Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiara menangis
Kendra terlihat sangat marah ketika mendengar Kiara mengucapkan kata-kata kasar pada Sam. "Cepat minta maaf!" tegas Kendra seraya menatap Kiara dengan tatapan yang sangat tajam.
"Tapi, Kak—"
"MINTA MAAF!" bentak Kendra dengan sangat keras yang membuat Kiara langsung menangis.
"Maaf!" ucap Kiara sesenggukan.
"Minta maaf yang benar!" sentak Kendra yang membuat Kiara pun semakin menangis.
"Tidak perlu seperti ini, Tuan. Saya tidak apa-apa," ucap Sam merasa kasihan ketika melihat Kiara menangis.
"Keluarga kami tidak pernah mengajarkan kami untuk merendahkan seseorang! Kiara sudah bersikap kasar padamu dan menyebutmu sebagai babu. Dia harus segera meminta maaf!"
"Tidak apa apa, Tuan. Saya memang babu di sini. Tolong jangan marah lagi pada Nona Kiara," ujar Sam.
"Kau itu bukan babu, Sam! Kau itu bagian dari keluarga! Kiara, cepat minta maaf!" tegas Kendra kembali menatap Kiara dengan tatapan yang sangat tajam.
"Hikss ... Hikss ... Maafkan aku," isak Kiara.
"Tidak apa-apa, Nona." Sam benar-benar tidak tega melihat mantan kekasihnya itu menangis. Ingin sekali ia menarik Kiara ke dalam pelukannya, namun sayangnya ia sudah tidak punya hak untuk hal itu.
"Sam, ikut aku! Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu!" ucap Kendra.
"Baik, Tuan!"
Kendra dan Sam pun segera pergi dari kamar itu, meninggalkan Kiara sendirian yang masih menangis sesenggukan.
_______________________________________________
Ruang kerja pribadi milik Kendra.
Saat ini Kendra sedang duduk di kursi kekuasaannya. Kedua mata tajamnya sedang menatap ke arah Sam yang sedang berdiri di hadapannya.
"Kau pernah berpacaran dengan Kiara?" tanya Kendra yang membuat Sam langsung terdiam.
Melihat Sam yang hanya diam membuat emosi Kendra semakin meluap. "Kenapa diam saja?! Benar apa yang aku katakan?!"
Sam pun menganggukan kepalanya secara perlahan. "Dari mana Tuan bisa tahu?"
"Aku mendengar percakapan kalian saat bertengkar tadi. Apa benar kau selingkuh dari Kiara makanya hubungan kalian berakhir?"
"Tidak, Tuan," bantah Sam dengan segera. "Nona Kiara hanya salah paham dengan saya."
"Kapan kalian punya hubungan? Mengapa selama ini aku tidak tahu jika kalian saling kenal?"
"Kami pernah berpacaran saat kami bersekolah di tempat yang sama, Tuan. Kejadian itu sudah lama sekali. Saat itu Nona Kimi merupakan adik kelas saya," ujar Sam yang membuat Kendra menghembuskan nafasnya secara kasar.
"Hanya karena masa lalu kalian sampai bertengkar seperti tadi?"
"Maafkan saya, Tuan." Sam langsung menundukkan kepalanya dengan perasaan yang sangat bersalah. Menyesal karena sudah membuat kericuhan di mansion itu.
"Tidak usah minta maaf. Justru aku yang harus meminta maaf padamu karena Kiara telah merendahkanmu. Kedepannya aku akan mendidik anak itu lebih baik lagi! Entah siapa yang sudah mengajarinya berkata kasar seperti itu."
"Jangan memarahi Nona Kiara lagi, Tuan," ucap Sam merasa tidak tega.
"Aku tidak akan memarahinya. Anak itu hanya perlu didikan untuk menghargai seseorang!" ujar Kendra yang membuat Sam langsung menghembuskan nafasnya secara lega.
"Oh, ya. Aku ada tugas baru untukmu," ucap Kendra.
"Tugas apa, Tuan?"
"Tolong belikan beberapa eskrim untuk stok di mansion ini."
"Untuk siapa, Tuan?" tanya Sam merasa heran karena setahunya tuannya itu tidak suka dengan eskrim.
"Untuk gadis nakal," jawab Kendra.
"Oh untuk Nona Desi. Baik, Tuan akan saya belikan. Kalau begitu saya permisi." Sam pun segera pergi dari sana.
Sam pun pergi untuk melaksanakan tugas yang telah di berikan Kendra kepadanya.