Ayumi adalah gadis yatim piatu blasteran Jepang-Indonesia. Ayumi memiliki dua kakak laki-laki yang tidak beruntung dalam membangun mahligai rumah tangga. Kakaknya yang pertama bernama Tommy harus menjadi duda keren kehilangan istrinya yang seorang pramugari bernama Dena karena kecelakaan pesawat. Dari pernikahan mereka berdua, dikarunai anak perempuan bernama Hana. Sedangkan kakaknya yang nomor dua bernama Kenzi bercerai dengan istrinya karena kepergok selingkuh dengan rekan kerjanya.
Ayumi yang sejak usia 15 tahun tinggal bersama kedua kakaknya setelah orang tuanya meninggal karena covid berusaha mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya. Agar dirinya bisa hidup bebas tanpa harus mengurus rumah tangga dan keponakannya yang masih berumur 4 tahun.
Disini lah cerita dimulai. Suka duka Ayumi mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya mengalami banyak sekali rintangan. Bagaimana kisahnya yuk silahkan diikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewica Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Akal Bulus Vina Yang Tak Kesampaian
"Hana, moshi otōsanga Mira obasan to kekkon shitara dō suru? [Hana, bagaimana jika papa menikahi Tante Mila? ]" tanya Tommy ketika mereka didalam mobil perjalanan ke kantor Tommy.
"Rania obasan wa dōdesu ka? [Bagaimana dengan tante Rania? ]" tanya Hana sembari menoleh kearah papanya.
"Papa to rania obasan wa tada no nakayoshidesu.[Papa dan tante Rania hanya berteman baik. ]" jawab Tommy sambil sesekali menoleh menatap wajah putrinya yang duduk di sampingnya.
"Mira obasan to koi ni ochimashita ka?[Papa sudah jatuh cinta kepada tante Mila? ]" tukas Hana tersenyum.
Tommy tertawa, Hana bocil usia 5 tahun sudah mengerti kata-kata jatuh cinta. Karena Hana sering menonton film kartun Disney seperti Rapunzel, shrek, moana, yang kisahnya selalu ada adegan jatuh cinta.
"Sō, papa wa Mira obasan ni koi o shita nodesu.[Iya, papa jatuh cinta kepada tante Mila.] " jawab Tommy tersenyum.
"Papa wa itsu Mira obasan to kekkon shimashita ka? [Kapan papa menikah dengan tante Mila?]" tanya Hana.
"Hmmm...nanti papa akan bicarakan lagi dengan tante Mila." jawab Tommy tersenyum.
"Di film kartun, jika sudah jatuh cinta, biasanya ada pesta pernikahan. Dan hidup bahagia selama-lamanya." ucap Hana dengan polos.
"Tentu sayang,setelah papa menikah dengan tante Mila, kita akan menjadi keluarga yang paling bahagia. " ujar Tommy sambil menowel hidung putrinya.
Hana tersenyum dengan perkataan papanya. "Hana sudah tidak sabar tante Mila jadi mama baru Hana." tukas Hana.
"Papa juga Hana, berdoa ya semoga segera papa bisa menikahi tante Mila. " jawab Tommy sembari mengusap pipi kanan putrinya.
Tommy melihat senyum mengembang diwajah Hana, betapa dia senang sekali mendengar papanya akan menikahi Mila. Sudah terbayang di benaknya bahwa dia akan diantar jemput sekolah oleh mama barunya.
Bisa pamer kepada teman-temannya bahwa dia sudah punya mama baru. Sesederhana itu keinginan Hana saat ini. Hanya ingin mama dalam kehidupannya.
"Kita sudah sampai sayang. Tante Nabila juga sudah menyiapkan rainbow cake pesanan kamu." tukas Tommy setelah memarkir mobilnya, Tommy melepas sabuk pengamannya dan Hana.
Setelah itu Tommy turun dari mobil dan membuka pintu mobil untuk Hana. Mereka berdua menuju lift untuk naik kelantai dua dimana ruangan Tommy berada.
TING
Pintu lift terbuka. Tommy dan Hana keluar menuju ruangan Tommy.
"Halo tante Nabila. " sapa Hana kepada sekretaris papanya.
"Halo sayang. Itu rainbow cakenya sudah di ruangan papa. " ujar Nabila tersenyum.
"Terima kasih tante. " jawab Hana.
"Sama-sama sayang. " tukas Nabila dan ikut masuk kedalam ruangan Tommy untuk memberitahu jadwal meeting dengan klien.
"Firza belum kembali dari PT. Pilar bil? " tanya Tommy sembari duduk dikursinya. Dan Hana seperti biasa duduk disofa lalu mengambil rainbow cakenya yang sudah disiapkan Nabila diatas piring dengan sendok kecil.
"Belum pak. " jawab Nabila.
"Saya ada jadwal meeting dengan siapa? " tanya Tommy.
"Dengan ibu Wilhelmina pak, beliau hendak konsultasi soal design rumah barunya sekaligus kantor di wilayah kebun organiknya." jawab Nabila.
"Oke, orangnya datang jam berapa? " tanya Tommy.
"Sebentar lagi akan sampai pak. " jawab Nabila.
" Ada lagi? " tukas Tommy.
"Tidak ada pak." jawab Nabila.
Lalu Nabila membalikkan tubuhnya menuju mejanya diluar ruangan Tommy.
Sementara itu, Vina mendatangi tempat praktek salah satu teman sma nya dulu yang kini menjadi seorang dokter ahli penyakit dalam dan sukses menjadi konten kreator yang kontennya berisi tentang kesehatan tubuh.
