Aku menganggap mereka sebagai keluarga, mengorbankan seluruh hidup ku dan berusaha menjadi manusia yang mereka sukai, namun siapa sangka diam diam mereka menusukku dari belakang. Menjadikan ku sebagai alat untuk merebut kekuasaan.
Ini tentang balas dendam manusia yang tak pernah dianggap keberadaan nya. Membalaskan rasa sakit yang sebelumnya tak pernah dilihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laxiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti
Danu datang kekantor nya dengan wajah yang ditekuk, tentu saja itu tidak luput dari pandangan sekertaris nya.
"Bos kenapa?" Tanya Rehan basa basi.
"Ternyata dia akan menikah" Ucap Danu dengan nada lesu.
"Siapa yang akan menikah?"
"Menantu yang ibu saya inginkan." Danu duduk dikursi nya sambil melihat langit langit kantor.
"Oh maksudnya, menantu yang ibu anda inginkan hendak menikah."
Danu menggagukkan kepalanya.
"Terus kenapa sedih, kan aturan bahagia."
"Saya akan bahagia jika dia menikah dengan saya."
"Lah, emang menikah nya bukan sama Bos?"
Danu menatap wajah sekertaris nya dengan jengah, "Kamu pikir jika saya hendak menikah, wajah saya akan seperti ini."
"Ya mana saya tahu" Jawab Rehan dengan wajah acuh.
Danu memutar tubuhnya membelakangi Rehan, melihat padatnya ibu kota dari ketinggian.
"Kamu sudah membereskan kekacauan yang kamu buat?" Tanya Danu pada Rehan.
"Sudah saya bilang berapa kali Bos, itu bukan ulah saya." Ketika mengingat kejadian tempo hari, Rehan kembali terlihat frustasi.
"Kamu menjadi topik terhangat kantor, semua orang nampak membicarakan mu."
"Stop untuk membahas hal tersebut." Rehan duduk pada sofa, berusaha mengatur nafasnya untuk tidak kembali emosi.
Bagaimana tidak menjadi bahan perbincangan, wajahnya banyak berseliweran di internet dengan pose gambar yang benar benar membuatnya naik darah.
Pada foto tersebut Rehan berpose dengan membuat gambar hati menggunakan tangan nya. Kemudian terdapat keterangan dibawahnya bahwa dia sedang mencari calon istri, pada pengumuman tersebut semua kriteria masuk, dari mulai ibu ibu, janda ataupun gadis.
Dalam pengumuman itu dia hanya memedulikan jenis kelamin yaitu wanita. Disana Rehan berjanji siapa saja yang bisa membuatnya jatuh cinta pandangan pertama maka akan langsung ia jadikan sebagai calon istri.
Pengumuman itu juga memberikan alamat kantor nya, makanya waktu itu gadis gadis berkerumun didepan kantor seperti orang yang hendak demo.
Rehan dibantu beberapa security kesusahan mengusir para perempuan itu, apalagi banyak diantara mereka yang memaksa ingin memeluk dirinya. Setelah membereskan kekacauan yang berada diluar kantor, ia memeriksa siapa yang telah menulis papan pengumuman tersebut.
Dan ternyata dia seorang penulis salah satu stasiun televisi besar, yaitu Gina Raharja. Tentu saja mengetahui hal tersebut yang tadinya ia masih merasa bersalah berubah menjadi dendam dan bersumpah akan membalas perempuan itu.
"Kamu masih berhutang penjelasan pada saya, kenapa seorang jurnalis bisa berbuat demikian. Kesalahan apa yang telah kamu perbuat padanya?"
Rehan menghela nafasnya, ia memang masih belum menjelaskan nya pada atasannya itu.
"Jadi waktu itu..." Rehan menjelaskan kejadiannya seditail mungkin tanpa ada yang terlewat.
Danu tertawa setelah mendengar semua cerita sekertaris nya. "Pantas saja dia melakukan itu padamu."
"Padahal saya sudah meminta maaf, tapi wanita itu cukup pendendam."
Danu hanya geleng-geleng kepala, "Kalau saya jadi dia, saya akan laporkan kamu balik."
Rehan menatap sengit wajah atasannya itu.
*
Kini dua manusia yang yang berbeda jenis kelamin tengah duduk bersama.
Arya mengeluarkan anting lalu memberikannya pada Diana. "Hampir saja kita ketahuan, untung saja Rania percaya dengan kebohongan yang aku buat."
