realita kehidupan seorang gadis yang dari kecil cacat akan kasih sayang yang sebenarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dunia yang berbeda
Elvanzo mendesah pelan, mencoba menyatukan pikirannya. Pada akhirnya, ia mengangguk. “Baik, aku akan datang. Besok, kan?”
"Betul. Jangan lupa untuk bersiap. Kita akan berangkat pagi-pagi sekali," jawab ayahnya sebelum menutup percakapan.
Setelah telepon berakhir, Elvanzo hanya bisa berdiri diam sejenak. Ada sedikit kebingungan dalam dirinya, namun rasa penasaran terhadap apa yang mungkin terjadi dengan seminar ini dan hubungannya dengan Aluna membuatnya tidak sabar untuk melihat apa yang akan datang. Dengan pikiran yang sedikit kabur, ia kembali ke dalam rumah, dan segera memberi tahu ibu dan Aluna bahwa keesokan harinya ia akan berangkat dengan ayahnya menuju seminar tersebut.
Di dalam hatinya, ia merasa sedikit cemas. Mungkinkah ini saatnya untuk menemukan lebih banyak tentang dunia Aluna, atau apakah kehadirannya di sana justru akan menambah kecanggungan antara mereka?
...~||~...
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pagi itu, Elvanzo dan ayahnya tiba di tempat seminar dengan suasana yang tampak sibuk dan penuh semangat. Banyak sekali orang penting yang berkumpul untuk menghadiri acara tersebut, dan Elvanzo bisa merasakan betapa berartinya kesempatan ini bagi keluarganya. Meski masih diselimuti perasaan campur aduk tentang apa yang akan terjadi di sana, ia tetap melangkah percaya diri mengikuti ayahnya.
Begitu seminar dimulai, Elvanzo terfokus pada rangkaian acara yang melibatkan banyak pembicara, semuanya berbicara tentang inovasi bisnis, strategi sukses, dan peluang pasar yang sedang berkembang. Namun, satu momen yang tiba-tiba membekap seluruh pikirannya adalah ketika pengumuman nama tamu kehormatan yang akan memberikan sambutan pada siang itu.
“Selamat datang kepada CEO dari Grup Aliyan, sebuah nama baru yang mencuri perhatian dunia bisnis dengan inovasi luar biasa! Silakan untuk memberikan sambutan, Ibu Aluna!”
Elvanzo hampir terjatuh dari tempat duduknya. Namanya—'Aluna'—disebutkan dengan lantang di mikrofon, dan tanpa bisa ia duga, di hadapannya kini berdiri seorang wanita yang ia kenal baik, tetapi dengan penampilan yang sama sekali berbeda.
Aluna, dengan penampilannya yang sangat berbeda dari sosok gadis dingin dan tertutup yang ia kenal di klinik dan kampus, kini berdiri di atas panggung dengan percaya diri. Mengenakan setelan bisnis elegan yang menonjolkan profesionalisme dan wibawanya, wajahnya tenang, namun ada sebuah aura yang menguasai ruang, seolah seluruh perhatian audiens tertuju padanya.
Elvanzo bisa melihat betapa Aluna menguasai situasi, berbicara dengan lancar, memberikan arahan dan visi grup dengan kedalaman pengetahuan yang mengesankan. Meskipun bersikap sangat profesional, sikap rendah hati Aluna membuat banyak orang terkesan. Ia tak menampilkan sifat dominan yang biasa dilihat dalam seorang bos besar, tetapi lebih pada kehadiran yang membuat orang merasa dihargai dan terinspirasi.
Sementara itu, Elvanzo hanya dapat diam mematung di tempatnya. Bagaimana mungkin Aluna adalah 'CEO' dari Grup Aliyan yang baru-baru ini merajai dunia bisnis? Wanita yang sebelumnya selalu terlihat canggung dan terjaga dalam interaksinya kini tampil bagaikan sosok yang tidak bisa disangkal kekuatannya. Ada rasa takjub dan sekaligus rasa kebingungan dalam dirinya. Ini adalah sisi Aluna yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, dan entah bagaimana itu membuatnya merasa semakin jauh darinya.
Di sela-sela sambutan Aluna, Elvanzo teringat bagaimana beberapa waktu lalu mereka menjalani hari-hari penuh ketegangan tanpa ada penjelasan jelas. Ia ingin mengetahui lebih banyak, ingin memahami mengapa Aluna bisa menyembunyikan sejuta kisah di balik diri yang terlihat dingin dan tertutup. Tapi di balik keberhasilan ini, ia juga merasa tersaingi. Apakah memang hanya bisa ada satu orang yang bisa mengenal Aluna—seutuhnya?
Seiring dengan berjalannya acara, Elvanzo sadar bahwa ia berada di ruang yang sama dengan orang yang benar-benar ingin ia dekati, namun barisan tembok yang telah dibangun oleh Aluna sepertinya semakin tebal. Di mata Elvanzo, ia tidak hanya melihat CEO Grup Aliyan, tapi juga seseorang yang memiliki banyak lapisan—sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar dunia bisnis.
