Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Beberapa jam kemudian, di sebuah hotel, Adam dan Aulia naik ke penthouse yang sudah pernah di kunjungi oleh mereka bersama Indra dan Trisno, di dalam sudah menunggu Hendro yang sedang duduk di sofa.
“Nah datang,” ujar Hendro menyambut mereka.
Hendro langsung mempersilahkan Adam dan Aulia duduk di depan nya, sedangkan Indra dan Trisno duduk di kanan kiri Hendro, suasana sedikit tegang,
“Um...ada apa ini om Hendro, kenapa kita di minta ke sini ?” tanya Adam.
“Biar aku saja mas Hendro (menoleh melihat Adam dan Aulia) Gini Dam, Lia, ada yang kita bertiga mau beritahukan pada kalian, awalnya kita bertiga mengawasi kalian dan melihat kalian selama enam bulan ini, lalu kesimpulannya adalah kita bertiga tidak salah menilai kalian,” jawab Indra.
“Maksudnya apa om Indra ?” tanya Adam.
“Langsung saja pada inti nya ya, kamu bisa lihat masa depan kan Dam ?” tanya Indra.
“I..iya bener om,” jawab Adam.
“Buktinya dari pekerjaan kamu di kantor, aku sudah tanya sama Theo dan Frans, mereka bilang kamu kayak paranormal yang tahu kemauan customer dan sifat customer walau belum bertemu,” ujar Trisno.
“Ya jelas aja, aku pakai clairvoyance untuk melihat siapa customer dan bagaimana orangnya, lalu pakai charm dan read mind, wajar aja kali,” ujar Adam dalam hati.
“Kenapa diem Dam ?” tanya Hendro.
“Oh..enggak om,” jawab Adam.
“Dan kamu Lia, intuisi mu kuat kan, kamu bisa menebak selera orang lain, benar tidak ?” tanya Indra.
“Um...pake feeling sih, tapi ya bener juga,” jawab Aulia.
“Sudah kelihatan dari cara kerja kamu di bridal, itu sebabnya aku minta Trisno menempatkan kamu di bridal,” balas Indra.
“Um...trus ada apa ini sebenarnya om ?” tanya Adam.
“Begini, pertama aku jelaskan, kita bertiga punya nama keluarga sama kan, yaitu Setiawan, nama itu adalah nama yang terdaftar di negara ini, nama asli mas Hendro adalah Hendro Setyanto yang artinya kebijaksanaan, namaku sendiri adalah Indra Santoso yang artinya sejahtera, sedangkan Trisno adalah Trisno Setyo yang artinya kesetiaan, nah Adam Satrio yang artinya ksatria dan Aulia Susilo yang artinya kebenaran, dengan kata lain, kita semua mewakili tujuh anak dari pendiri keluarga kita,” jawab Indra.
“Selain kita ada dua lagi, pertama Joko Sumitro yang artinya harapan dan Intan Sudiro yang artinya berani atau gagah, nah kita bertujuh dengan Basuki dan Mutiara adalah keturunan dari keluarga yang bernama Sadewo jaman dulu kala, keluarga penguasa yang di katakan keturunan dewata,” ujar Trisno.
“Sampai di sini paham ya ?” tanya Hendro.
“I..iya om,” jawab Adam dan Aulia bersamaan.
“Nah sekarang langsung pada intinya, pemimpin tujuh anak atau kepala keluarga Sadewo harus memiliki kemampuan melihat masa depan karena itu sudah turun temurun, di generasi kami, yang memiliki kemampuan itu adalah Mutiara, namun dia memilih hengkang dari tugasnya dan menikah dengan Kuswoyo, teman kuliah ku, tapi sebelum pergi dia mengatakan, sembunyi lah kepada kita semua, itu sebabnya semua berpencar keluar dari ibukota kecuali aku, mas Hendro dan Trisno,” ujar Indra.
“Sampai sekarang aku sendiri masih belum tahu maksud perkataan kak Mutiara dan apa tujuan dia menikah dengan si Kus itu,” tambah Trisno.
“Mama,” ujar Aulia menunduk.
Adam memegang tangan Aulia, kemudian dia minta agar tiga om nya meneruskan cerita mereka,
“Tapi takdir rupanya tidak bisa lari kemana mana, anak Basuki yang bisa melihat masa depan datang ke ibukota bersama anak kak Mutiara, di tambah lagi keduanya sudah menikah,” ujar Indra.
“Jadi mulai sekarang, kita bertiga menyerahkan tampuk pimpinan keluarga kita pada Adam, karena Adam yang bisa melihat masa depan dan sudah terbukti enam bulan ini,” ujar Trisno.
“Hah...aku ?” tanya Adam kaget.
“Tenang saja Dam, kita bertiga tidak mungkin langsung melepas mu begitu saja, tentunya kita bertiga akan mendampingi kalian dan seandainya kita bertiga sudah tiada, masih ada anak anak kita yang membantu kalian, suatu hari nanti, kita akan perkenalkan kalian kepada mereka,” jawab Hendro.
Adam terdiam, dia sangat kaget mendengar ucapan ketiga om di depan nya, Aulia memegang tangan Adam di sebelahnya, Adam menoleh melihat Aulia yang tersenyum pada dirinya, kemudian dia menoleh kembali melihat ketiga om nya,
“Maaf om Hendro, om Indra dan om Trisno, saya mau tanya dulu, tadi kan katanya ada dua lagi, tapi mereka ga ada di sini trus kenapa kalian bertiga ganti nama menjadi Setiawan ?” tanya Adam.
“Ya itu tadi, karena pesan dari kak Mutiara sebelum pergi, kita bersembunyi dan menjadi satu keluarga kakak beradik di bawah nama Setiawan,” jawab Trisno.
