MELUKIS SENJA

MELUKIS SENJA

Bab 1. Saat Terakhir

Assalamualaikum,

Selamat datang di karya ke 4. Disarankan membaca dulu 3 judul novel di bawah ini :

SANG PENGASUH

EMPAT SEKAWAN LOVE STORY

MENGAPA CINTA

Agar dapat benang merah sebab para tokoh saling berkaitan.

Last, jangan lupa tinggalkan jejak Like, hadiah, and vote, ya. Happy reading 🤗

...🌻🌻🌻🌻...

Jakarta

Sunyi sepi.

Berbagai alat terpasang di tubuh pasien yang terbujur tak berdaya di atas bed. Semua alat begitu halus bekerja tanpa menyuarakan kebisingan. Seolah mendukung kesyahduan yang tercipta ketika seorang wanita cantik larut dalam lantunan ayat suci Al Qur'an di samping ranjang pasien. Wajah lelah kentara tak dapat disembunyikan. Lipatan dan garis hitam di bawah mata menghiasi wajah putih yang kini memucat menandakan ia kurang tidur.

Dia adalah Cut Mutiara Rahma. Lebih akrab dengan sebutan Rahma. Kini ia duduk menggenggam tangan orang yang tak berdaya itu. Yang tak lain adalah suaminya, Johan Al Malik.

"Abang...buka matamu sebentar saja."

"Aku rindu tatapan mesramu."

"Abang nggak boleh pergi..."

"Bagaimana dengan aku dan Dika...."

"Kumohon....bangun Abang..."

Bibirnya bergetar. Sekuat tenaga Rahma menahan rasa yang menyesak di dada agar tidak tumpah menjadi isakan pilu. Sebab ia sudah terlalu sering menangis saat sendiri setelah dokter memvonis penyakit yang diderita Malik. Dan tadi pagi dokter memberikan kabar terkini jika kondisi Malik semakin menurun.

"Abang...bangun," Rahma mendekatkan wajahnya ke telinga Malik sambil berbisik lirih. "Dika kangen ayahnya. Apalagi aku..."

Rahma terus mengajak Malik bercengkrama. Sebab ia bisa merasakan jika suaminya itu meresponnya. Terasa dari genggaman tangan yang menguat. Bahkan ia pun melihat sudut mata yang terpejam rapat itu terdapat genangan air. Ini hari ke tiga Malik dalam kondisi tidak sadarkan diri, tak lagi mengerang sebab menahan sakit yang menyerang kepala. Malik seolah sedang tertidur lelap dengan tarikan nafas teratur.

Bagaimana tidak iba dan sedih melihat kondisi Malik saat ini. Berbagai alat penopang kehidupan memenuhi tubuh. Keluarga terdekat hanya bisa menyaksikan dari balik kaca sebab hanya satu orang yang diperbolehkan menemani di dalam. Doa tak pernah putus dipanjatkan oleh orang-orang yang mengasihi Malik.

Semua bermula sejak 1 tahun yang lalu...

"Abang mimisan?" Rahma mengernyit heran begitu menoleh ke arah Malik yang tengah menyetir. Ada darah menetes pelan dari hidung sebelah kiri tanpa disadari suaminya itu.

"Masa sih." Malik malah tak yakin sambil tetap menerima uluran selembar tisu dari Rahma.

Kejadian mimisan berulang 2 hari kemudian saat Malik tengah mengajak bermain Mahardika (Dika), anak semata wayang. Bahkan darahnya sampai menetes ke lantai. Kali ini muncul mimisan dari kedua lubang hidungnya. Respon Malik masih santai, toh tidak ada rasa sakit yang ditimbulkannya.

Namun sebulan kemudian Malik mengeluh sakit tenggorokan dan sering pusing tiba-tiba. Diagnosis dokter umum adalah radang tenggorokan. Rahma pun lebih menjaga asupan makanan untuk sang suami dengan memperbanyak menu sayuran dan menghindari gorengan. Sakit yang hilang timbul di bulan berikutnya membuat Rahma memaksa Malik untuk mengunjungi dokter spesialis THT. Apalagi ditambah adanya benjolan di leher yang tak terlihat namun terasa saat diraba.

