NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nitaastri

Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Setelah 1 jam lebih perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di rumah Nadine. Rumah Nadine tidak sebesar rumah mereka, tapi rumah Nadine justru lebih terasa hangat di bandingkan rumah mereka. Rumah dengan design elegan dan minimalis itu begitu memikat mereka.

"Papa ayo tekan belnya." Ucap Karen, jantungnya berdetak begitu kencang saat ini.

"Sabar ma, papa tekan dulu."

"Doa dulu pa." ucap Raka

Ting Tong.

setelah 3 kali menekan bel akhirnya pintu pagar rumah Nadine di buka. Muncul seorang gadis cantik dengan rambut sebahu menyambut mereka.

"Nyari siapa ya?"Tanya kelaya.

"Nadine ya ada?" Tanya Felix. Dia sedikit terpesona melihat kecantikan kelaya, wajah imut menggemaskan kelaya benar-benar menarik perhatiannya.

"oh kak Nadine ada, silahkan masuk." ucap kelaya mempersilahkan mereka masuk. Sebenarnya kelaya sedikit penasaran dengan orang-orang ini. Mungkin mereka kenalan dari Nadine yang asli karena kalau azura tidak mungkin. Karena semua orang yang berinteraksi dengan Azura kelaya mengenal mereka.

"Silahkan duduk pak Bu." ucap kelaya sopan sambil mempersilahkan mereka semua untuk duduk.

"Mau apa kalian datang kerumah cucu saya?" Oma Dian tiba-tiba saja datang menghampiri anak dan cucunya itu.

"Mommy di sini?" Michael berdiri dan mencoba mencium tangan sang ibu lalu di ikuti oleh ke tiga putra Michael. Walau ada rasa kesal di hati Oma Dian tapi dia tetap menerima sapaan anak dan cucunya itu.

"Kalian belum jawab pertanyaan mommy Michael, mau apa kalian datang kesini." tanya Oma Dian sedikit ketus.

"Kita mau ketemu Nadine mom, kita mau.

"Mau minta maaf? Kenapa baru sekarang? apa karena semua kejahatan Sofia sudah terungkap makanya kalian mau meminta maaf sama Nadine sekarang! Mommy yakin andai saja semua kelakuan buruk Sofia tidak terungkap, kalian tidak akan pernah Sudi menginjakan kaki kalian di rumah Nadine apalagi sampai meminta maaf sama dia." cibir Oma Dian.

"Mom izinkan kami untuk memperbaiki semuanya." lirih Michael

"Apa yang ingin kalian perbaiki? Hubungan kalian dengan Nadine? mommy bahkan ragu apakah hubungan yang sudah rusak di antara kalian itu masih bisa di perbaiki."

"Pasti bisa mom, Michael Karen dan anak-anak akan berusaha untuk memperbaiki semuanya. Michael janji mom." Michael mencoba meyakinkan sang ibu tentang keseriusan mereka. Tapi sepertinya Oma dian tidak mempercayai ucapan mereka.

"Mau apa mereka ke sini honey?" Tanya Opa Nicholas

"Dad.

"Tetap di situ." ujar Opa Nicholas sedikit ketus.

"Silahkan di minum." ucap kelaya lalu meletakan beberapa gelas minuman pada tamu-tamu tak di undang itu.

Kelaya sedikit bingung dengan atmosfer ruangan itu, terasa sedikit mencekam dan menakutkan.

Karena merasa tidak ingin ikut campur dalam urusan mereka, kelaya memilih pergi.

"Jadi apa tujuan kalian datang kerumah ini." Opa Nicholas kembali bertanya. Dia duduk tepat di hadapan sang putra. Menatap tajam putra bodohnya itu.

"Kita mau ketemu Nadine dad." ucap Michael, dia merasa sedikit takut sebenarnya apalagi dengan tatapan tajam menusuk ayahnya itu. Sedangkan Karen dan ketiga anaknya memilih diam.

