Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Di sebuah kamar Apartemen di Ibu Kota, seorang gadis tengah menangis sambil terus menekan dadanya yang berdenyut nyeri.
Bagaimana tidak, ketika dia membuka aplikasi Whatapp, banyak pesan masuk di grup sekolah SMA nya, ucapan "Selamat" yang ternyata ditujukan untuk Damian dan Celine.
Ucapan itu dikarenakan Damian yang mengupload undangan elektronik pernikahan mereka untuk teman-teman SMA nya.
Ya gadis itu adalah Alisa, jadi maksud kata-kata Damian, bahwa ada orang lain yang terluka, adalah Celine, apa Damian dan Celine sudah melakukan...
Aarrgghh Alisa benar-benar shock, sudah rencananya gagal ditambah salah sasaran.
Pantas kemarin saat bertemu di Pakuwon, tingkah mereka berbeda tidak seperti biasanya.
"Celine kenapa kamu selalu menjadi bayangan dan benalu di hubunganku dengan Damian, Damian pasti menikahimu hanya sebatas tanggung jawab dan kasihan, ya karena cinta pertamanya adalah aku." ucap Alisa dengan menahan amarah dan sesak.
Akhirnya hari bahagia yang dinanti pun tiba.
Setelah kata "SAH" menggema di Ballroom Hotel lokasi pernikahan Damian dan Celine, semua turut bersuka cita pasangan sahabat jadi manten itu pun tersenyum lega.
Celine mencium tangan suaminya, Damian dengan gugup memanjatkan doa di ubun-ubun Celine lalu mengecupnya.
Degup jantung keduanya berdebar kencang, darah mereka berdesir, sungguh walaupun mereka sangat dekat sampai berpelukan adalah hal yang biasa tapi saat ini ketika status mereka berubah, semuanya menjadi canggung, entah kemana sifat arogan Damian, dan sifat bar-bar Celine pergi.
Sesi foto pun tengah berlangsung, foto bersama orang tua, keluarga, dan para bridesmaid dan groomsmen.
Tampak Jovan Arsen dan Stella dengan baju seragam mereka.
"Selamat ya Damian, Celine, semoga kalian langgeng, dan bahagia selalu." ucap Arsen
"Selamat ya Dam Cel, Damian elo jaga Celine ya, kalau macem-macem, gue sunat loe dua kali."
Mereka tertawa mendengar celetukan Stella.
"Selamat ya Damian, neng Celine." Damian auto melotot mendengar panggilan Jovan kepada istrinya.
"Maaf kalem bro, Selamat ya Damian Celine, pokoknya gue ikut happy, semoga nanti malam, sukses ya malam keduanya." ucapan Jovan disambut keplakan dari Damian di tangannya.
"Huaahahahaha" semua pun tertawa.
Acara dilanjutkan dengan resepsi di Hotel yang sama.
Damian dan Celine tampak tampan dan cantik seperti pangeran dan putri dari negeri dongeng.
"Apa masih lama Dam?" tanya Celine
Kakinya sudah terasa pegal dan perutnya sedikit kram, karena terlalu banyak berdiri untuk bersalaman dengan para tamu undangan, walaupun tidak dipungkiri ada perasaan senang karena banyak yang mendoakan atas pernikahan mereka.
"Kenapa Cel, ada yang sakit?" tanya Damian khawatir.
"Kaki aku pegal Dam, perut aku juga sedikit kram." Celine menjawab dengan berbisik.
"Sabar ya, sebentar lagi kata mami." ucap Damian sambil memijat betis Celine, dan mengelus perutnya, dan lumayan bisa mengurangi ketidaknyamanan yang Celine rasakan.
Akhirnya serangkaian acara pesta pernikahan Damian dan Celine pun selesai.
Kini keduanya berada di Presidential Suite Room, kamar yang seharusnya mereka gunakan untuk malam pertama.