Rangkaian pemeriksaan di sebuah klinik bonafid dilakukan dalam beberapa kali pertemuan. Diawali pemeriksaan fisik dengan tanya jawab riwayat kesehatan. Dilanjut dengan pemeriksaan nasofaringoskopi dan biopsi. Pemeriksaan lanjutan dengan CT scan dan MRI sampai pada satu kesimpulan. Dokter tampak berat hati menyampaikan kabar.

"Mohon maaf saya harus sampaikan, Pak Malik menderita kanker nasofaring."

"Sudah stadium 3."

"Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di kedua sisi leher,ke tulang, dan ke rongga sinus terdekat."

Kabar yang membuat Rahma shock dan menangis. Namun tidak dengan Malik yang tampak tenang dan tegar. Malah berbalik menghibur Rahma. Semua sudah kehendak Tuhan, ujarnya.

Disiplin pengobatan dilakukan dengan menjadwalkan kemoterapi dan imunoterapi. Ikhtiar yang tanpa henti itu harus menelan pil pahit sebab 4 bulan yang lalu dokter menyatakan jika kanker telah meningkat naik ke stadium 4. Sebab sel kanker telah merambat menyerang otak dan mata.

"Tenang. Kita bawa Malik berobat ke Singapura!"

Ia hanya mengangguk pasrah saran Nico kala itu. Disaat prosedur pemberangkatan yang disiapkan selama seminggu rampung, kondisi Malik ngedrop sehingga tidak memungkinkan untuk menaiki pesawat. Keputusan keluarga akhirnya tetap melanjutkan pengobatan di Jakarta.

Tit tit tit tit.

Suara monitor dengan garis yang bergerak cepat membuat Rahma terhenyak dari pikiran yang berkelana menelusuri kilas balik. Dua perawat yang siaga di ruang monitoring bergegas datang dan mengecek kondisi Malik.

"Bu Rahma mohon mundur dulu ya!"

Ia menurut mundur ke belakang dengan jantung berdegup kencang melihat Malik membuka mata dengan nafas kencang. Entah siapa yang memangil, sebab kini dokter yang intens merawat pun sudah masuk ke dalam ruangan diiringi ayah Badru.

"Siapa yang akan menuntun Pak Malik?" Dokter menatap bergantian ke arahnya dan Ayah. "Waktunya tidak lama lagi."

"Maa-maksudnya apa?" Rahma tampak diselimuti kepanikan. "Jangan dilepas!" teriaknya sambil menahan tangan salah satu perawat yang akan melepaskan alat-alat yang menempel di tubuh Malik. Namun tubuhnya terlampau lemah sehingga ia kalah kala seseorang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Ikhlaskan Rahma...ikhlaskan..." Rahma mendengar suara Suci yang berkata dsngan menahan tangis. Ia merasa ruangan kini dipenuhi banyak orang. Lantai yang ia pijak seakan bergoyang dan pandangannya mulai mengabur begitu mendengar ayahnya mengucap syahadat. "Asyhadu alla....ilaha...illalah..."

Rahma masih mendengar suara-suara panik memanggil namanya. Sebelum semuanya menjadi gelap dan pekat serta tubuhnya terhempas, melayang cepat memasuki lorong gelap dan berhenti di pendar cahaya yang lamat-lamat melebar dan terang benderang.

"Aku dimana..."

Pandangannya menyapu sekeliling. Sejauh mata memandang hanyalah hamparan rumput hijau tanpa tepi dengan naungan langit biru berhiaskan asap putih. Ia mendengar gemericik air yang ternyata berasal dari sisi kirinya. Sebuah sungai kecil dengan airnya yang jernih tampak memantulkan gambar dirinya. Suasana sejuk dan menentramkan.