Ketika Aluna mengakhiri sambutannya dan kembali ke tempat duduk, Elvanzo menatapnya dari kejauhan dengan banyak pertanyaan yang menggantung di kepalanya. Namun, saat pandangan mereka saling bertemu, Aluna hanya memberikan senyum tipis sebelum ia kembali memfokuskan perhatiannya pada jadwal acara yang terus berlanjut.
Elvanzo tidak tahu apa yang sebenarnya ingin ia lakukan. Ia hanya tahu bahwa perasaan kebingungannya semakin menumpuk. Namun, pada titik ini, satu hal yang pasti: hubungan mereka tidak akan pernah sama lagi setelah hari ini.
Setelah pertemuan yang mengejutkan itu, Elvanzo yang masih terkejut dengan apa yang baru saja ia saksikan, tak bisa menahan dirinya untuk segera menghubungi Yuri dan Alendrox. Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia segera mengambil gambar Aluna yang tengah memberi sambutan di atas panggung dan mengirim foto itu lewat pesan kepada mereka.
Pesan yang Dikirim Elvanzo :
"Yuri, Alendrox, ini bukan gurauan, kan? Bukankah Aluna hanya mahasiswa sekaligus asisten di klinik kita, dan memiliki bisnis kecil? Kenapa tiba-tiba ia berdiri di hadapanku sebagai CEO sebuah grup besar? Aku kaget, ini benar-benar perubahan besar yang aku tidak kenali sama sekali dari dirinya. Tolong beri penjelasan."
Setelah beberapa saat, respon dari Yuri dan Alendrox datang, keduanya tampak santai dan tidak terkejut dengan perasaan Elvanzo.
Respon Yuri :
"Ah, jadi kau akhirnya tahu juga, Vanzo? Jangan kaget. Itu memang dunia Aluna yang selalu dia sembunyikan. Tidak banyak orang tahu tentang sisi itu dari dirinya. Ia punya alasan kuat untuk menjaga identitasnya. Seminar itu memang hanya dihadiri oleh beberapa orang penting yang benar-benar terlibat di bidang bisnisnya. Untuk alasan tertentu, Aluna memilih untuk tidak banyak orang yang tahu tentang bisnisnya."
Respon Alendrox :
"Paham banget. Jujur, bahkan aku yang sudah lama mengenalnya, tidak pernah benar-benar tahu tentang sisi itu. Mungkin ada alasan kenapa ia memilih jalan ini. Yang jelas, Aluna bukan hanya sekadar gadis yang kita kenal di klinik. Ini dunia yang benar-benar dia pilih. Dunia yang juga punya sisi lain dari diri Aluna yang kita tidak tahu."
Mendapatkan respon tersebut membuat Elvanzo sedikit tercengang. Ia merasa terkejut sekaligus bingung. Dunia yang selama ini ia anggap sebagai dunia yang familiar dengan Aluna ternyata punya dimensi lain yang sangat besar dan tersembunyi. Hal ini makin memperburuk perasaan campur aduk yang ia alami.
Elvanzo mulai berpikir kembali tentang interaksinya bersama Aluna selama ini. Betapa ia merasa bahwa ada banyak hal yang tersisa di dalam diri Aluna yang tidak ia ketahui. Sosok gadis pendiam dan profesional yang ia kenal mungkin adalah ‘penutup’ dari seorang wanita dengan tujuan hidup yang jauh lebih besar.
"Kenapa dia tidak bilang apapun tentang ini?" Elvanzo terus bertanya dalam hati. "Kenapa harus menyembunyikannya semua?"
Tapi semakin ia berpikir, semakin ia merasa ada celah dalam hubungan mereka yang membuatnya tidak bisa mendekat sepenuhnya. Keberhasilan Aluna dalam bidang bisnis ini jelas menunjukkan bahwa dia jauh lebih cerdas dan mandiri daripada yang Elvanzo bayangkan. Ini menjadi semacam sinyal bahwa Aluna tidak ingin orang lain menganggap dirinya hanya dari satu sisi. Dunia yang ia pilih itu jauh lebih besar daripada yang tampak di luar.
Namun, yang paling mengganjal adalah kenapa ia menutupi hal ini dari Elvanzo dan orang lain yang dekat dengannya. Mengapa Aluna merasa perlu menjaga identitasnya dari semua orang? Dan apakah dia sengaja menghindari Elvanzo agar rahasia itu tidak terungkap lebih cepat?
Di antara perasaan kebingungannya, satu hal yang pasti bagi Elvanzo—ini bukan hanya tentang bisnis atau kehidupan profesional Aluna. Ini adalah tentang dirinya sendiri yang merasa tertinggal, seakan ada satu lapisan besar dari diri Aluna yang selalu tertutup rapat dan tak pernah ia ketahui. Ia harus mencari tahu lebih jauh, entah bagaimana caranya.
Elvanzo kini berada di persimpangan jalan. Ketidakpastian perasaannya terhadap Aluna semakin besar, tetapi semakin ia mencoba untuk lebih memahami dunia yang dimiliki Aluna, semakin terungkap sisi-sisi baru yang sebelumnya ia abaikan. Apa yang akan terjadi setelah seminar ini? Akankah Elvanzo bisa lebih dekat dengan Aluna, atau akankah jarak itu terus terjaga lebih kuat lagi?