NovelToon NovelToon
My Genius Twins Baby And CEO

My Genius Twins Baby And CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Patahhati / Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:40.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MGTB And CEO BAB 10 - Kesedihan Haura

Matahari mulai tenggelam, namun anak sulungnya Azzam tak kunjung pulang. Haura, Azzura dan Aminah masih setia menunggu di depan teras rumah. Sambil sesekali memeriksa langit yang semakin menggelap.

"Haura, kita masuk dulu Nak, magrib," Aminah mengingatkan, dengan ragu akhirnya Haura menurut. Pun kumandang adzan magrib sudah mulai menggema di seluruh sudut desa.

Tapi di langkahnya masuk, Haura tetap menoleh kebelakang, berharap anaknya akan segera datang. Azzura pun melakukan hal yang sama.

"Nek, aku akan ke rumah pak Ammar, mungkin pak Ammar tahu dimana Azzam," ucap Haura setelah ia selesai shalat magrib.

Melipat mukenah dengan asal, Haura hendak segera berlalu. Namun langkahnya terhenti, saat anak bungsunya Azzura mencekal tangan sang ibu.

"Zura ikut Bu," pinta Azzura dengan wajah memelas, bahkan matanya pun sudah mulai berkaca-kaca.

Haura berjongkok, mensejajarkan tubuh keduanya.

"Azzura, Ading di rumah saja ya Nak. Temani nek Inah," jawab Haura seraya mengelus kepala sang anak.

Mendengar itu, Azzura cukup tahu jika ia tidak diperbolehkan ikut. Tak ingin membuat sang ibu semakin cemas. Akhirnya Azzura menurut, kembali ia melihat ibunya pergi meninggalkan rumah ini, sama seperti sang kakak tadi pagi.

"Semuanya akan baik-baik saja sayang, ibu pasti membawa abang pulang," ucap Aminah menenangkan, Azzura mengangguk, ia bahkan lebih dulu mengajak neneknya untuk masuk ke dalam rumah.

Menggunakan senter kecil sebagai penerangan, Haura menyusuri jalanan desa menuju rumah Ammar, ayah Labih. Kata nenek Aminah, tadi pagi Azzam izin untuk kesana. Ikut Labih mengerjakan tugas sekolah di lapangan. Namun hingga malam begini, Azzam tak pulang-pulang.

Haura begitu cemas, ia takut sesuatu yang buruk menimpa sang anak.

Dan diseberang ujung jalan sana, mobil Labih mulai menuju rumah Azzam. Ketiga orang itu sama-sama cemas dan merasa bersalah. Apalagi saat menyadari kini hari sudah berubah malam.

"Jujurlah pada ibumu Zam, jangan berbohong tentang kepergian kita hari ini," jelas Labih sambil mengemudikan mobilnya.

"Iya Bang," jawab Azzam patuh, iapun tak ingin menumpuk kebohongan pada sang ibu, terlebih tak ingin membuat ibunya semakin kecewa ketika mengetahui ia berbohong.

"Itu ibu Bang," ucap Azzam ketika diujung sana ia melihat sang ibu berjalan sendirian ditengah malam.

"Acik Haura," gumam Labih dan Nanjan bersamaan.

Dengan perlahan, Labih pun menepikan mobilnya. Lalu mereka semua turun menemui Haura.

"Masya Allah Azzam," ucap Haura dengan penuh penekanan, Azzam berlari dan memeluk ibunya erat. Haura langsung berjongkok dan membalas pelukan itu tak kalah eratnya.

"Maafkan Azzam Bu," ucap Azzam langsung, ia memang bersalah.

"Ya Allah Zam, darimana saja kamu Nak? ibu seharian ini mencemaskanmu, Azzura dan Nenek terus menunggu kepulanganmu," tanya Haura dengan air mata yang mulai mengalir. Ia menangis, merasa lega kini Azzam sudah berada di pelukannya kembali.

"Maafkan Azzam Bu, aku ..."

Tak langsung menyelesaikan ucapannya, Azzam malah nampak ragu.

Sementara Haura hanya terdiam, menatap lekat kedua netra sang anak, menunggu apa yang sebenarnya ingin dikemukakan oleh Azzam.

"Aku tadi pergi ke Krayan," timpal Azzam dengan jujur.

Kedua mata Haura membola. "Krayan?" ulang Haura dan Azzam mengangguk.

"Ibu pikir tak sejauh itu kamu menemani Bang Labih untuk mengerjakan tugas sekolahnya," tambah Haura.

Lagi, ia menarik Azzam dan memeluknya erat.

"Bu, sebenarnya aku tidak menemani bang Labih. Bang Labih lah yang menemaniku," jelas Azzam yang masih berada di dekapan Haura.

"Maksudmu apa Nak?" tanya Haura seraya melepaskan dekapannya, memberi jarak dan kembali menatap sang anak.

Awalnya ragu, namun akhirnya Azzam menceritakan semua. Mulai dari saat ia diam-diam mencari bukti tentang sang ayah dan menemukan sebuah kancing berlian di salah satu saku tas ransel milik sang ibu. Lalu memutuskan untuk ke Krayan dan mencari informasi tentang siapa pemilik kancing itu, Ad_

"Cukup Zam, ibu tidak mau dengar lagi," ucap Haura memutus cerita sang anak.

Perlahan Haura pun menghapus air matanya dengan kedua tangan. Ia begitu terpukul, mengetahui fakta bahwa anak sulungnya bersusah payah mencari sang ayah. Sementara pria iblis itu? entah tau atau tidak jika ia memiliki dua orang anak.

