Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Tamu Tak di Undang
...Biarlah semua berjalan apa adanya. Berlalu dengan semestinya. Dan berakhir dengan seharusnya ...
...🍁...
Langit cerah di Dubai pagi ini.
Kondisi kesehatan Yasmine sangat memuaskan, Yasmin kembali membaik dengan sangat cepat, hal itu membuat Emran merasa bahagia.
Terlebih setelah dokter menyatakan jika Yasmine sudah di perbolehkan Untuk pulang, hal itu menjadi sebuah berita bahagia untuk Yasmine sendiri.
Kesembuhan yang sangat Yasmine tunggu-tunggu, karena setelah dirinya sembuh maka Emran akan mempertemukan ya dengan Annisa.
Dua pengasuh Yasmine pun tidak kalah bahagia mendengar hal itu. Mereka begitu bersemangat dan sangat antusias dengan hal itu.
Asih dan satu rekanya sesama pengasuh Yasmine pun membereskan semua barang-barang milik Yasmine dan Emran, karena selama keduanya tinggal di rumah sakit ada beberapa pakaian yang dibawa.
Tidak banyak yang mereka bawa memnag untuk pakaian, namun untuk mainan Kedua pengasuh tersebut membawa banyak mainan Yasmine kesana, sehingga butuh sedikit waktu lama untuk keduanya membereskan semuanya.
Setelah semua barang siap untuk di bawa, Emran menghubungi asisten pribadi untuk segera menjemput mereka di rumah sakit.
Emran kembali sibuk dengan smartphone miliknya, membuka beberapa email pekerjaan yang di kirim oleh sekertaris ya di kantor.
tok tok tok
Sebuah ketukan dari balik pintu kamar perawatan Yasmine, setelahnya Pintu pun terbuka disusul kemunculan Amir yang berdiri tegap di sana.
Mengulas sebuah senyum tipis, dan sikap sopan "Permisi pak Emran" Sapa Amir dengan Membungkukkan badan.
"Em " Jawab Emran singkat.
Setelahnya Amir pun tidak lupa menyapa nona kecil nya, mendekat pada Yasmine yang tengah sibuk dengan boneka kesayangannya, sementara Emran masih sibuk dengan handphone miliknya.
"Selamat pagi Nona Yasmine" Sapa ramah Amir pada gadis kecil tersebut.
"Selamat pagi paman Amir " Jawab Yasmine dengan suara celotehan.
Amir memang sangat menyayangi Yasmine, terlihat dengan bagaimana caranya Pemuda tersebut memperlakukan Yasmine, dan Yamanie pun terlihat sangat nyaman bersama Amir.
"Paman Amir " Panggil Yasmine kemudian.
"Iya ?" Jawab Amir dengan mengulas senyum manis.
"Paman tahu Mommy dimana ?" Tanya Yasmine kemudian.
Amir tampak berfikir dan sejenak menghela nafas dalam, berfikir apakah akan mengatakan jika Annisa di Indonesia atau tidak. Amir masih takut jika dirinya akan di sangka lancang karena mengatakan sesuatu yang mungkin tidak Emran sukai.
"Emmm..." Setelahnya Amir hanya menjawab dengan gelengan kepala.
Melihat reaksi dari Amir, mendadak wajah Yasmine menjadi sendu.
"Tapi Nona tenang saja, setelah ini kita akan Menemui Mommy, bersama Daddy juga" ucap Amir mencairkan suasana.
Hingar bahagia seketika muncul di wajah gadis kecil di hadapannya.
"Benarkah ?" Ucap Yasmin
"Tentu saja !" jawab Amir dengan menganggukkan kepala
Setelahnya Amir tampak bermain lagi bersama Yasmine, memainkan boneka kesayangannya, sembari menunggu pengasuh Yasmine menyelesaikan pekerjaannya.
"Amir" Panggil Emran
Amir menoleh dan "Ya Pak" Jawab Amir
Setelahnya Amir memberikan mainan yang sebelumnya dia gunakan bermain bersama putri sang bos besar tersebut, dan setelahnya menghampiri Emran yang berdiri menghadap dinding kaca ruangan yang berada di lantai 15 tersebut.
Amir mendekat dan Membungkukkan badan menghampiri Emran.
"Bagaimana, Apa semua sudah kau siapkan ?" Tanya Emran setelah keduanya saling berhadapan.
"Sudah Pak" Jawab Amir
Emran mengulas sebuah senyuman "Bagus " ucap nya kemudian.
"Kapan kita akan berangkat ?" Tanya Emran lagi.
"Penerbangan Besok Sore Pak" Ucap Amir sopan.