"Bang Malik..." senyum merekah tampak di bibir Rahma begitu melihat sosok pria tegap berpakaian serba putih keluar dari balik pohon angsana.

Malik semakin mendekat dengan wajah berhias senyum. Rahma memandangnya dengan takjub sebab wajah suaminya itu begitu bercahaya dan semakin tampan. Beda dengan 3 bulan terakhir dimana tubuh Malik makin kurus karena tak lagi bisa makan dengan benar sebab tenggorokanya sangat sakit.

Ia menurut saja kala Malik menggenggam tangannya. Membawanya pergi menyusuri tepi sungai menuju sebuah gazebo yang menghadap sebuah danau. Belum pernah ia melihat tempat seindah ini. Beautiful place.

"Abang, kita dimana?" Rahma yang kini tidur telentang di kasur yang sangat empuk, menatap Malik yang tidur miring menghadapnya dengan satu tangan menopang kepala.

"Ini tempat tinggalku sekarang."

"Mulai hari ini semua rasa sakit sudah hilang."

"Aku bisa tidur nyenyak."

Rahma menikmati belaian lembut tangan Malik di kepalanya. Aneh, padahal sebelumnya tubuhnya teramat lelah sebab menunggui Malik tiap hari, siang dan malam. Kini lelah itu menguap entah kemana berganti dengan rasa ringan melingkupi tubuh.

"Jadi kita akan tinggal disini?" Mata Rahma tampak berbinar cerah.

"Bukan kita, tapi aku."

"Bunda pulang ya, Dika nangis nyariin kamu..."

"Bilang sama Dika, ayah sayang Dika, sangat sayang..."

Rahma menggeleng dengan kuat. "Kalau aku gak boleh disini, ayo kita pulang sama-sama ke rumah kita."

Malik tak menjawab. Hanya bibirnya yang melengkungkan senyum manis.

"I love you, sayang."

Rahma merasakan kedamaian hati begitu bibir Malik mengecup keningnya, dalam dan lama. Tak diduga, kasur empuk yang ditidurinya perlahan melebar hingga terbelah memisahkan dirinya dan Malik menjadi berjarak. Sekuat tenaga tangannya menggapai-gapai lalu memanggil nama suaminya itu yang mulai menjauh. Namun suaranya begitu berat dan tertahan di kerongkongan. Bahkan badannya memanas saking berusaha mengerahkan tenaga agar bisa berteriak kencang.

"Abang...."

"Abaaaang..."

"Jangan pergi, Bang. Hiks..." Rahma terisak dengan rasa badan yang remuk redam. Ia sama sekali tak bisa bangun untuk sekadar mengejar Malik yang kian jauh, berubah menjadi titik dan tak lagi terlihat.

"Rahma, sadar nak. Istigfar...."

Rahma membuka matanya usai mendengar suara Uma memanggil namanya berulang-ulang. Aroma kayu putih terasa hangat dan segar memenuhi hidung begitu menarik nafas. Perlahan ia mengerjapkan mata dan menatap langit-langit kamar dengan lampu neon yang membuat keningnya mengkerut sebab silau.

Bukankah ini di kamarku?

Rahma sejenak mengumpulkan nyawa sebab belum bisa memahami peristiwa yang telah dialaminya. Rasa hatinya bagaikan sedang menaiki roller coaster sebab baru saja mengalami sedih dan bahagia dalam satu waktu. Dan kini hatinya merasa sesak dan perih. Ia mengedarkan pandangannya kepada orang-orang yang tengah mengerumuninya dengan wajah sembab. Ada Uma, Suci, Salma, dan Umi.

Suara orang-orang mengaji terdengar jelas memenuhi indera pendengarannya.

اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَـنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ 

inna ash-haabal-jannatil-yauma fii syughuling faakihuun

"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka)."

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 55)

هُمْ وَاَ زْوَا جُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَ رَآئِكِ مُتَّكِــئُوْنَ

hum wa azwaajuhum fii zhilaalin 'alal-arooo`iki muttaki`uun

"Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan."