"Gila kamu Vin, aku kamu suruh bikin surat keterangan bahwa kamu memang menderita kanker paru-paru."
NO WAY!!!
Jessica menolak mentah-mentah permintaan Vina yang diluar nulur.
"Ayolah Jes. " Vina mengiba.
Ubur ubur ikan lele...wani piro le?!
"Aku kasih 300 juta gimana? " ucap Vina tidak menyerah.
"Kamu kasih aku pesawat jet juga aku tetap menolak. " tegas Jessica.
"Ayolah Jes..." pinta Vina sambil menangkup kan kedua tangannya memohon kepada temannya.
"Maaf Vin. Kali ini aku tegas menolaknya. " tukas Jessica.
"Sekali ini saja." pinta Vina.
"Enak dikamu, petaka di aku. Sama aja mempertaruhkan karirku Vin. Orang tuaku tidak keluar uang sedikit untuk membiayai aku kuliah kedokteran. Dan aku harus menempuh 4 tahun kuliah jurusan dokter umum dan 2 tahun kuliah spesialis. Belum lagi, penempatan dinas di daerah pelosok.
Jika aku menuruti maumu dan terbongkar, keluarga Kenzi pasti melaporkan aku juga, aku bakal diblacklist oleh pihak idi. ijin praktek ku dicabut dan sia-sia perjuanganku mendapatkan gelar dokter spesialis penyakit dalam." cicit Jessica panjang kali lebar dengan nada berapi-api.
"Hanya itu caranya agar aku bisa kembali dengan Kenzi. Dia pasti akan trenyuh melihatku yang menderita kanker dan demi Kevin, pasti Kenzi mau membangun nikah kembali denganku. " jawab Vina.
Ubur ubur ikan lele...tidak semudah itu le...
"Kamu pikir mantan suamimu percaya kamu sakit? wajahmu saja auranya masih cerah. Kamu tahu, penderita kanker itu raut wajahnya pucat, kondisi tubuh agak lemah. Jangankan bikin konten joget-joget, jalan aja kadang udah gak sanggup. Apalagi kamu ngaku menderita kanker paru-paru. Orang yang menderita paru-paru nafas aja susah Vin." tukas Jessica.
Vina diam saja mendengar Jessica mengomelinya.
"Biarpun kamu menunjukkan hasil lab yang tertukar dengan seorang pasien yang namanya sama dengan kamu kepada Kenzi, aku yakin tidak semudah itu dia percaya.
Mantan suamimu dan keluarganya bukan orang bodoh bambang...wake up Vin...!!! " ujar Jessica.
Dulu Vina sempat menderita batuk yang tidak sembuh-sembuh. Bahkan sempat batuk berdarah, ketika periksa di dokter, hasil lab menyatakan Vina menderita penyakit kanker paru-paru stadium awal.
Vina dan orang tuanya sempat shock, bahkan Vina sempat berhenti memberikan asi kepada Kevin. Untungnya Kevin sudah berusia 14 bulan. Jadi bisa dengan mudah mengganti asi dengan susu formula. Vina memang enggan menyusui takut bentuk gunung emasnya kendur, tapi mamanya ngomel dan menyuruh Vina memompa asinya untuk Kevin.
Jika orang tuanya tidak mengancamnya akan menghentikan semua bantuan financial jika Vina mengabaikan Kevin. Tentu Vina tidak sesayang ini kepada Kevin. Vina sayang kepada Kevin, tapi lebih sering menyerahkan pengasuhan Kevin kepada mamanya dan baby sitternya.
Hingga Vina sempat hendak menjalani kemoterapi, ternyata dokter menghubunginya bahwa ada kekeliruan pada nama pasien. Hasil lab Vina tertukar dengan seorang wanita yang juga bernama Vina. Hanya beda nama belakangnya saja. Tapi Vina tetap menyimpan hasil lab yang keliru itu karena timbul ide untuk dia gunakan sebagai bukti bahwa dia penderita kanker kepada Kenzi.
"Sudahlah Vin, kamu gak perlu pakai cara licik untuk kembali kepada mantan suamimu.Kesalahanmu sangat fatal, wik wik ria diatas ranjang kalian berdua sama selingkuhan pas aniversary pernikahan. Siapa juga suami yang gak ngamuk." sindir Jessica.
Vina hanya mendengus kesal mendengar sindiran sinis dari Jessica.
"Aku teman dekatmu Vin, kewajiban aku mengingatkan kamu jangan bermain api. Apalagi nyuruh aku memalsukan hasil lab agar kamu dikira menderita penyakit kanker. Konyol tahu gak? kamu gak takut kepura-puraanmu bakal jadi dikabulkan sama Allah." tukas Jessica mengingatkan Vina untuk tidak berbuat bodoh.
"Aku kesini mau minta tolong bukan untuk diceramahin. " ujar Vina mendengus kesal.
Jessica hanya menggelengkan kepalanya dan mengusir Vina karena ada pasien Jessica yang sudah antri.
"Udah kamu pulang sana. Kalo perlu mampir dulu ke kyai agar kamu di rukyah, biar hatimu jadi bersih gak ketutup aura gelap. " tukas Jessica.
Vina tidak menjawab dan beranjak dari duduknya lalu meninggalkan ruangan praktek Jessica tanpa pamit.
"Ah dibelain bayar konsultasi 300 ribu gak dapat hasil." umpat Vina dalam hati.