"Percuma, Nadine mungkin tidak akan pernah memaafkan kalian. Jadi sebelum kalian sakit hati lebih baik pulang sekarang." ungkap Opa Nicholas.

"Siapa yang datang Opa? Kata kelaya ada tamu." tanya Nadine

Melihat siapa yang bertamu di rumahnya Nadine sedikit terkejut. Nadine tidak pernah menduga kalau keluarga sombong itu datang menemuinya hari ini.

"Anak-anak kalian ke dalam gih, main sama aunty kelaya." perintah Nadine pada kedua anaknya.

"Yes mommy" Jawab Alicia dan Arion serentak lalu mereka segera masuk mencari aunty mereka. Mereka tidak ingin mengganggu sang ibu saat ini, terlebih raut wajah sang ibu yang terlihat begitu menakutkan.

Setelah melihat kedua anaknya pergi, Nadine segera menghampiri keluarga si Nadine asli.

"Apa tujuan kalian datang ke rumah saya?" Tanya Nadine tampa basa-basi.

"Karena tidak mungkin kalian datang kesini tanpa tujuan yang jelas. Jadi katakan." Ucap Nadine menatap dingin seluruh keluarganya itu.

"sayang, kamu masuk aja ke dalam ya. Urusan mereka biar Oma dan Opa aja yang urus. Ok." Perintah Oma Dian, dia sedikit khawatir dengan cucu perempuannya ini.

"Nggak perlu khawatir sama Nadine oma, Nadine akan baik-baik aja kok. Nadine bisa hadapin mereka semua, sekarang Nadine udah nggak takut lagi." ucap Nadine sambil tersenyum hangat pada sang Oma.

Oma dian awalnya masih merasa keberatan tapi Opa Nicholas cepat-cepat menenangkan Oma Dian. Mengatakan pada istrinya itu bahwa semua akan baik-baik saja. Mereka hanya perlu mengawasi saja, jika anak dan menantunya itu kembali menyakiti Nadine barulah mereka akan bertindak.

"Sayang papa, mama, dan kakak-kakak kamu kesini mau minta maaf. Kita selama ini udah banyak salah sama kamu. Kita udah sering banget nyakitin kamu, sayang papa." Michael tidak sanggup melanjutkan ucapannya, hatinya sakit melihat tatapan tajam putrinya.

"Maaf? Kalian baru saja meminta maaf padaku?"

hahahahahahahaa

Nadine tertawa terbahak-bahak sampai membuat Sang Oma dan Opa sedikit khawatir.

"Sayang mama mohon maafin mama. Tolong kasih mama kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya. Mama nyesel atas semua hal jahat yang udah mama lakuin ke kamu. Mama mohon maafin mama hiks." Karen menangis tersedu-sedu menatap Nadine, sedangkan Nadine hanya menatap mereka datar. Dia tidak menyangka akan datang saat di mana keluarga sombong itu meminta maaf padanya.

"Kesempatan kedua anda bilang? Asal anda tau nyonya saya sudah memberikan anda kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya sejak 22 tahun yang lalu. Anda tentu tidak lupa bukan, sudah berapa lama anda menyiksa fisik maupun batin saya. Jadi saya menganggap kesempatan kedua itu telah saya berikan saat saya berusia 1 tahun. Selama 23 tahun ini, sudah banyak kesempatan yang saya berikan untuk anda maupun keluarga anda. Tapi kalian selalu mengabaikan itu, tentu saja karena saat itu saya tidak begitu penting untuk keluarga kalian." Ucap Nadine

"Sayang mama mohon kasih 1 kesempatan lagi buat mama. Mama janji akan jadi mama yang baik untuk kamu, mama akan.

"Tapi sayangnya saya sudah tidak membutuhkan seorang ibu lagi di hidup saya saat ini nyonya Karen Winata." Potong Nadine.

"Sayang, tolong.

