Dari kecil mencintai seorang lelaki hingga dewasa dia selalu mengikuti dan menyatakan cinta nya beberapa kali,tapi pria itu selalu menolak nya dan akhirnya dia berhenti mengejar pria itu karena ucapan nya.
"kau itu ngak tau malu ya,aku ngak suka wanita murahan. Pergi lah ,jangan pernah mengganggu ku lagi. Kalau pun hanya kamu wanita didunia ini,aku juga ngak akan menikah dengan mu. Aku ngak tertarik dengan mu,walaupun kau telanjang didepan ku "
Ucapan itu selalu berdengung di telinga nya, disaat bersamaan juga keluarga nya bangkrut sehingga dia memilih untuk menghentikan cinta pertama nya.
Bagaimana selanjutnya? yuk ,langsung mampir dan tinggalkan jejak 🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CP 10
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Tama menjalankan mobil nya menuju apartemen nya, dia sudah tidak tinggal di rumah kedua orang tua nya yang ada di dekat rumah Tani. Dia merasa risih karena hampir setiap hari Tani datang kesana ,padahal hampir setiap hari Tama bertemu dengan tani diperusahaan nya membuat nya merasa semakin kesal .
Tama berjalan masuk kedalam gedung perusahaan nya dengan pikiran nya yang terus mengingat ucapan Delia mengenai daerah rumah nanda yang rawan preman,dia merasa khawatir pada Tani .
"Ah....sudah lah,dia kan sudah besar dan bisa mengurus dirinya sendiri jadi untuk apa aku yang pusing. Lagian dia juga bukan siapa siapa aku " gumam Tama dengan tatapan yang masih ke depan .
Langkah tama terhenti,dia berbalik dan berjalan menuju basement apartemen. Dia ingin mengambil motor milik nya yang sudah dia bawa kesana ,karena saat libur dari perusahaan maka dia akan menggunakan motor nya .
"Kirimkan alamat nanda bagian pemasaran " ucap Tama ,dia langsung menghubungi asisten pribadi nya agar mencari tau mengenai alamat nanda .
"Ada apa pak? Biar saya bantu " tanya asisten pribadi Tama .
"Tidak ada ,saya hanya ingin tau alamat dia. Kirim ke saya sekarang " ucap Tama dan dia langsung berjalan menuju pos sekuriti,meminta kunci motor nya yang memang dia titipkan disana agar tidak perlu kembali ke unit nya untuk bertukar kendaraan .
"Dasar menyusahkan saja " ucap Tama dengan pelan .
Sementara itu nanda merasa kalau dirinya seperti diikuti,dia berhenti dan bersembunyi di suatu tempat didepan nya dan Tani tau. Tani mendekati persembunyian Nanda ,dia mengejutkan nanda yang pasti sudah tau keberadaan nya.
"Woiii....keluar, ini aku Tani " teriak Tani membuat nanda terkejut dan melotot ke arah Tani.
"Ngapain lu kesini ? Bahaya kalau sendirian Ta" tanya Nanda dengan tatapan kesal nya.
"Kan udah aku bilang,aku mau liat rumah mu . Seperti nya enak tinggal disini,saling berbagi dan saling tolong menolong " jawab Tani dengan wajah senang nya .
"Ya ampun ta,lu tau dari mana ?" tanya Nanda sambil meraup wajah nya dengan kasar.
"Ya cerita mu tadi,ngak ada jijik padahal sama orang lain. Jadi aku pengen liat aja sendiri " jawab Tani dengan semangat.
Nanda hanya menggelengkan kepala nya ,menurut nya biasa saja berlaku seperti itu tapi kenapa tani malah menganggap nya spesial.
Di kehidupan tani,tak pernah sekali pun mereka makan dan minum dari tempat yang sama seperti yang dilakukan oleh nanda. Mereka pasti jijik dan akan mengambil gelas atau piring baru,sangat tak ingin berbagi sama sekali.
Mau tak mau nanda membawa tani kerumah nya, rumah nya yang tidak begitu besar hingga saat sampai di persimpangan jalan mereka bertemu dengan dua pria yang bertato.
"Wah....wah nan,lu bawa siapa ni ?" tanya salah satu dari mereka sambil menatap ke arah Tani yang sudah tersenyum manis.