Emran pun merespon dengan anggukan kepala.
"Baiklah, Pastikan semua aman" Pinta Emran , dan Amir memberi jawaban dengan menganggukkan kepala.
***
Sementara di rumah sakit lain sedang terjadi huru-hara yang sangat tidak mengenakkan bagi Zyan.
Bagaimana tidak, setelah sekian lama Zyan di kejutkan dengan kemunculan sosok Tamara, yang merupakan mantan kekasih Zyan.
Tamara yang pergi meninggalkan Zyan saat berada di puncak karirnya, dan datang kembali untuk menuntut status yang sama seperti dulu, meski Zyan juga masih sangat mencintai Tamara, namun baginya sulit untuk menjalin dengan wanita itu lagi.
"Kamu nggak bisa memperlakukan aku seperti ini Zyan !" ketus seorang wanita yang merupakan mantan kekasih Zyan
"Tamara !, Stop , hubungan kita sudah berakhir " Ucap Amir tidak kalah ketus.
"Nggak, nggak bisa , nggak bisa gitu !" Ucap Tamara
"Kamu nggak bisa seenaknya pergi begitu saja setelah semua yang terjadi" Ucap Tamara dengan nada sarkas.
"Siapa yang pergi !, Bukankah kamu yang lebih dulu meninggalkanku ?" Ketus Zyan dengan tatapan tajam
Zyan hanya mendengus kesal, mendengar ocehan dari Tamara yang menurutnya sangat tidak masuk akal.
"Oh aku tahu , Semua ini karena Annisa kan ?" ketus Tamara dengan tatapan tajam.
"Tam !, nggak ada hubungannya sama Annisa, Hubungan kita memang sudah tidak bisa lagi di teruskan!" Ucap Zyan dengan meninggikan nada bicaranya.
"Enak ya kamu ngomong gitu !" ketus Tamara.
Suasana semakin memanas, baik Zyan maupun Tamara tidak ada satupun yang mau mengalah.
"Please, Kamu juga harus paham Tam . Aku tidak bisa menjalin hubungan jika orang tua ku pun tidak merestuinya" Ucap Zyan sedikit melunak.
"Jadi semua ini bukan karena Annisa " Pekik Zyan lagi.
Mendengar penuturan Zyan yang baru saja Tamara dengar, seketika pecah sudah Ari mata di pipi mulus Tamara.
Tamara merupakan seorang model yang telah menjalin hubungan dengan Zyan cukup lama, hubungan keduanya memang tidak mendapatkan restu dari orang tua Zyan.
Namun Zyan tetap berusaha mempertahankan hubungannya dengan Tamara, sampai pada akhirnya Tamara pergi meninggalkan dirinya, dan entah kemana Zyan pun tidak tahu.
Terlebih setelah Orang tua Zyan mengetahui kebiasaan buruk Tamara yang suka sekali pergi ke club malam, mabuk-mabukan, dengan gaya kehidupan yang suka sekali hura-hura.
Hal itu semakin menambah deretan kebencian orang tua Zyan terhadap Tamara.
Sejujurnya jika di tanya, Zyan pun masih sangat mencintai Tamara, namun dia lebih memilih orang tuanya, dan menuruti permintaan orang tuanya.
Terlebih setelah melihat bagaimana Annisa dan sikap baik serta respon orang tuanya terhadap Annisa, Zyan menjadi mantap untuk menerima perjodohan dirinya dengan Annisa.
Karena setelah di pikir-pikir Annisa jauh berbeda dengan Tamara, meski Annisa mengenakan cadar, namun kelebihan yang di miliki Annisa tidak dapat di pungkiri.
Begitu banyak pesona terpendam dari Annisa yang masih belum Zyan ketahui, dan Zyan berniat menghalalkan Annisa untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik, begitu pikirnya.
Karena alasan itu lah Zyan dengan begitu yakin meninggalkan Tamara, dan mantap memilih Annisa.
"Pulanglah tam , Aku tidak ingin papa tahu jika kau kesini " Ucap Tama melunak.
Tamara masih bergeming, bergelut dengan suasana hatinya yang begitu kacau balau.
Tamara begitu sangat menginginkan Zyan untuk kembali padanya.
"Zy, please aku sangat mencintaimu, bisakah kita seperti dulu " Pinta Tamara penuh permohonan dengan sorot mata sayu.
Sejujurnya Zyan tidak tega, namun tekatnya sudah bulat, Zyan akan tetap memilih Annisa sebagai calon istri nya.
"Tidak bisa Tam " Ketus Zyan dengan memalingkan pandangan dari Tamara.
Tamara hanya memandang Zyan dengan tatapan nanar.
***