"Ayahmu sudah meninggal, apa kamu ingin memperdebatkan itu dengan ibu?" tanya Haura lirih. Ia tak tahu jika kancing baju itu masih disana, seingatnya ia sudah membuang kancing itu tak lama setelah Azzam dan Azzura lahir.

"Maafkan Azzam Bu," hanya itu yang bisa Azzam ucapkan, dapat dilihatnya dengan jelas luka di kedua mata sang ibu kala membicarakan tentang sang ayah.

Labih dan Nanjan yang ikut mendengarkan pun hanya terpaku, kesedihan yang juga dapat mereka rasakan.

"Andaikan ayahmu masih hidup, dan dia memintamu untuk ikut bersamanya, apa kamu akan meninggalkan ibu?" tanya Haura diantara isak tangisnya, mencoba menahan air mata, namun nyatanya ia tak bisa.

Ia merasa, mungkin Azzam tak pernah bahagia berada di pengasuhannya. Sampai-sampai Azzam dengan sendirinya mencari keberadaan sang ayah. Haura, ia merasa telah gagal membahagiakan Azzam dan Azzura. Setelah semua jerih payahnya.

Dengan kuat, Azzam menggeleng. Ia bahkan langsung bersimpuh dipangkuan sang ibu. Memohon maaf sebanyak-banyaknya yang bisa ia ucapkan.

Bahkan Labih dan Nanjan pun ikut menangis pula, mereka ikut bersimpuh. Memohon maaf pada Haura.

"Acil, maafkan Labih Acil," ucap Labih dengan sesenggukan. Salahnya memang karena tak bisa menasehati Azzam dengan baik.

Terus memandang dari satu sisi, tanpa memikirkan bagaimana perasaan Haura jika mengetahui ini semua.

Di atas tanah itu, mereka semua bersimpuh dan menangis.

Satu yang Haura takutkan jika suatu saat nanti Azzam dan Azzura bertemu dengan ayahnya. Pria iblis itu, tak mengakui mereka.

Menjadi anak yang tak diharapkan, betapa hancurnya hati kedua anaknya jika harus merasakan itu semua.

"Maafkan Azzam Bu," ucap Azzam lagi entah yang keberapa kali.

Haura tak menjawab, ia membawa sang anak untuk masuk ke dalam dekapannya.

"Tidak Zam, kamu tidak bersalah sayang. Ibu lah yang salah," jawab Haura.

Entahlah, kini iapun bingung harus bagaimana. Makin dewasa Azzam dan Azzura, makin mereka berpikir tentang kehidupan yang mereka jalani kini.

Kenapa orang lain memiliki ayah dan mereka tidak?

Jika terus menyembunyikan tentang kebenaran pun rasanya ia begitu egois.

"Maafkan Ibu Zam, hanya inilah kemampuan ibu untuk membahagiakanmu dan Azzura," jelas Haura lagi dan Azzam menggeleng didalam dekapan sang ibu.

"Tidak Bu, maafkan Azzam. Azzam lah yang salah. Ibu adalah ibu terbaik Azzam. Azzam tidak akan mencari cari tentang ayah lagi. Maafkan Azzam Bu," jawab Azzam dengan cepat, sungguh-sungguh ketika mengatakan itu.

Haura melerai pelukannya, lalu menghapus air mata sang anak.

"Zam, ibu tidak tahu, ayahmu sudah meninggal atau masih hidup. Tapi percayalah pada takdir, jika takdir berpihak padamu, kamu dan Azzura akan bertemu dengannya. Dan jika saat itu tiba, semua keputusan ada di tanganmu. Ikut ibu atau ayah kalian."

1
Erlinda Noviyani
gemesss bgt Zuraa
Erlinda Noviyani
real orang kaya begini nih, sat set pasang tower 😂
Erlinda Noviyani
merinding euyyy
Han Lifa
Luar biasa
Nisa Wati
mampus lu
Nisa Wati
betul itu karma itu ada
Christina Hartini
tes DNA moga² gk ada yg julid yg merubah hasil DNA
Christina Hartini
memang bisa narik Luna untuk dihancurkan 🤪
Christina Hartini
haura ikhlaskan hatimu, maafkan Adam untuk kebahagiaan anakmu dan kebahagiaanmu sendiri🥰🥰🥰🥰
Christina Hartini
oalah Thor...sampai aku mengeluarkan air mata😂🥰🥰
Christina Hartini
wahhh sdh ketemu sepupunya, Azzam semangat untuk ketemu papanya💪 jangan takut
Christina Hartini
semoga kegigihan Adam untuk tetap mencari wanita yang dinodainya akan segera berakhir dan mereka bisa hidup bahagia asalkan uler nya bisa hilang
Christina Hartini
untungnya Azzam menuruni ayahnya, jiwa usahanya sehingga meski msh kecil sdh fasih untuk berusaha 👌👍
Christina Hartini
semoga cepat ketemu ya Thor, anak dan ayahnya...kasihan🤭
Christina Hartini
semoga Azzam dpt segera bertemu dengan ayahnya, kasihan
Christina Hartini
akhirnya Adam dpt menemukan orang yang telah ditidurinya, smg dpt bertemu, kl jodoh gk akan kemana pasti ketemu
Christina Hartini
Azzam jeniusnya kebangetan, tanpa sekolah bisa ngalahkan anak SMA😘
Christina Hartini
Azzam dan Azzura apa artinya nek
Christina Hartini
kok sdh tahu nama desa dipedalaman Kalimantan apakah sdh pernah kesana
Mina
berasa melihat bang Hotman sedang bicara menggebu2😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!