NovelToon NovelToon
Penyesalan Zenaya

Penyesalan Zenaya

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:473.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim O

Kehidupan Zenaya berubah menyenangkan saat Reagen, teman satu kelas yang disukainya sejak dulu, tiba-tiba meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya.

Ia pikir, Reagen adalah pria terbaik yang datang mengisi hidupnya. Namun, ternyata tidak demikian.

Bagi Reagen, perasaan Zenaya tak lebih dari seonggok sampah tak berarti. Dia dengan tega mempermainkan hati Zenaya dan menginjak-injak harga dirinya dalam sebuah pertaruhan konyol.

Luka yang diberikan Reagen membuat Zenaya berbalik membencinya. Rasa trauma yang diberikan pria itu membuat Zenaya bersumpah untuk tak pernah lagi membuka hatinya pada seorang pria mana pun.

Lalu, apa jadinya bila Zenaya tiba-tiba dipertemukan kembali dengan Reagen setelah 10 tahun berpisah? Terlebih, sebuah peristiwa pahit membuat dirinya terpaksa harus menerima pinangan pria itu, demi menjaga nama baik keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim O, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Sepenggal Kenangan.

New York, 8 tahun lalu.

Natalie berkacak pinggang sambil menatap tajam kedua orang pria yang masih saja tertidur nyenyak di dalam kamar apartemen mereka. Matanya menatap sekeliling kamar yang sangat berantakan oleh kertas-kertas dan buku-buku yang berserakan. Tidak lupa, beberapa bungkusan cemilan dan kaleng minuman juga tergeletak di sana.

Meski kedua pria itu berbeda angkatan dan jurusan, tetapi mereka sering kali mengerjakan tugas bersama (tidak terkecuali dengan Natalie sendiri, yanh selalu memanfaatkan kepintaran Reagen untuk membantunya menyelesaikan tugas).

Gadis itu melangkah perlahan menuju ranjang tempat mereka tidur. Sedetik kemudian selain teriakannya yang menggema, Natalia juga menendang hingga jatuh Bryan dari ranjang, dan menarik paksa Reagen sampai terduduk di pinggir ranjang.

Bryan terkejut. Teriakannya tak kalah lantang. Pria itu lalu bangkit dari lantai sembari mengusap bokongnya yang terasa nyeri. "Kamu selalu saja bersikap kasar kalau membangunkanku! Coba lakukan hal yang sama sekali-kali pada Rey!" makinya seraya menatap Natalie tajam.

Natalie tersenyum sinis. "Kamu pantas mendapatkannya, karena sudah menguasai tempat tidur!" Bryan memang tidak pernah bisa diam saat tidur, berbanding terbalik dengan Reagen.

Natalie kemudian mengalihkan pandangannya pada Reagen. "Hari ini kamu ada ujian, bukan? Cepat bersiap, dan kau—" Tangannya menunjuk wajah Bryan yang sibuk mengaduh-aduh. "Wawancaramu dengan Mr. Gilbert akan dimulai satu jam lagi, tahu!"

Bryan kontan terkesiap, begitu pula dengan Reagen. Keduanya saling melempar tatapan bengis, sebelum beranjak dari ranjang untuk berebut masuk ke kamar mandi.

Natalie menggeleng-gelengkan kepalanya pening. Jika sudah begini ...

"Sana, mandi di kamarku! Tidak perlu membuat drama pagi ini!" teriak gadis itu bak seorang ibu tiri yang murka pada kedua anak nakalnya.

Ketiganya pun berangkat ke kampus menggunakan bus umum. Mereka memang tidak memiliki kendaraan pribadi di sana.

Tepat di depan kampus, Reagen, Bryan, dan Natalie berpisah menuju gedung fakultas masing-masing. Biasanya mereka baru kembali bersama saat sore hari tiba, dan Natalie lah yang selalu paling awal menunggu kedua pria itu di taman kampus.

