Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengganggu
Ryan yang melihat Mark pun mengeluarkan smirknya lalu tak lama saat Mark hendak kabur, Ryan mengambil vas bunga yang cukup besar di atas meja dan melemparkan vas bunga tersebut pada Mark yang sudah berada di jendela rumah tersebut. Dan ya, kepala Mark terkena vas bunga tersebut hingga akhirnya Mark pun jatuh ke lantai dan merintih kesakitan.
Ryan pun menghampiri Mark, "Harusnya sebelum lo ngelakuin hal gila, lo mikir resikonya. Lo dari dulu gak pernah belajar, selama ini gue diem karena gue males ngeladenin orang kayak lo, tapi setelah kejadian ini ternyata lo hidup itu bener-bener ganggu," ucap Ryan dan mengambilkan pecahan vas bunga dan memukulnya ke kepala Mark.
Seketika kepala Mark berdar*h dan ia merasakan kesakitan pada kepalanya, "Maaf, aku akan berubah. Tolong jangan bunuh aku," ucap Mark dengan memegang kaki Ryan.
Ryan pun menendang kepala Mark bertubu-tubi hingga Mark pun tewas karena darah yang terus mengalir dari kepalanya.
"Mengganggu," ucap Ryan lalu kembali mengambil pecahan vas bunga dan kembali menukul kepala Mark yang sudah tidak bernyawa hingga ia puas.
"Ini akibatnya kau bermain dengan seorang Ryan Alister, aku akan menghabisi siapapun yang berkhianat kepadaku sekalipun kau dulu sahabatku," ucap Ryan dan pergi meninggalkan Mark yang sangat mengenaskan itu.
Henry pun menghela napas panjang dan menghampiri Mark, "Ternyata pertemanan kita sampai disini, senang pernah mengenal lo Mark. Gue harus akui, gue masih sakit hati lo bisa berkhianat ke kita terutama Lucas. Lucas pasti senang dengan kabar ini, bahagia di neraka ya Mark, oh iya titip salam ke Silvi," ucap Henry dan pergi meninggalkan Mark.
Ya, Mark sebenarnya berteman dengan Ryan, Lucas dan Henry, Viona. Namun, saat mereka tinggal di luar negeri, Mark justru menipu Lucas dimana ia menggunakan nama Lucas untuk meminjam uang pada teman-temannya di luar negeri bahkan Mark sampai berani menjual apartemen milik Lucas yang mereka tempati untuk tinggal disana. Mark dan Lucas memang tinggal berdua di apartemen milik Lucas, setelah memastikan aman Mark pun berani menjual apartemen mewah itu hingga akhirnya Lucas harus di usir dan Mark membawa uang tersebut dan pergi dari sana dimana ia tidak melanjutkan kuliahnya. Bahkan sebelum Mark menjual apartemen tersebuat, ia berani melecehkan Kakak kandung Lucas yang saat itu sempat menginap di apartemen tersebut hingga akhirnya Kakak Lucas memutuskan untuk bunuh diri karena ia merasa hina setelah di lecehkan oleh Mark sampai mengganggu jiwanya.
Hingga dua tahun setelah itu, Mark datang dengan menggandeng Silvi pacar Henry dan ia menunjukkan kemesraannya pada Henry. Dimana Silvi merupakan kekasihnya saat itu, tentu saja Henry marah. Namun, Silvi meminta putus pada Henry karena ia tengah hamil anak Mark, hancur sudah mimpi indah Henry untuk membangun masa depan dengan sang pujaan hati, sejak saat itu Henry membenci Mark.
Tak lama, Mark mendatangi Ryan dan memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Ryan, entahlah Ryan tak tau alasan Mark melakukannya, hingga akhirnya ia tau saat Mark mencoba membunuh Silvi karena Silvi menaruh hati pada Ryan. Sejak saat itu juga Mark tidak menyukai Ryan dan merasa jika Ryan adalah saingannya dalam hidupnya dan berjanji akan menyingkirkan Ryan sehingga ia juga memutuskan untuk terjun ke dunia gelap dan menjadi musuh Ryan.
