NovelToon NovelToon
Mencarikan Istri Untuk Kedua Kakakku

Mencarikan Istri Untuk Kedua Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewica Dewi

Ayumi adalah gadis yatim piatu blasteran Jepang-Indonesia. Ayumi memiliki dua kakak laki-laki yang tidak beruntung dalam membangun mahligai rumah tangga. Kakaknya yang pertama bernama Tommy harus menjadi duda keren kehilangan istrinya yang seorang pramugari bernama Dena karena kecelakaan pesawat. Dari pernikahan mereka berdua, dikarunai anak perempuan bernama Hana. Sedangkan kakaknya yang nomor dua bernama Kenzi bercerai dengan istrinya karena kepergok selingkuh dengan rekan kerjanya.

Ayumi yang sejak usia 15 tahun tinggal bersama kedua kakaknya setelah orang tuanya meninggal karena covid berusaha mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya. Agar dirinya bisa hidup bebas tanpa harus mengurus rumah tangga dan keponakannya yang masih berumur 4 tahun.

Disini lah cerita dimulai. Suka duka Ayumi mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya mengalami banyak sekali rintangan. Bagaimana kisahnya yuk silahkan diikuti ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewica Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Keraguan Kenzi Perihal Penyakit Vina

"Kamu tahu sesuatu Sean tentang Vina dan Kevin. " tukas Kenzi ketika bertemu dengan Sean sahabatnya.

Sean mengeluhkan asap rokoknya dan hanya mendesah pelan.

"Jujur aku dan Ellen gak tahu soal itu. Kami tahu Vina melahirkan, tapi tidak terdengar kabar tentang Kevin. Kami pikir Kevin adalah anak Vina dengan mantan suaminya. " jawab Sean.

Kenzi mengepulkan asap rokoknya, pikirannya masih kalut, sampai dia lupa untuk menelpon Rania.

"Aku curiga dia sengaja menyembunyikan dari aku untuk maksud tertentu. Tapi dia terlihat sangat sayang dengan Kevin. " ujar Kenzi.

"Ken, waktu kita pulang futsal, kami sempat melihat Vina dengan Kevin serta baby sitternya. Kemudian aku meminta Ellen untuk mencari tahu tentang Kevin." tukas Sean.

"Lalu? " tanya Kenzi.

"Ellen dapat info dari sepupunya, Vina tinggal di Singapura sejak Kevin lahir dan sampai usia 3 tahun. Setelah Kevin lahir, Vina melakukan test dna atas permintaan mantan suaminya ketika Kevin berusia 6 bulan. Karena mertuanya curiga Kevin tidak mirip dengan mantan suaminya." tukas Sean.

"Dan hanya itu? Bagaimana dengan penyakit kanker yang dia cerita? " tanya Kenzi.

"Vina sakit kanker? " Sean mengernyitkan dahinya.

"Masa sepupu Ellen tidak cerita kalo Vina menderita sakit kanker paru-paru? " tanya Kenzi.

"Gak ada info tentang itu? Kantong kering kali? Pamornya Vina kan mulai menurun. Selama ini dia dapat suntikan dana dari orang tuanya. Dan mereka juga yang membantu merawat Kevin." jawab Sean.

"Yakin?! " tanya Kenzi lagi.

"Suer Ken, pasti sepupunya Ellen cerita kalo Vina menderita kanker. " jawab Sean.

"Jadi selama ini Vina tinggal dirumah yang dulu aku tempati atau kembali tinggal bersama orang tuanya? " tanya Kenzi.

"Rumah itu ditempati oleh adiknya Vina sejak dia tinggal di Singapura. Setelah dari Singapura, dia tinggal bersama kedua orang tuanya." jawab Sean.

"Bobby? " tukas Kenzi.

"Siapa lagi? Kan adiknya cuman satu." jawab Sean sembari menyeruput kopinya.

"Udah kembali dia dari Amerika? " tanya Kenzi.

"Sudah lama Ken dan sudah menikah. Dan sejak menikah menempati bekas rumah mu." jawab Sean.

"Aku sampai detik ini tidak habis pikir Vina menyembunyikan keberadaan Kevin dariku. apa orang tuanya tidak menyuruh Vina memberitahuku ? Tega sekali mereka membiarkan anakku tidak mengenalku dari dalam kandungan hingga usia hampir 4 tahun." pungkas Kenzi kesal.

Sean mengerdilkan bahunya, dia sendiri tidak paham dengan pola pikir keluarga Vina. Karena keluarga Ellen pun juga tidak terlalu akrab dengan keluarga Vina.

"Dan dia mengaku sedang menderita sakit kanker paru-paru. " ujar Sean.

"Modusnya dia ingin kembali kepadaku." tukas Kenzi.

"Kamu mau kembali dengan Vina demi Kevin? " tanya Sean.

Kenzi tersenyum sinis dan menatap wajah sahabatnya.

"Never! [tak akan pernah]." jawab Kenzi.

"Dan apa langkah kamu selanjutnya?" tanya Sean.

