"kalau udah besar nanti, kamu mau kan jadi istri aku?" tanya davian kecil (7thn) menyerahkan cincin yang ia buat dari akar pohon pada dara
"iya, aku mau" dara kecil (6thn) tersenyum memandangi jari manis nya yang sudah tersemat cincin akar buatan davian
******
"Lo sengaja ya, deketin bokap gue, buat morotin harta nya?" davian (18thn)
"kalo om Rama mau, gue sih gabisa nolak. karena secara gak langsung, om Rama itu penolong hidup gue" dara (17thn)
"ajgg!! gue gak Sudi punya nyokap tiri kayak Lo!" davian (18thn)
.......
start : 21 Des 2024
finish : ???????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyZee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GAKMAU!!!
Deb
Deb
Dara menutup pintu mobil nya di ikuti Nia dan Raffi di belakang nya
"Bunda marah sama api ya?” tanya Raffi pada nia, melihat dara meninggal kan nya begitu saja, tanpa bicara
"Ngga sayang, bunda api cuma lagi ga enak hati aja. Nanti juga baik lagi kok" Nia mengusap rambut Raffi, mencoba memberi pengertian pada anak itu
Raffi mengangguk pelan lalu berjalan memasuki rumah bersama Nia
*********
"Terus kalo Lo yang bikin kenapa? Bukan berarti gue mau sama Lo ya, bangsat!" Setelah masuk kamar dara tak henti-henti nya mengumpat. Rasa kesal nya pada davian belum juga hilang
Dara melempar tas dan bleezer nya sebelum ikut menjatuhkan dirinya ke atas ranjang.
Ting
monyet tantrum
sayang, mending kita bikin satu lagi yuk.. biar ga rebutan terus..
me
stres !!
Davian tergelak melihat balasan dari dara.
"Emang ini beneran dara cinta pertama gue ya? Perasaan dulu gak gini dah.." davian melempar ponsel ke ranjang, mengusak rambut nya frustasi, namun juga tidak bisa menahan senyum nya
Hah !
Rasanya dia benar-benar sudah gila.
Ting
Davian kembali meraih ponsel nya, melihat pesan dari Rama, ayah nya yang masih di rawat di rumah sakit.
"Anjir ! Gua lupa Ama bokap !" Davian menepuk kening nya keras, saat teringat sudah dua Minggu lebih dia tidak menjenguk Rama.
ia terdiam, apa sekalian dia ceritain saja semua tentang dara dan raffi. Siapa tahu, itu bisa mempercepat kesembuhan Ayah nya
"Daddyyy.... I'm commmingg...." Ujarnya dengan riang. Menyampirkan jas pada bahu nya lalu berjalan keluar rumah.
@@@@@@@@@
Setelah menelpon maya, Mengabari asisten nya jika dia tidak akan kembali ke kantor, karna urusan mendesak. Dara memutuskan untuk membuat makanan untuk Raffi
Setelah selesai, dara menaiki tangga menuju kamar raffi, mengingat ia belum bicara apapun pada putra nya, sepulang dari rumah davian, ia tidak boleh membuat putra nya salah paham
Tok tok
"Rafii.. ini bunda sayang, buka pintu nya nak.." ucap dara dengan lembut setelah mengetuk pintu
Ceklek
"Kenapa bunda?" Raffi keluar kamar dengan mata yang sipit, seperti habis menangis membuat rasa bersalah dara semakin besar
"Kamu nangis sayang? Maafin bunda ya.." dara berlutut mensejajarkan dirinya agar bisa memeluk sang putra
"Ngga kok bunda, api baru bangun tidur.." Rafi Nyengir melihat sang bunda menatap nya datar
"Kamu nih! Makan yuk, bunda bikin makanan banyak buat api.." ucap dara mengacak rambut Raffi gemas
"Ayo! Mba Nia udah pulang bunda?" Raffi mengangguk lalu menggandeng tangan dara menuruni tangga
"Udah, ada urusan katanya.. gapapa sayang, kan udah ada bunda.." dara mendudukan Raffi di kursi meja makan
Ting tong
"Ck! Siapa lagi sih…" dara mendekatkan beberapa potong ayam kecap pada Raffi, agar Raffi dapat mengambil nya sendiri
"Bentar ya sayang, bunda buka pintu dulu.." lanjut nya sebelum berlalu setelah mengecup singkat puncak kepala Raffi
Ceklek
"O-om Rama.…." Dara melebarkan mata nya setelah melihat Rama berdiri di depan pintu, di belakang nya ada davian yang tersenyum miring ke arah nya
Flashback
"Daddyyyy...." Teriak Davian setelah membuka pintu ruang rawat ayah nya, membuat Rama tersedak makan siang nya
Uhhukkk
"Kamu benar-benar mau bikin papa cepet mati ya Davi!" Sentak Rama di sela batuk nya
"Heheh.. sorry pa, abis davi lagi seneng banget nih pa" davian nyengir setelah memberikan gelas air pada Rama
"Kenapa? Menang tender lagi?" Tanya Rama setelah meredakan batuk nya, davian menggeleng, mengusap tengkuk nya salah tingkah
"Kamu kenapa sih? Jangan bikin papa merinding Davi.." Rama bergidik melihat tingkah aneh putra nya
"Ih papa mah gitu.." davian merengut, seakan merajuk pada Rama
"Ya terus kenapa? Kalo ngomong itu jangan setengah-setengah.."
