Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11
Ling Nana menuruni tembok besar itu melalui sulur pohon yang tadi dia panjat.
Ketika sampai di belakang istana, baru dia mengeluarkan hasil buruannya. Dan dengan sengaja memanggil pelayannya.
"Yan Sing, kemarilah, bantu aku membawa binatang ini ke dalam."
Dengan cepat pelayannya itu bergegas menghampiri.
"Wah nona, banyak sekali hasil buruan anda" Dia seakan tak percaya dengan hasil buruan yang di dapat nyonya nya.
"Iya, hari ini kita barbeque."
"Apa itu nona?" Dia bingung dengan bahasa yang di ucapkan oleh
"Hmm, maksud saya hari ini kita bakar - bakar daging. Bukankah sudah lama kita tidak makan daging?" ucapnya dengan mengedipkan mata dengan jenaka ke arah pelayannya itu.
"Benar sekali nyonya"
"Ya sudah, kumpulin kayu bakar buat kita panggang daging nanti, biar saya bersihkan ini."
"Jangan! Biar saya yang bersihkan hewan - hewan ini, biar nyonya istirahat saja." Dia tidak akan membiarkan Nyonyanya akan mengalami hal seperti ini
"Tak apa - apa Yan sing, burung pagar dan kelinci ini masih hidup, kamu taruh di dalam kandang saja. Biar babi ini saya potong dan bersihkan di sumur dekat ladang itu. Kamu sediakan saja bara apinya."
Kemudian Ling Nana membawa Babi yang sudah kena panah itu ke dekat sumur belakang.
Dia membelahnya dan membuang kotorannya, dia membersihkan usus sampai bersih dan membuang bulu - bulu yang ada di tubuh babi itu.
Setelah selesai dia membersihkan, dia menyuruh Yan sing untuk menaruh usus dan sebagian daging di atas perapian di dapur. Agar bisa di awetkan dengan panas dan asap yang ada di pembakaran dapur.
Ting
"Tuan anda sudah menerima poin berburu binatang di hutan terlarang. Tapi hasilnya sudah di kurangkan dengan utang anda tuan."
"Hmm, baiklah, lakukan saja." ucap Ling Nana tak perduli, karena yang dia butuhkan saat ini adalah makanan agar bisa tetap hidup.
***
Sementara di Istana, Jendral besar Ling memasuki istana dan menemui kaisar untuk menanyakan tetang keponakannya.
Kaisar menyuruh seorang kasim untuk memanggil Putra Mahkota. Dan ketika Putra Mahkota memasuki istana Kaisar, dia melihat Jendral Ling sedang bersujud di lantai menghadap kaisar.
"Hormat hamba kepada Ayah handa Kaisar."
Kaisar hanya menggangguk dan mempersilahkan dia duduk. Sementara Jendral Ling masih bersujud di lantai.
"Putra Mahkota, Jendral Ling datang hari ini untuk mempertanyakan tentang Keponakannya yang kamu asing kan ke Istana dingin."
Putra Mahkota mengepalkan tangannya dan merasa jengkel di hatinya. Padahal dia sudah lupa bahwa dia memiliki selir dari Kediaman Jendral Ling.
"Oh, itu? Dia masih di sana mejalankan hukuman yang pantas untuknya karena berani membunuh penerus keturunan kerjaan."
"Apakah putra mahkota sudah menyelidikinya?"
"Hem, untuk apa di selidiki lagi kalau kenyataannya sudah terlihat jelas."
Kaisar tidak bisa berkata apa - apa lagi yang melihat putranya berkeras Hati.
"Maaf kelancangan saya putra mahkota, tapi kami telah menyelidikinya. Keponakan hamba tidak bersalah."
"Bagaimana kamu bisa mengambil keputusan bahwa dia tidak bersalah? Jelas - jelas bahwa dia mendorong selir utama sehingga ke guguran."
"Bagaimana kalau kami menemukan bahwa keponakan saya tidak bersalah? Apa konsekuensi yang anda lakukan?"
"Apapun yang anda inginkan, saya akan turuti."
Hati jendral Ling bahagia mendengar perkataan putra mahkota tersebut. Memang dari awal dia tidak senang atas keputusan permaisuri yang menikahkan keponakannya untuk putra Mahkota, jadi kesempatan ini dia akan gunakan sebaik - baiknya.
"Baik kalau begitu, Kaisar dan putra Mahkota mohon beri saya waktu 3 hari untuk mengumpulakan bukti - buktinya, dan saya akan menghadap anda kembali."
Kaisar mengangguk setuju, sementara Putra Mahkota tersenyum sinis mencibir.
Jendral Besar Ling Yan He, paman Ling Nana