“Yang dua lagi, Joko dan Intan, Joko sudah meninggal 20 tahun yang lalu, dia punya anak tapi entah ada di mana, sedangkan Intan seharusnya ada di kota yang sama dengan Basuki dan Mutiara,” ujar Hendro.
“Oh...di kota kita ?” tanya Aulia.
“Ya, tapi sudah tiga tahun belakangan ini kita tidak mendengar kabarnya,” jawab Hendro.
“Gitu ya, jujur aja om, aku masih kaget kalau di suruh mewarisi dan menjadi kepala keluarga ini,” ujar Adam.
“Santai saja, jalani aja pelan pelan, tapi aku ada rencana memasukkan nama kalian ke dalam kartu keluarga Setiawan, agar kalian aman kedepannya, bener kan mas ?” tanya Indra.
“Iya benar, anggap saja Adam anak ku dan Aulia anak Indra, lalu keduanya menikah, beres kan,” jawab Hendro.
“Artinya aku menikah dengan sepupu dong ?” tanya Adam.
“Loh sejatinya aku dan Indra itu tidak ada hubungan darah kan, kita saudara angkat, benar tidak,” jawab Hendro.
“Oh benar juga ya, masih belum nangkep seratus persen sih,” ujar Adam.
“Ok, setelah pandemi berakhir, kita keliling, kalian berdua harus tahu bisnis keluarga kita apa saja dan belajar mengelolanya ya,” ujar Indra.
“I..iya om,” balas Adam dan Aulia.
Setelah itu, mereka berbincang bincang dengan santai dan memesan makanan dari hotel untuk makan malam bersama.
******
Sementara itu, di rumah sakit yang berada di kota Adam dan Aulia sebelumnya, “tiiiiiiiiiit,” suara mesin ekg berbunyi datar, para perawat dan dokter yang memakai baju apd masuk ke dalam kamar isolasi khusus pasien pandemi. Dina yang juga mengenakan baju apd, berdiri di depan jendela melihat kedalam, dia menatap Herry yang sudah menjadi suaminya, meninggal akibat terjangkit virus pandemi. Senyum tipis tersirat di wajah Dina yang di tutupi oleh baju apd,
“Hehe lebih cepet dari dugaan gue gara gara pandemi, padahal dia udah di vonis dua tahun lagi hidupnya karena kanker...hehehehe...makasih pandemi, sekarang gue bebas berkarya menggunakan harta alrmarhum suami gue,” ujar Dina.
Dokter menoleh melihat Dina dan menggelengkan kepalanya, Dina berpura pura menutup wajahnya dengan kedua tangan dan meneteskan air mata, namun tetap saja senyum tidak hilang dari wajahnya. Setelah mengurus pemakaman Herry, Dina berjalan di lorong rumah sakit, menuju ke kamar yang berada tepat di ujung lorong.
Dia masuk ke dalam, melihat seorang wanita paruh baya terbaring di ranjang dalam keadaan koma dan banyak sekali mesin besar di sebelah ranjangnya. Dina duduk di sisi ranjangnya dan memegang tangan wanita itu,
“Mama, sekarang semua sudah berakhir, orang yang menutupi kejahatan anaknya yang menabrak mama sampai jadi begini, sudah binasa, semua hartanya jatuh ke tangan Dina, sekarang mama bisa tenang karena Dina akan menghukum anak nya tanpa belas kasihan, terima kasih mama sudah merawat Dina dari kecil sampai tiga tahun lalu, mama sendirian membesarkan Dina karena di tinggal papa, sekarang Dina yang akan menolong mama untuk kembali bertemu papa di surga,” ujar Dina.
“Ckrek...crssss,” Dina mencabut kabel alat penyokong hidup ibunya, “tiiiiit,” mesin ekg langsung berbunyi datar, Dina menunduk menitikkan air mata kemudian dia berdiri dan mencium kening ibunya yang sudah berpulang.
“Semoga mama tenang di sana bersama papa, Dina selalu doakan mama, Dina akan selalu mengenang mama, mulai sekarang nama Dina adalah Dina Sudiro dan bukan Dina Herdiman lagi, sama seperti nama gadis mama, Intan Sudiro, selamat tinggal ya ma, awasi Dina dari atas bersama papa, Dina sayang mama,” ujar Dina sambil memegang kening ibunya.
Setelah itu, dia mencium kening ibunya sekali lagi dan berbalik, “brak,” beberapa perawat masuk ke dalam melewati Dina yang melangkah keluar pintu, dia kembali berjalan menelusuri koridor dan senyum lebar mengerikan menghiasi wajah cantik nya,
“Nah sekarang, pertama gue hajar si Riko dulu, gue akan siksa dia sampai dia mohon minta di bunuh ama gue, sampai sekarang dia tidak tahu gue sudah jadi mama nya, papa nya meninggal saja dia tidak tahu karena sibuk dengan istrinya si Jihan itu, gue hancurkan dulu Riko dan keluarga keparat itu, keluarga yang telah mengambil Adam dari gue," ujar Dina di dalam hati.
"Tap," tiba tiba Dina berhenti melangkah, dia menoleh sekali lagi ke belakang melihat kamar ibu nya, kemudian dia menoleh ke depan dan menengadah ke langit langit, wajahnya nampak sangat sedih,
"Sekarang aku sebatang kara, aku hanya punya Adam, dia harus kembali pada ku, aku harus mencari nya dan aku akan menghabisi kucing garong yang sekarang bersama nya (mengingat Farrel yang berada di pusat rehabilitasi remaja nakal) huuh kenapa di saat seperti ini malah kepikiran orang itu, aku hanya mencintai Adam sejak kecil, kalau dia mengganggu, dia juga akan ku habisi," ujar Dina dalam hati.