"Ssssstttttt" Nadine menyuruh mereka semua untuk diam. Rasanya dia benar-benar muak mendengar ocehan keluarga si Nadine asli ini. Membuatnya kesal saja, mereka sungguh merusak hari baik Nadine.

"Anda tau nyonya, dulu saat saya masih kecil. Di saat itu saya sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Saya selalu menantikan cinta anda untuk saya, sedikit saja. Tapi anda selalu menutup mata anda untuk saya, karena di mata anda hanya ada Sofia saja. Berkali-kali anda menyakiti fisik saya, tapi saat itu saya terlalu naif. Hingga sebesar apapun luka yang anda berikan pada saya, saya selalu memaafkan anda. Lalu sekarang di saat saya sudah tidak membutuhkan cinta anda lagi, tiba-tiba saja anda justru datang kerumah saya dan memohon maaf serta kesempatan pada saya. Bukankah itu sungguh lucu nyonya?" Tanya Nadine sarkas.

"Nadine kamu tau kalau mama sekarang udah sadar, mama sekarang udah pengen berubah. Apa nggak bisa kita lupain semuanya dan memulai semuanya dari awal?" Tanya Felix.

"Lupain semuanya? Setelah beribu luka yang sudah kalian torehkan di seluruh tubuhku lalu dengan mudahnya kalian mengatakan untuk lupakan saja. Bahkan sampai saya mati sekalipun, luka itu tidak akan pernah bisa saya lupakan." Nadine marah, dia menatap tajam seluruh keluarganya. Rasanya dia ingin melempar mereka semua degan granat.

"Tapi itu sudah berlalu, lagipula mama udah menyesali semuanya." ucap Raka.

"Bagi kalian mungkin hal itu sudah berlalu, tapi bagi saya luka yang sudah kalian torehkan itu tidak akan pernah sembuh sampai kapanpun. Setiap kali saya melihat wajah kalian, bayangan saat kalian menyiksa saya selalu tergambar di dalam benak saya. Kalian mudah mengatakan hal itu karena kalian tidak pernah merasakan apa yang sudah saya rasakan selama ini. Kalian sejak kecil di besarkan dengan cinta berbeda dengan saya yang di besarkan dengan kebencian."

"Sayang mama janji nggak akan pernah nyakitin kamu lagi. Mama janji." Lirih Karen, Air matanya makin mengalir dengan deras. Hatinya begitu perih mendengar putrinya yang tidak ingin memaafkan mereka.

"Oh tuhan, anda sangat lucu sekali nyonya. Tapi sayangnya saya tidak ingin terjebak dalam keluarga toxic kalian lagi. Ah, saya tau. Apa karena sekarang anda sudah cacat maka dari itu anda datang mengemis maaf pada saya saat ini nyonya Winata?" Sarkas Nadine.

"NADINE JAGA MULUT KAMU." Teriak Michael, dia benar-benar tidak suka saat istrinya di katai cacat seperti itu.

"Kenapa anda marah tuan Michael, bukankah yang saya katakan itu adalah fakta. Jika istri anda tidak cacat saat ini, mustahil dia akan datang kerumah saya dan memohon maaf dari saya seperti ini." ucap Nadine dengan santai meminum teh Oma Dian.

"Tapi kamu juga harus ingat, kalau wanita yang kamu hina cacat itu adalah ibu kandung kamu. Ibu yang sudah melahirkan kamu, seharusnya kamu tidak boleh seperti ini padanya. Dia tulus meminta maaf padamu tapi justru perlakuan seperti ini yang kamu berikan pada wanita yang sudah mengandung kamu selama 7 bulan dan hampir mati saat melahirkan kamu." Michael murka saat mendengar jawaban Nadine tadi terlebih saat dia melihat istrinya yang menangis tersedu-sedu seperti itu. Michael tidak tega, dia merasa sangat terluka.

"Jika anda menjadi saya apakah anda akan dengan mudah memaafkan wanita yang anda sebut sebagai ibu saya itu? ah, apakah aku perlu mengingatkan anda tentang semua perlakuan anda selama ini pada saya nyonya." ucap Nadine memandang remeh sang ibu.