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 56)

لَهُمْ فِيْهَا فَا كِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ 

lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa yadda'uun

"Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan."

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 57)

سَلٰمٌ ۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ

salaam, qoulam mir robbir rohiim

"(Kepada mereka dikatakan), Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 58)

وَا مْتَا زُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ

wamtaazul-yauma ayyuhal-mujrimuun

"Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!"

(QS. Ya-Sin 36: Ayat 59)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Terpopuler

Comments

𝕯𝖍𝖎𝖓𝖆

𝕯𝖍𝖎𝖓𝖆

ini ku ulang entah untk ke brp x ya, sesuka itu aku sma cerita ini, novel teh Mia, melukis senja, salah satu novel The best, 2024 nov

2024-11-11

1

Neaaaa87(ʘᴗʘ✿)o(〃^▽^〃)o

Neaaaa87(ʘᴗʘ✿)o(〃^▽^〃)o

/2024//kenapa sesedih ini sih malik.., mana baca nya malam pula..
🥲🥲

2024-09-25

0

Wahyu tampan sempurna

Wahyu tampan sempurna

kenapa harus mualaf dan memilih Islam 🤷 ?

2024-09-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Saat Terakhir
2 Bab 2. Mizyan Abdillah
3 Bab 3. Duka Cita
4 Bab 4. Life Must Go On
5 Bab 5. See You Tonight
6 Bab 6. The New You
7 Bab 7. Ayah
8 Bab 8. On The Way Room 202
9 Bab 9. Room 202
10 Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11 Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12 Bab 12. Senja Kala
13 Bab 13. Single Mom
14 Bab 14. Tempat Pelarian
15 Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16 Bab 16. Robot Sapi
17 Bab 17. Your Face Distracts My World
18 Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19 Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20 Bab 20. Dia Lagi?
21 Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22 Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23 Bab 23. Sepasang Mata
24 Bab 24. Hujan Malam Minggu
25 Bab 25. Dadah, Om
26 Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27 Bab 27. Holiday in Bali
28 Bab 28. Holiday in Bali (2)
29 Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30 Bab 30. Secercah Asa
31 Bab 31. Secercah Asa (2)
32 32. With a Pleasure
33 Bab 33. Wasiat
34 Bab 34. Merasa Familiar
35 Bab 35. Menghargai Perbedaan
36 Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37 Bab 37. I Can Make You Love Me
38 Bab 38. Salah Tingkah
39 Bab 39. Hibah
40 Bab 40. Menjelang Kepergian
41 Bab 41. Room Paling Ujung
42 Bab 42. Medan, at The Moment
43 Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44 Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45 Bab 45. Last Time in Medan
46 Bab 46. Meraba Hati
47 Bab 47. Petunjuk
48 Bab 48. My Son
49 Bab 49. Firasat
50 Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51 Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52 Bab 52. Deadline 2 Bulan
53 Bab 53. Zonk
54 Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55 Bab 55. I'm Here For You
56 Bab 56. Have a Good Fight
57 Bab 57. Berharap Cemburu
58 Bab 58. Cara Balas Budi
59 Bab 59. Gegana
60 Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61 Bab 61. Pounding to Meet You
62 Bab 62. Apa Maunya?
63 Bab 63. Go ahead
64 Bab 64. Meraih Satu Tiket
65 Bab 65. Step by Step
66 Bab 66. Step by Step (2)
67 Bab 67. Step by Step (3)
68 Bab 68. I Love You
69 Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70 Bab 70. Counting Down
71 Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72 Bab 72. You Know What I Mean
73 Bab 73. Test Drive
74 Bab 74. Menjelang Pernikahan
75 Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76 Bab 76. The New Journey
77 Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78 Bab 78. Malam Pertama
79 Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80 Bab 80. Main Course