Rutinitas mereka memang hampir sama setiap hari. Hanya weekend saja yang sedikit berbeda karena libur dari aktifitas belajar.

...***...

Reagen sebenarnya tetap ingin berada di tanah air, tetapi Craig memintanya untuk kuliah di sana sembari mengawasi kantor cabang Walker Group. Alhasil, tepat selepas lulus sekolah, dia langsung terbang ke New York untuk menempuh pendidikannya di sana. Setahun kemudian Bryan pun ikut menyusul Reagen.

Mengetahui kepergian Bryan, Natalie pun bersikeras meminta sang ayah agar mengijinkan putri mereka satu-satunya itu menyusul Reagen dan Bryan ke New York. Butuh perjuangan lebih hingga Natalie akhirnya berhasil mendapatkan restu.

Di sana, Reagen tinggal dalam sebuah apartemen sederhana tanpa kamar. Dia mengajak serta Bryan untuk tinggal bersamanya demi menghemat biaya. Sementara Natalie tinggal tepat di seberang apartemen mereka.

Bryan dan Natalie masuk ke kampus yang sama dengan Reagen sebagai anak baru. Jadi Reagen merupakan senior mereka berdua, meski ketiganya berbeda jurusan.

Hidup di negeri orang membuat gadis seperti Natalie yang biasanya manja dan tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, mau tidak mau harus mandiri. Apa lagi Reagen dengan tegas menerapkan hidup sederhana pada mereka.

Tak ada mobil mewah yang mereka kendarai. Ketiganya harus rela pergi ke mana-mana dengan menggunakan bus umum. Natalie juga mau tidak mau harus belajar memasak sendiri.

Wanita itu mendapatkan ilmu memasaknya dari Bryan. Dia memang pandai memasak sejak kecil, karena sang ibu merupakan salah seorang koki terkenal pada masanya.

Jujur saja, kehadiran Bryan dan Natalie merupakan angin segar bagi Reagen. Sebab, selama setahun ini dia harus hidup sendirian tanpa satu orang pun yang dikenalnya.

Reagen bukan tipe orang yang senang bergaul di sana. Terlebih, pergaulan di sana rata-rata jauh lebih bebas dari pada negara asalnya, dan dia jelas tidak terbiasa.

Memang, terkadang Craig juga mampir ke sana untuk melihat keadaannya, sekaligus mengawasi perusahaan cabang di sana. Namun, tetap saja rasanya sangat berbeda.

Itulah mengapa, sejak kehadiran kedua teman baiknya, Reagen seperti menemukan kembali dunianya yang sempat hilang.

Bagai tiga sekawan, mereka selalu bersama ke manapun dan dalam keadaan apapun. Saat Natalie harus dilarikan ke rumah sakit karena hipotermia, Reagen dan Bryan akan setia menungguinya secara bergantian di rumah sakit.

Saat Bryan harus terpuruk dan bertingkah seperti orang gila karena kehilangan ibunya, Natalie dan Reagen tak pernah beranjak dari sisi pria itu.

Begitu pula ketika Reagen dalam keadaan sedih karena mengingat Zenaya. Pria itu masih belum bisa melepas rasa bersalahnya sedetik pun. Reagen bahkan masih menyimpan baik selembar foto Zenaya yang dia ambil diam-diam saat di sekolah dulu.

Meski rasa cemburu tak bisa dihindari Natalie, tetapi bersama Bryan, dia tetap menemani hari-hari Reagen dan berusaha menguatkannya.

Natalie pikir, semua sikap baik yang dia tunjukkan selama jni mampu membuat perasaan Reagen luluh. Namun, ternyata tidak demikian. Perasaan Reagen ternyata lebih keras dari sebongkah batu. Sedetik pun pria itu tak pernah bisa menyingkirkan bayangan Zenaya dalam hatinya.

