Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Hanya butuh coment yang baik-baik saja ..
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo.Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh yang tak lain adalah Aydeen Fayadh Addison.
Pria itu adalah calon suami kakaknya.
Ayyura terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak Malika yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali.
Sementara Ayyura telah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13 Suatu Kebetulan
Pagi-pagi sekali Aydeen telah menunggu Ayyura duduk dimeja makan. Ia ingin memulai dari hal kecil seperti yang Yura katakan. Sudah berapa hari ini Aydeen menikmati sarapan dan makan malam bersama dengan istrinya itu.
Tidak lama Yura datang dengan mengenakan seragam Dokternya yang sudah rapi.
"Kamu mau kemana Ayy"? tanya Aydeen.
Ia bingung saat melihat Ayyura telah mengenakan pakaian kerjanya. Karena Aydeen belum tahu jika hari ini istrinya, sudah mulai bekerja dirumah sakitnya Alana sebagai Dokter Anak disana.
Ayyura pun duduk dihadapan sang suami.
"Ahh .. Maaf Bang Yura lupa bilang. Kalau hari ini Yura sudah mulai bekerja dirumah sakitnya Dokter Alana. Dokter yang waktu merawat Yura kemarin".
"Kok Kamu gak izin dulu sih Ayy, kalau mau bekerja".
"Bukankah ini sudah pernah kita bahas dimalam pertama kita menikah". jawab Ayyura pelan.
"Tapi Kau tidak bicara sama Abang, kalau bekerja dirumah sakitnya Alana". sentak Aydeen marah.
"Abang marah"? ucap Yura sudah tertunduk sedih.
Aydeen menghela nafas beratnya ... Ia merasa bersalah telah membentak istrinya itu. Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya. Kemudian duduk disamping sang istri. Dia mengambil satu tangan Yura, lalu digenggamnya dengan begitu lembut.
"Maaf .. Abang gak bermaksud marah sama Yura". cicit Aydeen lalu mengecup lembut tangannya Yura.
"Ayyura sudah diterima dirumah sakitnya Kak Alana. Aku juga telah menandatangani kontrak disana".
"Apa harus Yura batalkan lagi seperti diKairo sebelumnya"? Jika memang Abang tidak memberi izin padaku, maka akan Aku batalkan saja". jawabnya dengan menahan tumpukan air dipelupuk matanya. Aydeen melihat itu menjadi tidak tega.
Dengan perasaan sedikit ragu, Aydeen membawa Yura masuk kedalam pelukannya. Mengusap lembut punggung istrinya itu, memberi sedikit ketenangan.
"Abang izinkan .. asal dengan satu syarat". ucapnya dengan lembut. Ayyura mendongak menatap wajah tampan suaminya itu. "Syarat? Apa itu Bang"? Aydeen tersenyum simpul seolah pertanyaan nya akan menguntungkan bagi dirinya.
"Aku mau Kamu buka cadar malam ini". bisiknya pelan disamping telinganya Ayyura. Sang empu langsung menyembunyikan wajahnya lagi didalam bidang suaminya itu, menahan merah pada raut wajah cantiknya saat ini. Sang suami terkekeh melihat tingkah malu-malu sang istri.
"Boleh"? tanya Aydeen kembali sembari menatap wajah Ayyura yang masih ia sembunyikan dibalik dada bidangnya itu. Karena malu menjawabnya, Ayyura hanya mengangguk kecil.
Aydeen tersenyum penuh kemenangan, saat melihat kelinci kecilnya mengangguk patuh pada dirinya.
"Tunggu Aku malam ini, kita akan makan malam bersama, dan jangan lupa masakkan Aku makanan yang sangat lezat dan bergizi". perintah Aydeen.
Lagi-lagi Ayyura mengangguk kecil sebagai tanda jawabannya. Aydeen makin dibuat gemas oleh tingkah istrinya itu. Baru kali ini Aydeen merasa begitu bahagia menjalani hari-harinya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aydeen telah sampai mengantarkan Ayyura ke Alana's Hospital. miliknya Alana sahabat sang istri.
"Yura berangkat dulu ya Bang". pamit Ayyura sembari mengambil satu tangan Aydeen yang menganggur, untuk ia cium sebagai bentuk bakti seorang istri pada suaminya.
Aydeen tersenyum hangat melihat sang istri yang selalu bertindak sopan kepadanya. Ayyura selalu menghargai dan menghormati Aydeen sebagai suaminya. Aydeen mengelus puncak kepala sang istri dengan lembut, Ia menatap lekat mata teduh yang selalu membuatnya nyaman itu.
"Jaga diri Kamu baik-baik, ingat jaga jarak dengan laki-laki sialan itu! Aku tidak suka melihat istriku ini dekat-dekat dengan pria lain, bisa"? tanya Aydeen dengan nada memohon. Ayyura selalu kaget saat mendengar suara lembut dari suaminya itu.
Ayyura masih belum terbiasa dengan sikap manis dari suaminya itu. Ayyura mengangguk patuh.
"Baiklah Bang ..tanpa Abang minta dan Abang suruh Ayyura juga akan jaga jarak dengan lelaki manapun, karena saat ini status Yura adalah istrinya Abang".
