gak kayak dulu lagi bu." sahut Ervan sambil meletakkan kembali teh hangatnya itu.

"Iya memang.. dulu daerah sana masih jarang perumahan, jamannya sekarang udah maju gak kayak dulu lagi, "

Novi yang sudah selesai berganti pakaian, ia nampak keluar dari kamarnya menuju ke ruang tamu.

"Udah Van, ayok kalau mau berangkat." kata Novi seusianya di depan Ervan.

Ervan nampak tercengang, melihat penampilan Novi mulai dari bawah hingga ujung rambut. Novi terlihat lah sangat cantik dengan memakai Dress berwarna putih yang di belikan oleh Ervan kemarin itu. warnanya yang begitu indah serta kulit Novi yang putih serasa sangat serasi hingga Novi terlihat bagaikan seorang princess.

"Emm.. Cantik banget.." kata Ervan dengan suara pelan, terpesona dengan tampilan Novi yang berubah drastis.

"Coba liat sini nduk.." bu Lusi meminta putrinya untuk mendekat.

"Gimana bu? cantik gak? Novi pantes kan pakai ginian.." kata Novi sambil memutarkan badannya dengan imutnya di hadapan sang ibu.

"Wihh anak ibu cantik banget.. cocok kamu nak, kayak anak gadis di negeri dongeng gitu." tanggapan bu Lusi yang memuji kecantikan putrinya.

"Mau kemana nih? tumben kamu pakai baju kayak ginian." tanya bu Lusi

"Novi mau keluar bu sama Ervan.." sahut Novi secara blak-blakan.

Ervan yang sedari tadi hanya diam mematung melihat paras kecantikan Novi, seketika ia langsung bangkit dari duduknya lalu berkata.. "Emm.. bu, Ervan boleh kan ngajak Novi keluar?" ucapnya yang meminta izin kepada bu Lusi.

Bu Lusi menoleh ke arah Ervan. "boleh-boleh aja nak. tapi jangan terlalu malam pulangnya, kamu jaga baik baik Novi kalau kamu bawa keluar." bu Lusi menegaskan dan mengizinkan agar Ervan menjaga putrinya itu baik baik.

"Baik bu. makasih, Ervan akan menjaga Novi dengan baik." Ervan mengangguk patuh seraya mengulas senyuman.

"Yaudah. ibu percaya sama kamu." bu Lusi mempercayai Ervan sepenuhnya.

"Ayo Nov, kita berangkat sekarang.." Novi mengangguk mengiyakannya.

"Novi pergi dulu ya bu sama Ervan.." ucap Novi sambil mencium punggung tangan ibunya takzim. disusul dengan Ervan yang juga melakukan hal yang sama.

Kita berangkat dulu ya bu, "asalamualaikum" ucap Ervan dan Novi secara bersamaan.

"Iya nak.. Waalaikumsalam. hati hati dijalan.." jawab bu Lusi sambil memperhatikan kepergian mereka.

"Kok aku jadi grogi gini ya Van" ucap Novi. Saat ini mereka berdua sedang berada di perjalanan.

"Bawa santai aja Nov, Rilekss.." kata Ervan, di lihatnya Novi memang lah nampak gelisah, pikirannya seolah tak tenang.

"Nggak gitunya Van, masalahnya aku gak pernah pergi ke semacam perpestahan gitu." ungkap Novi.

••••

Beberapa menit kemudian.. kini tiba lah mereka di tempat kediaman perpestahan Desti. tempatnnya sangat luas digelar dengan sangat mewah dan megah, disana nampak lah sangat ramai, berbagai pria wanita berpasang-pasangan, berjoget di bawah gemerlapnya lampu lampung bermacam warna yang begitu memanjakan mata, dengan di iringi alunan musik yang terdengar cukup keras.

Ervan dan Novi turun dari mobil. mereka berjalan untuk mulai bergabung disana, mereka berhenti ketika berjalan sampai di awal masuk, ada dua orang disana yang mencegah mereka lalu memberikan dua buah topeng untuk mereka pakai sebelum bergabung ke pesta.

Ervan dan Novi kembali berjalan sambil memakai topeng itu.

"Van, gue balik aja ya.." Novi berhenti seketika dan berbalik badan tak kala groginya melihat keadaan di sekitarnya yang sangat ramai.

"Eh jangan Nov, masa pulang sih, ga lucu ah orang udah nyampe juga." kata Ervan mencegahnya sambil mencekal tangan kanan Novi.

"Ya aku gak betah ke acara beginian.."

"Yaudah sih nikmatin aja, yah, oke? enjoy. yukk," kata Ervan coba menenangkan Novi.

Mereka berdua berjalan bersama sembari Ervan menggenggam tangan Novi, keduanya terlihat sangat serasi bagaikan sepasang kekasih.

Mereka bergabung di tengah keramaian puluhan orang yang tengah berjoget menikmati alunan musik dan gemerlap lampu berwarna-warni itu. begitu pun dengan Ervan dan Novi mereka juga nampak menikmatinya.

"Santai Nov, nikmati aja, oke. gimana kalau sekarang kita dangsa aja yuk?" ucap Ervan menatap ke arah Novi.

"Emm.. i i i-iya." ucap Novi terbata bata tak kala groginya dengan raut wajah yang amat sulit di jelaskan.

Ervan menggenggam tangan Novi dan memegang bahunya, tuk mulai berdangsa mengikuti alunan musik. Novi nampak grogi, dengan sedikit malu malu dia mulai melingkarkan tangan kirinya dan merangkul bahu Ervan. keduanya berdangsa mesrah menikmati alunan musik layaknya sepasang kekasih.

"Nah itu dia si Ervan, kita kesana yuk sayang." suara itu terdengar dari jarak yang cukup jauh dari Ervan dan Novi, yang tak lain dan tak bukan itu merupakan suara Desti yang bersama suaminya, ketika melihat Ervan yang sudah datang, Desti berjalan mengajak suaminya itu tuk menghampiri Ervan.

"Ervan? dateng juga lu, kirain gak mau kesini." ucap Desti ketika sudah berada di hadapan Ervan dan Novi.

"Loh! dia kan Desti? teman SMP ku dulu, jadi selama ini si Desti mantannya Ervan,?" batin Novi.

Novi melongo seketika terkejut melihat seorang wanita yang seumuran dengannya yang ada di hadapannya itu, yang merupakan mantan kekasihnya Ervan. bagaimana tidak dia merupakan teman semasa SMP nya dulu, yang sering membully nya. Novi bisa tau jika itu merupakan Desti teman SMP nya dulu dikarnakan Desti tidak memakai topeng sehingga terlihat jelas wajahnya.

1
Sondry Kaday
Kecewa
Sondry Kaday
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!