Ryan dan Henry saat ini tengah berada di mobil dan hendak menuju perusahaan Ryan, "Lo udah dapat info tentang apa yang gue maksud waktu itu?" tanya Ryan.
"Kenapa lo pengen banget tau soal itu? lo ada sangkut pautnya dengan yang terjadi saat itu?" tanya Henry.
"Enggak, tapi gue pengen tau apa bener yang selama ini gue pikirkan bener atau salah," ucap Ryan.
"Susah cari tau soal yang lo maksud, tapi gue bakal berusaha. Gue sama tim gue bakal mencoba supaya lo bisa memastikan sendiri kebenarannya," ucao Henry.
"Thanks ya," ucap Ryan dan diangguki Henry.
Disisi lain, Disha saat ini sudah berada di kantor dan hari ini ia menjadi bahan gosip karena beruta mengenai kabar mengenai dirinya yang sudah memiliki pacar.
"Mereka tau gosip ini darimana sih? dari lo ya?" tqnya Disha pada Shinta.
"Eh gak ya, kan kemarin lo bilang lo gak punya pacar kan, ya gue gak bilang ke orang-orang," ucap Shinta.
"Terus kenapa mereka bisa tau gosip itu coba?" tanya Disha.
"Apa jangan-jangan Toni yang udan bilang ke orang-orang," ucap Bella.
"Nah bisa jadi, gue aja tau gosip itu dari Toni kan," ucap Shinta.
"Lo samperin dia dam jelasin semuanya," ucap Bella.
"Males banget, ngapain gue nyamperin dia dan jelasin ke dia. Gue gak peduli orang-orang gosipin gue udah punya pacar atau gak, orang ini hidup gue juga," ucap Disha.
"Tapi, orang-orang jadi banyak yang nyalahin lo," ucap Bella.
"Kenapa mereka nyalahin gue?" tanya Disha.
"Ya karena lo punya pacar, jadinya Toni patah hati deh," ucap Bella.
"Lah, apa urusannya coba. Lagian ya di Toni itu punya istri, gak tertarik gue sama bekas orang," ucap Disha.
"Hem lo tau sendiri lah ya gimana para pemuja Toni itu, mereka pasti gak terima lah kalau Toni kesayangan mereka di tolak. Itu tuh merusak harga dirinya Toni," ucap Shinta.
"Lebay banget, tapi nih ya harusnya para pemuja Toni itu seneng dong karena gue gak bakal rebut kesayangan mereka. Kalau masalah harga diri mah emang si Toni gak punya harga diri dari dulu," ucap Disha.
"Mulut lo, tapi iya juga sih harusnya mereka seneng karena mereka bisa deketin Toni kan ya," ucap Shinta.
Sore harinya, Disha menunggu Pak Rudi di luar gerbang pabrik karena ia ingin membeli beberapa cemilan yang ada di luar perusahaannya. "Kok gak pernah kelihatan lagi, Bu," ucap salah satu penjual.
"Iya nih Pak, lagi sibuk banget. Ini ya Pak uangnya, kembaliannya ambil aja, Pak," ucap Disha.
"Makasih ya Bu," ucap penjual dam diangguki Disha.
Disha pun memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di depan perusahaannya dengan memakan cemilannya hingga tiba-tiba seorang perempuan datang dan melempar makanan Disha ke tanah.
Disha pun menatap sedih makanannya lalu ia melihat perempuan yang berani membuang makanannya, "Maksud Mbak apa buang makanan saya? saya beli itu pakai uang ya," ucap Disha.
"Kasihan, cuma bisa beli ini doang ya," ucap perempuan tersebut.
Disha pun mengerutkan keningnya, "Mbak siapa? kok sensi gitu ke saya? kayaknya saya gak kenal sama Mbak deh," tanya Disha.
.
.
.
Tbc...