Aydeen tersenyum lembut. "Makasih ya Ayy".
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Dokter kita ada satu pasien baru, apa Dokter masih ada waktu"? tanya perawat citra yang mulai sekarang menjadi Assistan nya Ayyura diPoli Anak.
"Ini sudah jam 7 malam sus, Aku sudah terlambat pulang, suamiku pasti sudah menungguku dirumah". jawab Ayyura mulai merasa khawatir.
"Tapi Anak itu demam tinggi Dok"? cicit perawat itu.
"Hah? Cepat bawa dia masuk sus"! titah Ayyura. urusan Aydeen dia bisa bicarakan nanti. Dia sangat takut jika mendengar ada anak yang demam tinggi.
"Maaf pak, anda tidak boleh masuk"! cegat Citra.
"Kenapa? Saya hanya ingin mengantarkan Putra saya yang demam tinggi dan butuh diperiksa sekarang ini"! teriak laki-laki itu dengan kencang.
"Tapi anda tidak boleh masuk tuan! anaknya saja yang boleh masuk, karena Dokter Anak kami melarang laki-laki masuk kedalam ruangannya". ucap Citra dengan menjelaskan.
"Peraturan dari mana itu? Orang tua pasien berhak tahu, siapa Dokter yang memeriksa anaknya"! sentak Pria gagah itu yang merasa itu peraturan aneh.
"Hanya ibunya yang boleh mengantar masuk anaknya kedalam pak". jelas Citra lagi.
"Sungguh peraturan yang aneh! Pokoknya Aku ingin masuk kedalam"! sergah Pria itu. Karena mendengar keributan Ayyura segera keluar dari ruangannya.
"Ada apa ini ribut-ribut"? sela Ayyura tegas mencoba untuk menengahi keributan itu.
"Dokter, maaf bapak ini ingin ikut masuk kedalam ruangan, sebelumnya dia tidak membaca peraturan yang Dokter buat, bahwa hanya ibu dari pasien yang bisa menemaninya dalam ruangan Dokter". kata Citra menjelaskan lagi. Namun saat ingin menjawab pertanyaan Citra, Yura tersentak saat melihat Pria yang sedang dihadapannya itu.
"Abang"? gumam Yura.
"Ayy? Kamu belum pulang"? tanya Aydeen yang merubah nada bicaranya dengan sangat lembut.
"Anda mengenal bapak ini, Dokter"? cicit Citra.
"Iya, Sus .. ini suamiku Bang Aydeen". jawab Yura.
"Kau belum menjawab pertanyaan Abang, kenapa Kau masih berada di Rumah Sakit semalam ini"?
Ayyura tidak menjawab pertanyaan suaminya itu. Dia malah mengambil anak laki-laki tampan yang sudah terlihat lesu didalam pelukannya Aydeen.
"Kita bicara didalam Bang". sahut Ayyura pelan.
Ayyura membaringkan tubuh anak itu diatas brankar yang ada diruangan itu. Ayyura memeriksanya dengan sangat cekatan dan telaten.
"Sudah berapa hari dia demam Bang"? tanya Yura.
"Aku tidak tahu Ayy .. Aku hanya mengantarnya saja kesini". jawab Aydeen.
"Tapi kata bapak tadi .. anak ini putranya anda". potong Perawat Citra yang sejak tadi menatap bingung dengan kedua pasangan itu.
"Dia bukan Putraku .. Kau"! Aydeen mendelik tajam kepada perawat Citra.
"Aku menyebut dia Putraku, karena Kau melarangku masuk, untuk menemani dirinya saat diperiksa Dokter"! sentak Aydeen.
Ayyura tertawa kecil dibalik cadarnya. Sungguh lucu kelakuan suaminya itu, begitu menggemaskan.
"Maaf pak saya tidak tahu". cicit Citra takut dengan tatapan tajam dari Aydeen.
"Dia hanya dehidrasi, panas yang terlalu tinggi membuat imun nya menjadi turun dan lemah".
"Saya sudah meresepkan beberapa obat untuknya, bisa ditebus di apotik terdekat nanti". ujar Yura sembari menjelaskan pada suaminya.
"Dia putra temanku Ayy, mamanya baru saja meninggal bulan lalu, sedangkan papanya masih dalam keadaan kalut dan berduka saat ini". ucap Aydeen balik menjelaskan pada istrinya.
"Papanya sahabatku, Dia begitu terpuruk sehingga membuatnya menjadi pribadi yang tertutup dan tidak peduli dengan siapapun, termasuk dengan putranya sendiri". lanjutnya lagi.
"Lalu bagaimana Abang bisa membawanya kemari? Bukankah seharusnya Abang sudah pulang kerumah jam segini". tanya Ayyura, Dia ingin memastikan sesuatu pada suaminya itu.
"Hmm .. Abang ditelpon oleh papanya, yang saat ini sedang dalam perjalanan pulang". jujurAydeen yang tidak ingin istrinya salah paham.
Ayyura tersenyum lembut dibalik cadarnya.
"Hmm, baiklah ayo kita pulang sekarang". cicit Yura.
nanti malam diusahakan update yaa ..