Hal itu membuat kebencian Natalie pada Zenaya melambung tinggi. Namun, Natalie tak pernah berniat menyakiti wanita itu lebih jauh. Dia bukan lagi seorang gadis labil yang gemar membuat onar hanya demi memperebutkan seorang pria.

...----------------------------------------------------...

Bryan menepuk pundak Natalie pelan, agar wanita itu tersadar dari lamunannya.

"Kamu menangis?" tanya Bryan khawatir. Sejak tadi dia hanya memperhatikan Natalie yang sibuk melamun sambil memainkan minumannya, sampai setetes air mata keluar dari pelupuk wanita itu.

Natalie terkesiap. "Mana? Tidak!" Dia meraba wajahnya sendiri. Mencoba berkilah bahwa yang dilihat Bryan barusan bukanlah air mata.

Keduanya kini sedang berada di dalam cafe favorit mereka bertiga.

Natalie menatap kursi kosong yang biasanya Reagen duduki, tetapi kini kursi tersebut telah kosong.

"Nat?" panggil Bryan.

"—Sejak dulu sebenarnya aku menyadari, bahwa tak ada sedikit pun ruang yang tersisa di hati Rey." Wanita itu membuka suaranya. "Perjuanganku selama ini sia-sia. Keegoisan untuk tetap bersikeras mencintai pria itu ternyata hanya membawa neraka tersendiri." Sambungnya seraya tersenyum sendu.

"Tak ada yang sia-sia. Kamu tahu cinta tak harus memiliki, Nat," sahut Bryan.

Natalie tertawa sumbang. "Siapa pun yang menciptakan kata-kata itu, aku membencinya!"

Dia kemudian menatap Bryan sendu. ""Bisakah kita kembali pada masa-masa kuliah saja," ucap Natalie bersamaan dengan tetesan air mata yang kembali jatuh.

1
Suparmin N
Luar biasa
Tatun Tania
Lumayan
aagnes
Luar biasa
Acin minduk
akhir yg bahagia❤️❤️❤️❤️
Acin minduk
astaga regan2
Acin minduk
itu bukan cinta lek, obsesimu sngat berlebihan
Acin minduk
dasar regan
s
gemes nya bela
Tamy Nicky
sangat bagus
Hiatus: terima kasih byk kk. semoga berkenan membaca karyaku yg lain. berkah selalu😍😍🤗🤗😘😘❤️❤️❤️
total 1 replies
Bis Tawo
👍👍
Hiatus: trmksh bintang limanya kk. semoga berkenan dgn cerita2ku. sehat selalu🤗🤗❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
mampir, cerita nya sangat menarik
Hiatus
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Shandayani Riyanto
Kecewa
Hiatus: kalo ga suka, jangan kasih rate rendah. apa lagi ga pernah kasih gift, komen, atau like.
total 1 replies
selviboro
bagus
Hiatus: trmksh kk. berkenan mampir di ceritaku yg lain ya ka😍🤗❤️😘❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
wowwww this is a good story.... i like it 👍👍
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan mampir😭😍😘🤗❤️❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
hehehe gemesin deh si frans
Hiatus: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Tyas Ningrum
hhhmmm ternyata sejak kecil emang suka mencuri ciuman si Rey ini yaaaa 😄
Hiatus: 🤣🤣🤣
makasih udh mampir kk😍😘❤️❤️
total 1 replies
Eni Sulastri
tak ada manis manisnya ,,pahit terus
Hiatus: yg sabar ya ka. klo mau yg manis2 bs diliat ceritaku yg office girl. meski ga manis bgt tp lumayan kok🥰
total 1 replies
Vaulia
kak tambah lagi di cerita baru dengan Adryan dan Natali di selipkan cerita Rey dan zen
Hiatus: siap ka. inshaAllah mmg msh ada extra bab nnti. makasih udh berkenan baca😍😘😘
total 1 replies
rizkijr
ceritanya kerennn thorrr
Hiatus: trmksh sdh berkenan baca ya ka😍😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!