81 Bab 81. Mulut Tetangga
82 Bab 82. Terima Kasih Cinta
83 Bab 83. Ahli Modus
84 Bab 84. Menganggap Remeh
85 Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86 Bab 86. Bogor, We are Coming
87 Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88 Bab 88. The Power of Daging Kambing
89 Bab 89. Tenang, Ada Aku
90 Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91 Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92 Bab 92. Kartu As
93 Bab 93. Sehari Tanpamu
94 Bab 94. Hasutan Alex
95 Bab 95. Papa Buye Pulang
96 96. Cerita Yang Terjeda
97 Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98 Bab 98. Tonight And Every Night
99 Bab 99. Adek dan Akak
100 Bab 100. Siap-Siap Sidang
101 Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102 Bab 102. Sehari Dua Misi
103 Bab 103. Serangan Jantung
104 Bab 104. 100 Juta
105 Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106 Bab 106. Ada Satpam
107 Bab 107. Birthday Party
108 Bab 108. Honeymoon
109 Bab 109. 60 Juta
110 Bab 110. Misi Percomblangan
111 Bab 111. Level 2
112 Bab 112. Atu Juja
113 Bab 113. Menyimpan Dendam
114 Bab 114. Mendadak Genit
115 Bab 115. Pesona
116 Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117 Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118 Bab 118. Mood Swing
119 Bab 119. Saturday Night
120 Bab 120. 20 November
121 Bab 121. 20 November (2)
122 Bab 122. 20 November (3)
123 Bab 123. Buka Kartu
124 Bab 124. Paper Bag Marun
125 Bab 125. Theo dan Alex
126 Bab 126. Payung Hitam
127 Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128 Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129 Bab 129. Bau Amis
130 130. Ada Apa Dengan Botol
131 Bab 131. Burung
132 Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133 Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134 Bab 134. Ungkapan
135 Bab 135. Iman
136 Bab 136. Ada Apa?
137 Bab 137. Berita Viral
138 Bab 138. Kepanikan Mizyan
139 Bab 139. Ini Takdir
140 Bab 140. Tindakan
141 Bab 141. Tindakan (2)
142 Bab 142. Healing
143 Bab 143. Akhir Kasus
144 Bab 144. Batal Lamaran
145 Bab 145. 11 Januari
146 Bab 146. 11 Januari (2)
147 Bab 147. Pergi
148 Bab 148. Dua Tahun
149 Bab 149. Opa Oh Opa
150 Bab 150. Lupa
151 Bab 151. Kado
152 Bab 152. Kado (2)
153 Bab 153. Welcome Baby
154 Bab 154. Akhir Kisah
155 PENGUMUMAN
156 Bab 155. Bonchap 1
157 Bab 156. Bonchap 2
158 Bab 157. Bonchap 3
159 Bab 158. Bonchap 4
160 Bab 159. Bonchap 5
161 Bab 160. Bonchap 6
162 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1. Saat Terakhir
2
Bab 2. Mizyan Abdillah
3
Bab 3. Duka Cita
4
Bab 4. Life Must Go On
5
Bab 5. See You Tonight
6
Bab 6. The New You
7
Bab 7. Ayah
8
Bab 8. On The Way Room 202
9
Bab 9. Room 202
10
Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11
Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12
Bab 12. Senja Kala
13
Bab 13. Single Mom
14
Bab 14. Tempat Pelarian
15
Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16
Bab 16. Robot Sapi
17
Bab 17. Your Face Distracts My World
18
Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19
Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20
Bab 20. Dia Lagi?
21
Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22
Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23
Bab 23. Sepasang Mata
24
Bab 24. Hujan Malam Minggu
25
Bab 25. Dadah, Om
26
Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27
Bab 27. Holiday in Bali
28
Bab 28. Holiday in Bali (2)
29
Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30
Bab 30. Secercah Asa
31
Bab 31. Secercah Asa (2)
32
32. With a Pleasure
33
Bab 33. Wasiat
34
Bab 34. Merasa Familiar
35
Bab 35. Menghargai Perbedaan
36
Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37
Bab 37. I Can Make You Love Me
38
Bab 38. Salah Tingkah
39
Bab 39. Hibah
40
Bab 40. Menjelang Kepergian
41