"Mbak Rania sama sekali gak terlihat curiga kan?"
Arya menggelengkan kepalanya, "Dia sama sekali tidak curiga, bahkan setelah itu dia membelikan ku dasi."
"Syukurlah kalau gitu." Diana bernafas lega, dia sempat khawatir saat Arya menghubungi nya karena Rania menemukan salah satu anting yang ia pakai malam itu tertinggal didalam mobil.
"Mas, kita harus lebih hati hati. Aku gak mau semua yang telah kita rencanakan gagal total. Sebaiknya kita menjaga jarak terlebih dahulu."
Arya memegang kedua tangan Diana, "Saya tidak bisa menjauh darimu. Kamu tahu saya menikahi kakakmu itu karena perintah dari ibumu."
Kini Diana ikut menggenggam erat tangan Arya, "Mas, aku sudah bilang. Setelah pernikahan ini berhasil, dan kamu mendapatkan saham yang mbak Rania punya, maka kita akan bersama."
"Tapi itu terlalu lama"
"Hanya satu tahun."
Arya menghela nafasnya, "Baiklah, tapi kamu janji setiap weekend kita akan selalu bertemu dan bermalam bersama." Arya mengacungkan jari kelingking nya.
Diana dengan senyuman manisnya menautkan jari kelingking nya.
Rania tersenyum dari kursinya, mereka tidak tahu selama percakapan yang mereka lakukan itu tidak luput dari pendengaran nya.
Sepertinya akhir akhir ini takdir selalu berpihak padanya, Rania berniat untuk membeli makan, karena itu salah satu restoran langganan nya. Tapi siapa sangka dia malah bertemu dengan kedua manusia yang tengah dimabuk asmara itu.
Rania persis duduk di belakang mereka, tentu saja dia tidak menyia nyiakan kesempatan tersebut. Rania diam diam mengambil vidio mereka serta obrolan yang mereka bicarakan.
Restoran masih cukup sepi dan itu menjadi keuntungan baginya. Karena dalam rekaman tersebut suaranya jadi terdengar lebih jelas.
Pesanan Rania datang, dia menikmati setiap hidangan yang disajikan dengan hati yang gembira. Rania sudah tidak sabar ingin melihat wajah wajah terkejut mereka, saat dirinya menunjukkan pertunjukan yang membuat semua orang tidak bisa berkata kata.
Rania tidak sendiri di restoran tersebut, ia sedang menunggu Gina sahabat nya. Tidak lama kemudian, gadis dengan laptop yang selalu dibawanya itu datang.
"Sorry, tadi jalan macet." Ucap Gina pada Rania.
"Santai aja."
"Kamu dari tadi?"
"Barusan, makanan nya juga baru datang." masih terlihat jelas makanan yang masih mengepulkan asap.
"Ada apa?, kayaknya penting banget."
"Makan dulu, nanti kita bahas abis makan" Rania menyodorkan makanan yang telah dipesannya.
Selera mereka sama dan masih belum berubah semenjak kuliah, keduanya makan dengan lahap. Rania yang memang dalam suasana hati senang, sedangkan Gina dia memang lapar.
Setelah semuanya habis termakan, Rania mengambil salah satu flash disk yang ada didalam tasnya lalu menyerahkannya pada Gina.
Gina mengambil flash disk tersebut, lalu mulai menyambungkan nya pada laptop. Seketika dia menutup mulutnya dan langsung menutup laptop saat mengetahui isi flash disk tersebut.
"Apa ini?" Tanya Gina masih terlihat syok.
Rania kemudian mengirimkan juga beberapa gambar dan rekaman video yang didapat nya pada Gina.
Gina membuka semua nya dan hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Buat vidio klip itu semua, jadikan semenarik mungkin sehingga para penonton melihat hingga akhir video."
"Raina, you oke?" Tanya Gina pada sahabatnya itu.
"Ya, Iam oke." Balas Raina dengan tersenyum.
"Selama ini aku belum pernah melihat manusia yang lebih menjijikkan dari mereka. Bagaimana mungkin seorang adik tidur dengan calon suami kakak nya sendiri." Ucap Gina dengan raut wajah yang terlihat marah.
Rania menyesap minumannya dengan wajah tenang, jika dulu mungkin dia akan bersikap sama seperti Gina. Tapi karena dia pernah mengalami nya sekali pada kehidupan sebelumnya, jadi tidak kaget lagi.
BERSAMBUNG.......