"Aku ingin ada kekuatan hukum bahwa Kevin anak kandungku. Entah Vina bagaimana menulis statusnya. Aku ingin dia memakai nama belakangku. Seperti abangku bilang, darah Kevin mengalir darah Yoshikuzi." jawab Kenzi.

"Aku akan menyuruh Ellen mencari tambahan informasi lagi terutama soal pengakuan Vina sedang menderita kanker paru-paru." ujar Sean.

"Thanks Sean, aku sangat membutuhkan informasi tambahan. Jika memang Vina benar menderita kanker paru-paru dan usianya tidak lama lagi, aku harus mengambil hak asuh Kevin secepatnya. Aku ingin menebus waktu yang hilang dengannya." tukas Kenzi.

"Oke bro, aku bantu kamu..." sahut Sean pelan.

Kenzi menyeruput white coffenya lalu menghisap barang rokoknya kembali.

"Aku sedang dekat dengan seorang wanita Sean." ujar Kenzi sembari membuka layar ponselnya dan menunjukkan wajah Rania.

"Cantik." tukas Sean setelah mengamati wajah Rania yang ada di display picture whatsapp.

"Namanya Rania, biasa dipanggil Nia." ujar Kenzi.

"Mulai kapan kalian berkencan?" tanya Sean.

"Pertemuan pertama tidak disengaja, aku terburu-buru pergi ke kantor dan mengendarai motor melewati genangan air hingga mengenai pakaiannya ketika sedang mendorong motornya yang bannya bocor." jawab Kenzi.

"Trus? " tanya Sean.

"Aku menolongnya tapi gak sempat berkenalan. Hingga beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan dirinya lagi tanpa disengaja ketika membeli kopi di cafe jingga. Dia sedang duduk di meja paling pojok menikmati teh dan sibuk dengan tabletnya." jawab Kenzi lalu menghisap rokoknya kembali.

"Dan kamu menghampirinya? " tanya Sean.

"Awalnya tidak, tapi aku penasaran, entah aura wajahnya terlihat berbeda dari perempuan yang selama ini tebar pesona kepadaku. Akhirnya ya aku menghampirinya dan mengajaknya berkenalan. Lalu aku mengajaknya bertemu lagi keesokan harinya. Dan tadi siang aku mengajaknya makan siang sebelum Ayumi menelpon ku karena Vina dan Kevin datang kerumah." jawab Kenzi.

"Kamu serius dengannya? " tanya Sean.

"Aku justru melamarnya." jawab Kenzi.

"Wow...bro...apakah tidak terlalu cepat? " tanya Sean.

"Mungkin, entah lah Sean, aku sejak bertemu dengannya lagi dan kita mengobrol banyak hal, aku justru merasakan nyaman dengannya. Seperti aku bilang, dia berbeda dengan wanita yang pernah aku kenal. Hingga aku langsung ingin melamarnya." jawab Kenzi.

"Dia bekerja? " tanya Sean.

"Dia guru bahasa Inggris di sekolah dasar international. Dia sudah terbiasa interaksi dengan anak-anak kecil. Walaupun sikapnya julid ketika pertama kali bertemu tapi rupanya dia punya sisi lembut terutama kepada anak-anak. " jawab Kenzi.

"Status? " tanya Sean.

"Single, belum pernah menikah. " jawab Kenzi.

"Hmmm..." Sean hanya berdehem.

"Apa ada yang salah? Apa aku tidak bisa menikah dengan seorang perawan? " tukas Kenzi sembari tertawa.

"Bukan itu? dekat dengan anak-anak bukan berarti dia bisa menjadi ibu dari anakmu. Apa dia sudah tahu bro soal Kevin? " tanya Sean.

"Aku yakin dia bisa cepat akrab dengan Kevin. Dan aku akan segera memberitahunya tentang Kevin secepatnya." jawab Kenzi.

Tak berapa lama, sebuah pesan singkat masuk kedalam aplikasi whatsapp Kenzi.

"Baru diomongin dia mengirim pesan. " ujar Kenzi lalu membuka pesan singkat dari Rania.

"Mas baik-baik saja? "

"Setelah pulang dari makan siang gak ada kabar?"

"Aku khawatir. "

Kenzi tersenyum membaca japri dari Rania. Dan dia menghubungi Rania.

"Halo."

"Halo, assalamu'alaikum. "

"Wa'alaikumsalam."

"Maaf, aku baru sempat menghubungimu Nia." jawab Kenzi.

"Apakah baik-baik saja? " tanya Rania.

"Baik-baik saja, hanya ada hal yang membuat aku shock. Nia kapan kita bisa bertemu kembali? " tanya Kenzi.

"Besok bisa mas. Mau makan siang lagi? " tanya Rania.

"Boleh.Ada hal yang harus aku ceritakan kepadamu." jawab Kenzi yang mau tidak mau dia harus jujur dengan Rania tentang keberadaan Kevin.

"Baiklah, mau makan siang dimana? " tanya Rania.