Mendengar itu mau tak mau davian menceritakan semua tentang dirinya dengan dara dan juga Raffi, awal nya Rama tidak percaya namun setelah melihat beberapa foto Raffi, membuat Rama yakin jika itu memang putra dari anak nya.
"Papa mau ketemu dara, anterin papa kesana Davi.." Rama merengek seperti anak kecil pada putra nya
"Sekarang banget pa?" Rama mengangguk mantap menjawab pertanyaan davian.
”nanti aja lah, kalo papa udah sembuh.." lanjut nya sebelum mendudukan diri di samping ayah nya
"Sekarang dav.. papa kangen banget sama dara, papa pengen ketemu sama dia.." ucap Rama menggebu gebu
"Etetetet... Ntar dulu, Davi panggilin dokter dulu” davian menahan lengan rama yang hendak melepas infus nya
..........
Dan akhirnya setelah mendapat persetujuan dari dokter, Rama boleh keluar dengan catatan tidak boleh kecapean.
"Dara..." Rama beranjak memeluk dara, begitu erat, seolah mengatakan jika ia sangat rindu dengan gadis itu.
"Om... Apa kabar?" Ucap dara dengan halus seperti biasa nya, membuat davian mencebik mendengar nya
"Giliran ma gue aja ngomong pake otot Mulu.." davian menggerutu membuat dara menatap sinis pada nya
"Om sehat, dara.." jawab Rama melepas pelukan nya, mengusak rambut dara
"Mana ada orang sehat di rawat.." celetuk davian membuat Rama mendelik ke arah nya
"Oh iya, mana cucu om?" Dara melotot mendengar pertanyaan Rama, apa katanya? cucu? Maksud nya, Raffi kah?
"I-itu..." Dara menggaruk kepala kikuk, menatap horor davian
"Di dalem kali pa, masuk aja pa.. Davi mau ngobrol dulu sama calon istri .." davian menekan kata terakhir nya, tersenyum miring ke arah gadis itu.
"Ohh.. yaudah, dara om boleh masuk?" Tanya Rama begitu antusias, membuat dara mau tidak mau menyingkir dari pintu memberi jalan untuk Rama masuk kerumah nya
PLAKKKK
"Anjj!!! Pedes banget tangan Lo!!!" Davian mengusap usap lengan nya, setelah dara menabok nya cukup keras
"Lo tuh ya!! Adaaa aja cara gila Lo buat deketin gue!! Harus berapa kali sih gue bilang, gue tuh gamau sama Lo!!" Dara memelankan suara nya agar tidak terdengar oleh Rama
"Ck! Namanya juga usaha.." celetuk davian santai, lalu bersandar pada tiang
"Ihhhh....." Dara yang kepalang kesal, menyerang davian dengan cubitan cubitan pedas pada tubuh nya.
membuat davian mau tidak mau membalik posisi menahan tangan dara kebelakang, lalu menyudutkan nya pada pilar agar gadis itu berhenti menyerang nya.
"Lepasin gak?!!" Dara berontak mencoba melepaskan tangan nya yang di genggam kuat oleh cowok itu
"Cium dulu.." ucap davian dengan senyum miring nya
"Dih! Najis ya!" Jawab dara dengan sengak
"Pake najis segala Lo, kemaren aja uh ah uh ah..." Davian terkikik geli melihat dara salah tingkah
Dara memalingkan wajah nya yang memerah, memang sialan sekali davian ini.
"Haduhh... Kalian ini, ga liat tempat dulu..
udah lah nikah aja.." ujar Rama di depan pintu, dengan sebelah tangan menutupi mata Raffi yang berada di gendongan nya
"siap pah..!!" Sahut davian dengan riang berbeda dengan dara yang menjerit histeris mendengar perkataan rama
"GAKMAU!!!"
............
Nexttt??? Maaf kalo amburadul....