"Ini temen aku,jangan kalian ganggu " jawab Nanda dengan santai,dia berjalan sambil menarik tangan tani dengan cepat.
"Temen lu ya temen kita juga nan,lu kok sewot banget sama kita sih " ucap pria lainnya ,pria itu mendekati tani dan merangkul bahu tani sambil tersenyum.
"Nama kamu siapa dek? Aku Billy,ini Dimas" ucap pria itu dan nanda memperhatikan reaksi wajah Tani yang biasa saja saat didekati oleh pria bertato yang bernama Billy itu .
"Aku tani bang ,salam kenal ya " jawab Tani dengan ramah ,dia ngak takut sama sekali apalagi pria yang berdiri didepan mereka mengambil minuman yang dipegang oleh nanda dan langsung meminumnya tanpa jijik.
"Iiissshh.....beli Kenapa lu ,main ambil aja " bentak nanda dan pria itu tertawa sambil mengeluarkan uang dan memberikan nya pada nanda
"Nih....lu beliin gih,aku mau kerumah bibik dulu . Ayo bil" ucap pria yang bernama dimas itu dan menarik tangan pria yang sedari tadi merangkul Tani .
"Sampai nanti Tan,kita jalan dulu ya " teriak billy dengan keras sambil tertawa dan melambaikan tangan nya.
Tani mengangguk dan ikut tertawa ,dia pun membalas lambaian tangan dari Billy membuat Nanda mengernyitkan dahi nya cukup dalam. Tatapan mata nya tak lepas dari wajah Tani, kemudian dia kembali melanjutkan jalan nya .
"Lu ngak takut sama mereka ?" tanya Nanda, dia penasaran dengan sikap Tani sedari tadi.
"Takut ? kenapa ?" tanya Tani dengan senyuman lebar dibibir nya.
"Mereka bertato dan wajah nya juga seram " jelas nanda dan Tani hanya tertawa kecil saja .
"Mereka manusia kan ?" tanya Tani dan nanda dengan lugu nya mengangguk, wajah nya terlihat polos.
"Jadi kenapa aku mesti takut ?" tanya Tani lagi dan nanda hanya bisa diam saja ,dia menghela nafas nya dengan kasar .
Tak lama mereka sampai didepan rumah minimalis,tembok nya hanya setengah dan setengah nya lagi masih papan membuat Tani terdiam. Sepanjang jalan tadi pun Tani banyak melihat rumah yang seperti itu,dia tidak menyangka kalau masih ada rumah begitu.
Sedari bayi Tani tidak pernah melihat rumah yang seperti ini,dia dilahirkan di rumah sakit besar . Kamar nya besar dan rumah nya juga berada di perumahan elit ,hanya saja dia pernah ke rumah teman sekolah nya yang berada di daerah komplek biasa saja.
Baru ini Tani datang ke daerah rumah yang berdempetan dan sempit,dia tak menyangka bisa mendapatkan teman yang tinggal dirumah seperti ini .
"Ini rumah aku Ta,masuk lah tapi ngak ada sofa atau pun kursi " ucap nanda ,dia berjalan masuk kedalam rumah yang berukuran kecil.
Disana hanya ada tikar dan lantai nya terbuat dari semen biasa membuat Tani terkejut tapi dia berusaha untuk tetap tersenyum,dia pun duduk di tikar tipis itu sambil memperhatikan sekeliling nya.
Ruang tamu itu terbilang kecil,lebih besar lagi kamar nya dari pada ruangan itu. Tani menatap punggung nanda yang sudah berjalan ke arah samping yang dia yakini kalau itu adalah kamar nya ,tidak ada pintu hanya ada kain yang menutupi nya.
"Nanda,sudah pulang ? cepat mandi trus makan,ibu udah siapin makanan tuh. Ambil sendiri,ibu mau pergi dulu . Mau ke rumah bik nina,mau ngambil uang "
Suara wanita terdengar dari dalam kamar sebelah nya, ada dua kamar disana dan pasti nya kecil kecil. Nanda hanya diam saja, dia tidak menjawab sama sekali hingga akhirnya wanita paruh baya itu keluar dari kamar dan menatap ke arah Tani .
"Eh....ya ampun, ada tamu. Kamu temen nya nanda ?" ucap wanita paruh baya itu dan duduk disamping tani
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘
sehars a tani kasih pelajarn biar ada greget a gitu