"Terserah kamu, cari tempat yang lebih dekat lagi dengan sekolahmu, agar tidak terlalu jauh dari tempatmu. " jawab Kenzi.

"Oke, nanti aku kabari lokasinya. " tukas Rania.

"Nia..."

"Iya mas."

"Maaf membuatmu khawatir. Aku belum sempat menghubungimu. "

"That' s okey mas. Rania yang sebetulnya minta maaf karena mengganggu mas Kenzi. "

"Tidak Nia, aku tadi hanya perlu waktu untuk berpikir."

"Baiklah mas, Nia harus membuat soal untuk tugas anak-anak besok. Jangan lupa makan malam dan segera beristirahat. "

"Iya.Thanks Nia."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Nia."

"Iya? "

"I love you."

"I love you too. Bye..."

"Bye..."

Rania menutup sambungan telponnya dan berguling-guling diatas tempat tidurnya. Lalu dia menatap langit-langit kamarnya.

"Serius aku sudah punya kekasih..."

Nia lalu menutup wajahnya dengan bantal. Dia tadi sempat stres perkara ingin menghubungi Kenzi terlebih dahulu atau membiarkan saja.

Dia merasa gengsi menghubungi Kenzi, tapi dia juga penasaran tingkat dewa jika tidak bertanya tentang keadaan Kenzi. Akhirnya dengan menghitung jumlah kancing di kemeja yang digantung dibalik daun pintunya, jadilah dia harus menghubungi Kenzi terlebih dahulu.

"Nia...! " panggil bu Vika.

"Iya bun. " jawab Rania lalu beranjak dari rebahannya dan membuka pintu kamarnya.

"Ayo makan malam." ajak bu Vika.

"Oke, Nia nyusul sebentar lagi." jawabnya.

"Jangan lama-lama. " tukas bu Vika.

"Iya bun. " jawab Rania.

Lalu bu Vika meninggalkan Rania berjalan menuju rumah utama untuk bergabung makan malam dengan adiknya dan iparnya.

Rania menyisir rambutnya dan menguncinya ke belakang seperti ekor kuda. Lalu dia menyusul bundanya pergi ke rumah utama.

"Nia, bundamu bilang, kamu dan Tommy sepakat tidak melanjutkan hubungan ke tahap lebih serius? " tanya pak Burhan.

"Iya om. " jawab Rania yang baru saja pantatnya menempel di kursi sudah diintrogasi soal Tommy.

"Sayang sekali, padahal tante berharap kalian berjodoh." tukas bu Risa.

"Ya namanya belum jodoh tan. " jawab Rania enteng sambil mengambil nasi dan beberapa lauk dimeja makan.

Kali ini menunya membuat gairah makan Rania naik. sayur asem, ikan asin, tahu tempe bacem, ikan lele dan sambal terasi.

Mantap...

Menu sederhana, gak kebarat-baratan yang justru laris dimakan oleh penghuni rumah pak Burhan dan bu Risa.

"Trus kamu gimana? " tanya pak Burhan.

"Kenapa om? " jawab Rania dengan mulut yang masih penuh dengan nasi.

"Gak kecewa? " tanya pak Burhan.

Rania mengunyah nasinya dulu dan menelannya setelah itu menjawab pertanyaan pamannya.

"Biasa aja om. " jawab Rania lalu meneguk air putih digelas sebelah piringnya.

"Trus kita jodohin siapa lagi pah untuk Rania? " tukas bu Risa.

Sedangkan bu Vika hanya menyimak pembicaraan Rania dengan pamannya. Beliau sendiri sudah mode pasrah. Dah lah apa kata Allah, terserah kapan Allah mempertemukan Rania dengan jodohnya. Mau single atau duda yang penting Allah kasih putrinya jodoh yang mencintainya, seperti mendiang ayahnya yang mencintai dirinya tanpa batas sehingga beliau masih belum bisa move on.

"Tak perlu mencarikan jodoh lagi buat Nia tante." ujar Rania.

"Tapi kalo gak berusaha, kamu gak akan segera menikah. " tukas bu Risa.

"Jangan putus asa Nia, paman dan tante akan mencarikan pendamping hidup untuk kamu." sahut pak Burhan.

"Nia gak putus asa om. justru Nia ingin memberi tahu kepada bunda, om Burhan dan tante Risa, InsyaAllah sebentar lagi akan ada pria yang melamar Rania." sahutnya.

"Maksudnya? " kali ini bu Vika berkomentar.

Rania menghela nafas dulu sebelum memberi jawaban kepada bunda dan paman serta tantenya.

"Nia sedang dekat dengan seorang duren bun. " ucapnya pelan.

1
mom'snya devadhamian
luar biasa
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
lahh apa aku yg salah baca, atau gimana ya.. tadi kan tommy bawa motor kenapa sekarang naik mobil...????
Getoutofmyway
Suspens!
tefa(♡u♡)
Tersirat makna mendalam
SugaredLamp 007
Kocak abis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!