Bab 41. Room Paling Ujung
42
Bab 42. Medan, at The Moment
43
Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44
Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45
Bab 45. Last Time in Medan
46
Bab 46. Meraba Hati
47
Bab 47. Petunjuk
48
Bab 48. My Son
49
Bab 49. Firasat
50
Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51
Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52
Bab 52. Deadline 2 Bulan
53
Bab 53. Zonk
54
Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55
Bab 55. I'm Here For You
56
Bab 56. Have a Good Fight
57
Bab 57. Berharap Cemburu
58
Bab 58. Cara Balas Budi
59
Bab 59. Gegana
60
Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61
Bab 61. Pounding to Meet You
62
Bab 62. Apa Maunya?
63
Bab 63. Go ahead
64
Bab 64. Meraih Satu Tiket
65
Bab 65. Step by Step
66
Bab 66. Step by Step (2)
67
Bab 67. Step by Step (3)
68
Bab 68. I Love You
69
Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70
Bab 70. Counting Down
71
Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72
Bab 72. You Know What I Mean
73
Bab 73. Test Drive
74
Bab 74. Menjelang Pernikahan
75
Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76
Bab 76. The New Journey
77
Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78
Bab 78. Malam Pertama
79
Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80
Bab 80. Main Course
81
Bab 81. Mulut Tetangga
82
Bab 82. Terima Kasih Cinta
83
Bab 83. Ahli Modus
84
Bab 84. Menganggap Remeh
85
Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86
Bab 86. Bogor, We are Coming
87
Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88
Bab 88. The Power of Daging Kambing
89
Bab 89. Tenang, Ada Aku
90
Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91
Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92
Bab 92. Kartu As
93
Bab 93. Sehari Tanpamu
94
Bab 94. Hasutan Alex
95
Bab 95. Papa Buye Pulang
96
96. Cerita Yang Terjeda
97
Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98
Bab 98. Tonight And Every Night
99
Bab 99. Adek dan Akak
100
Bab 100. Siap-Siap Sidang
101
Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102
Bab 102. Sehari Dua Misi
103
Bab 103. Serangan Jantung
104
Bab 104. 100 Juta
105
Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106
Bab 106. Ada Satpam
107
Bab 107. Birthday Party
108
Bab 108. Honeymoon
109
Bab 109. 60 Juta
110
Bab 110. Misi Percomblangan
111
Bab 111. Level 2
112
Bab 112. Atu Juja
113
Bab 113. Menyimpan Dendam
114
Bab 114. Mendadak Genit
115
Bab 115. Pesona
116
Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117
Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118
Bab 118. Mood Swing
119
Bab 119. Saturday Night
120
Bab 120. 20 November
121
Bab 121. 20 November (2)
122
Bab 122. 20 November (3)
123
Bab 123. Buka Kartu
124
Bab 124. Paper Bag Marun
125
Bab 125. Theo dan Alex
126
Bab 126. Payung Hitam
127
Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128
Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129
Bab 129. Bau Amis
130
130. Ada Apa Dengan Botol
131
Bab 131. Burung
132
Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133
Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134
Bab 134. Ungkapan
135
Bab 135. Iman
136
Bab 136. Ada Apa?
137
Bab 137. Berita Viral
138
Bab 138. Kepanikan Mizyan
139
Bab 139. Ini Takdir
140
Bab 140. Tindakan
141
Bab 141. Tindakan (2)
142
Bab 142. Healing
143
Bab 143. Akhir Kasus
144
Bab 144. Batal Lamaran
145
Bab 145. 11 Januari
146
Bab 146. 11 Januari (2)
147
Bab 147. Pergi
148
Bab 148. Dua Tahun
149
Bab 149. Opa Oh Opa
150
Bab 150. Lupa
151
Bab 151. Kado
152
Bab 152. Kado (2)
153
Bab 153. Welcome Baby
154
Bab 154. Akhir Kisah
155
PENGUMUMAN
156
Bab 155. Bonchap 1
157
Bab 156. Bonchap 2
158
Bab 157. Bonchap 3
159
Bab 158. Bonchap 4
160
Bab 159. Bonchap 5
161
Bab 160. Bonchap 6
162
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!