"CUKUP NADINE. KAMU JANGAN KURANG AJAR SAMA IBU KAMU." teriak Michael murka.

"baiklah saya akan mengingatkan anda satu persatu kekejaman anda pada saya dulu, apa anda ingat dulu saat usia saya 7 tahun anda pernah memukuli saya tanpa ampun hanya karena saya tidak sengaja merusak mainan putri kesayangan anda Sofia. Apa anda juga ingat saat saya berusia 10 tahun, anda pernah menghukum saya di gudang dengan begitu kejamnya. Padahal saat itu saya sedang merasa sangat lelah karena berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari sekolah sampai mension mewah kalian itu. Saat saya sampai bukannya penyambutan yang baik yang saya terima justru penyiksaan yang anda lakukan di gudang. Anda bahkan mengurung saya sampai 2 hari di sana Tampa memberi saya makan. Jika saja saat itu tidak ada bi asih yang diam-diam melemparkan roti pada saya dari jendela mungkin saya sudah mati. Apa anda juga ingat dulu saat saya berusia 11 tahun, saat itu saya memasakkan bubur untuk anda karena anda yang saat itu sedang sakit. Tapi bukannya ucapan terimakasih yang anda berikan untuk saya justru anda melemparkan piring bubur yang masih panas itu pada saya hingga piring itu pecah dan melukai kaki saya. Bukannya kasian pada saya yang saat itu terluka, anda justru dengan kejamnya malah mendorong saya hingga tersungkur dan membuat kedua tangan saya juga ikut terluka karena terkena pecahan piring itu. keesokan harinya, anda justru menyuruh saya untuk mencabut rumput liar yang ada di halaman mension kalian padahal saat itu tanganku sedang terluka dan rasanya masih begitu sakit." Ucap Nadine mengemukakan semua isi hatinya.

"Cukup Nadine, apa kamu nggak kasian sedikit saja sama Mama?" tanya Reynard lirih.

Hatinya perih mendengar ungkapan perasaan Nadine. Ternyata mereka sudah sejahat itu pada Nadine selama ini.

"Kasian? Sekarang tanyakan pada ibu anda. apa setelah dia menyiksa saya dengan begitu kejamnya, dia memiliki sedikit saja rasa kasian pada saya? tentu saja tidak, hati ibu anda itu sudah mati rasa untuk saya. Dulu saat saya berusia 6 tahun, padahal saat itu saya sedang sakit. Tapi dia justru menyuruh saya untuk mengepel seluruh lantai di mension kalian sampai bersih padahal saat itu saya memohon belas kasihan dari ibu anda itu agar membiarkan saya istirahat sedikit saja setidaknya sampai saya sembuh. Apa dia merasa kasian saat dia hanya memberikan saya makanan sisa kalian pada saya padahal di meja makan ada banyak makanan yang masih utuh dan belum tersentuh. Apa ibu anda itu pernah merasa kasian sedikit saja saat dia setiap harinya menyiksa fisik saya. Jawabannya tidak, ibu anda tidak pernah merasa kasian bahkan walau saya memohon dan bersujud di kakinya sekalipun. Saya masih ingat bahkan untuk bisa makan saja saya harus bekerja dulu sebagai pelayan di mension mewah kalian itu. Sejahat itulah ibu kalian dan kalian juga tidak lupakan dengan kejahatan yang kalian lakukan juga padaku selama ini, tuan Michael, tuan Reynard, tuan Felix dan tuan Raka! Kalian juga sama kejamnya seperti ibu kalian itu dan tiba-tiba kalian mengatakan agar aku memiliki sedikit saja rasa kasian padanya. Sungguh lucu sekali." ucap Nadine sambil menatap remeh mereka satu persatu.

"Tapi mama tetap mama kamu sejahat apapun dia" Ucap Raka. Sedangkan Michael, Felix dan Reynard hanya menundukkan kepala mereka. Timbul penyesalan yang makin dalam untuk Nadine. Rasanya begitu menyakitkan.