Suasana kamar kembali canggung, kedua anak manusia itu hanya diam, sanggul Celine sudah dilepas tadi dibantu para MUA, hanya tinggal gaun yang masih dia pakai.
"Ehm Cel kamu atau aku yang mandi duluan?"
"Aku duluan ya Dam, gerah banget, mana ini bekas sasak sanggul kaku begini."
"Iya Cel."
Celine membawa pakaian gantinya ke kamar mandi, dia tidak mau ada adegan lupa membawa baju ganti.
Di kamar mandi Celine pun membuka atribut pernikahannya, untung tidak ada adegan susah buka resleting gaun seperti di novel-novel.
Celine keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih segar, memakai setelan piyama satin celana pendek dengan lilitan handuk dikepala.
"Aku mandi dulu ya Cel, maaf boleh gak minta tolong siapin baju aku, soalnya masih didalam koper."
"iya, udah kamu mandi dulu gih."
Celine mulai membuka koper berisi pakaian Damian.Dia pun memilihkan Damian baju piyama warna biru dongker, kemudian Celine mencari pakaian dalam Damian, tapi tidak menemukannya.
"Dam, CD kamu ditaruh di koper yang mana?"
"Nggak usah Cel, aku biasanya tidur malam gak pakai CD." teriak Damian dari kamar mandi.
"What?" Celine terpekik kaget mendengar ucapan frontal suaminya, dan membuat pikiran Celine jadi traveling.
Damian keluar dengan handuk yang terlilit di pinggang dan rambut setengah basah yang menetes, seketika Celine memalingkan wajah, terbayang sesuatu dibalik handuk itu,"Sial" batin Celine kenapa jadi mesum.
"Ini Dam bajunya, sana cepet pakai baju." ucap Celine gugup.
"Gak usah gugup kita harus terbiasa Cel."
Celine hanya diam, dia bingung harus menanggapi apa.
Damian dan Celine pun naik keatas tempat tidur yang dihiasi handuk angsa dan kelopak mawar merah, bersandar di headboard.
"Dam, apa kita harus seperti pengantin sungguhan?"
"Maksudnya Cel?"
"Ya itu kalau habis menikah kan, malamnya pengantin sungguhan begituan Dam."
"Maksud kamu kita ini pengantin bohongan, tidak sungguhan?"
"Bu..bukan begitu, kamu kan tahu penyebab kita menikah apa, dan rasa cinta juga belum ada."
"Cel seperti yang aku bilang dari awal, kita harus saling menerima hubungan ini, aku akan usahakan kebahagiaan dan kebaikan kalian, kita jalani Rumah tangga dengan baik, aku nggak akan melarang yang apa jadi cita-cita kamu, tapi dengan syarat saat baby sudah lahir, bukan apa-apa aku cuma nggak mau kamu kecapekan."
Celine pun mengangguk sambil tersenyum.
"Pintarnya istri aku" Damian mengusap lembut pucuk kepala Celine.
"Terus malam ini Dam?" tanya Celine sambil menunduk.
"Malam ini, kita tidur aja, aku gak akan minta hak aku, besok kita ke dokter buat kontrol sekalian tanya aman gak buat kamu sama baby kalau kita melakukannya, aku nggak mau membahayakan kalian."
Ah bagaimana Celine tak baper dengan semua sikap, dan perkataan suaminya ini.
Pria yang paling mengerti Celine selain Papanya.
"Dam, udah dong gombalnya kalau gue baper gimana?"
"Kok elo gue lagi."
Celine mengatupkan bibir karena tahu salah berucap.
"Aku memang sengaja memang aku pengen bikin kamu baper."
"iisshhh" Celine mencubit perut Damian.
"Yaudah sekarang kita tidur ya, pasti kamu capek banget."
Damian dan Celine pun merebahkan tubuh lelah mereka.
"Damian!!! Tangannya"
Damian pun terbahak bahak.