"Apa anda semua tau, tugas seorang ibu bukan hanya mengandung dan melahirkan saja. Tapi juga membesarkan anaknya dengan segenap cinta yang dia miliki. Tidak ada seorang ibu yang dengan tega menyiksa anaknya dengan begitu keji. Saya juga tidak pernah meminta untuk di lahirkan dari rahim ibu anda itu, andai saya bisa memilih saya lebih baik tidak usah terlahir di bandingkan saya harus terlahir dari rahim wanita seperti ibu anda itu." sarkas Nadine

"Apa tidak ada lagi kesempatan mama untuk memperbaiki semuanya?" lirih Karen dengan air mata yang membasahi pipinya. Matanya bahkan sampai memerah karena sudah menangis sejak tadi.

"Sayangnya tidak ada, karena kesempatan itu sudah saya berikan sejak bertahun-tahun yang lalu. Saat ini bagi saya kalian hanyalah orang asing dalam hidup saya. Jadi saya berharap kalian tidak perlu lagi mengusik hidup saya. Jika seandainya kita bertemu di jalan, berpura-puralah kalian tidak mengenal saya." ucap Nadine.

"Nadine mama mohon maafin mama." lirih Karen lalu tiba-tiba dia menjatuhkan dirinya sendiri di hadapan Nadine dan bersujud di kaki putrinya itu. Hal itu membuat semua yang ada di situ terkejut terkecuali Nadine. Dia justru melihat hal itu muak.

"Mama apa yang mama lakuin?" Tanya Reynard mencoba membangunkan sang ibu. Sedangkan Karen terus saja menangis menatap Nadine.

"Udah ma, Kita pulang ya sekarang nanti kita bisa datang lagi lain kali. Ya, biarin Nadine tenangin dirinya dulu. Rey mohon, hmmm." Reynard mencoba membujuk sang ibu. Sedangkan Michael memandang sendu sang putri, ternyata luka yang mereka sebabkan sudah terlalu dalam sampai sang putri enggan memberi maaf untuk mereka. Michael saat ini hanya mampu menyesali semuanya, bukan hanya Michael tapi penyesalan juga di rasakan oleh Karen dan ketiga putra mereka.

Bersambung

1
Yanti Sultan
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Sri Wulandari
Aq bacany ngakak trus thor🤣🤣🤣🤣🤣
Sri Wulandari
Anak yg pinter & cerdas bs aja jawabnya... dia jg tau klu mommynya suka banget sm duit😂😂😂
Mba Wie
Luar biasa
Umy Indri
muter muter terus
Sri Wulandari
Sepandai pandainya tupai melompat pasti akan jatuh jg sprti itulah qm sofia yg berusaha menutupi smua k burukanmu😔
Mama Alis
terlalu brutal kata kata nya
oktaviana mira
Luar biasa
sarah arami
bagus
sarah arami
byk bukti kejahatan sofia knp gk di masukin penjara
sarah arami
ikut sedih
Ibelmizzel
muncul lagi ibu goblok
Ibelmizzel
haha...qu bahagia sx dgn tingkah Nadine lope nadine
Ibelmizzel
mantap nadien klu mereka masih berkeras mau minta maaf boleh asal satu keluarga Nadine asli dipotong kakiny sebelah biar cacat seumur hidup utk mengantikan penderitaan mu selama 23 tanun lamanya terlalu kejam ya 😁😁😁😁
Ibelmizzel
belum tau mereka klu Nadine yg skrg penedam
Ibelmizzel
♥️utk nenek dan kakek👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
Aura Chacha
Luar biasa
Ibelmizzel
hohohoho.......Kren abis
Ibelmizzel
syukurin loe sampai kapanpun takkan punya anak mau harapkan anak Nadine siap2 kamu bangkrut dan tinggal dijalanan.
Ibelmizzel
Kren abis kamu nadine
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!