NovelToon NovelToon
Endless Shadows

Endless Shadows

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Kultivasi Modern
Popularitas:169
Nilai: 5
Nama Author: M.Yusuf.A.M.A.S

Bayangan gelap menyelimuti dirinya, mengalir tanpa batas, mengisi setiap sudut jiwa dengan amarah yang membara. Rasa kehilangan yang mendalam berubah menjadi tekad yang tak tergoyahkan. Dendam yang mencekam memaksanya untuk mencari keadilan, untuk membayar setiap tetes darah yang telah tumpah. Darah dibayar dengan darah, nyawa dibayar dengan nyawa. Namun, dalam perjalanan itu, ia mulai bertanya-tanya: Apakah balas dendam benar-benar bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan? Ataukah justru akan menghancurkannya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.Yusuf.A.M.A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertarungan Cahaya dan Bayangan

Ryan dan Elma berdiri berhadapan di tengah arena dimensi bercahaya dan gelap. Energi di sekitar mereka berdenyut dengan intensitas yang mencengangkan, dan kedua murid itu saling mengukur kekuatan lawan mereka. Pria berjubah hitam dan wanita berjubah putih berdiri di pinggir arena, mengamati dengan mata tajam.

“Latihan ini akan menunjukkan sejauh mana mereka telah berkembang,” kata pria berjubah hitam sambil menyilangkan tangan di dadanya.

Wanita berjubah putih tersenyum tipis. “Atau mungkin menunjukkan bagaimana mereka masih memiliki jalan panjang sebelum benar-benar siap.”

Elma memutuskan untuk mengambil inisiatif. Ia mengangkat tangannya, menciptakan panah cahaya yang melesat cepat ke arah Ryan. Panah itu memancarkan cahaya yang menyilaukan, membuat Ryan harus bergerak mundur untuk menghindarinya. Namun, Elma tidak berhenti di situ. Ia terus menyerang dengan serangkaian panah cahaya, memaksa Ryan untuk bergerak dengan cepat, memanfaatkan bayangan di sekitarnya untuk menghindari serangan.

“Bagus,” gumam wanita berjubah putih. “Dia tahu bagaimana memanfaatkan jarak untuk melindungi dirinya sendiri sambil menekan lawan.”

Ryan akhirnya menemukan celah di antara serangan Elma. Dengan gerakan cepat, ia muncul di belakang Elma melalui bayangan di kakinya. Namun, Elma sudah siap. Barier cahaya muncul dengan cepat, memblokir serangan pedang Ryan.

“Kau harus lebih dari itu jika ingin mengalahkanku,” kata Elma sambil tersenyum tipis.

Ryan tidak merespons. Ia mengepalkan pedang gelapnya lebih erat, mencoba mencari cara untuk menembus barier Elma. Namun, cahaya yang dipancarkan Elma semakin menekan kegelapan di sekitarnya, membuat Ryan merasa semakin sulit untuk menggunakan kekuatannya sepenuhnya.

“Kegelapanmu tidak bisa menang melawan cahaya sekuat itu,” gumam pria berjubah hitam. “Tetapi dia tidak hanya memiliki kegelapan. Perhatikan baik-baik.”

Pertarungan semakin memanas. Ryan memanfaatkan bayangan di sekeliling arena untuk berteleportasi, muncul dan menghilang dengan kecepatan yang luar biasa. Bahkan bayangan Elma sendiri tidak luput dari serangannya. Dalam satu momen, ia muncul dari belakang Elma melalui bayangannya sendiri, mencoba menyerang dengan pedang gelap di tangannya. Tetapi barier Elma muncul tepat waktu, memblokir serangan itu.

Di pinggir arena, wanita berjubah putih memperhatikan dengan cermat. “Elma bertahan dengan baik, tetapi dia mulai kehilangan energinya. Jika dia tidak segera mengambil langkah ofensif, Ryan akan menemukan celah.”

Pria berjubah hitam mengangguk. “Namun, Ryan juga tidak bisa sepenuhnya mengandalkan kekuatannya. Cahaya Elma menekan kegelapan di sekelilingnya, memaksanya untuk mengandalkan fisik.”

Ryan, yang mulai frustrasi dengan barier Elma, mencoba sesuatu yang berbeda. Ia memusatkan seluruh energinya pada pedang di tangannya, memanggil lebih banyak bayangan untuk memperkuat serangannya. Tiba-tiba, langit di atas mereka menjadi gelap, dan kilat menyambar dari langit dimensi, menghantam pedang Ryan. Pedang itu bersinar gelap, mengeluarkan aura yang membuat bahkan pria berjubah hitam menegang.

“Apa itu?” tanya wanita berjubah putih, matanya melebar.

Pria berjubah hitam mengerutkan kening. “Itu bukan pedang biasa......!”

Ryan tidak menyadari arti pedang itu. Ia hanya merasa kekuatan baru mengalir melalui tubuhnya. Dengan teriakan penuh tekad, ia menyerang barier Elma dengan kecepatan yang lebih dahsyat, menggunakan bayangan untuk muncul langsung di belakang Elma. Barier itu mulai retak.

Elma mencoba memperkuat pertahanannya, tetapi serangan Ryan terlalu kuat. Ketika Ryan melancarkan serangan terakhirnya, tebasan pedangnya menciptakan wujud seekor naga gelap yang melesat ke arah Elma. Naga itu menghancurkan barier cahaya dengan mudah, membuat Elma terpental ke udara.

Wanita berjubah putih segera melompat ke arena untuk menghentikan serangan itu. Ia memanggil cahayanya, mencoba menahan naga gelap tersebut. Namun, kekuatan itu terlalu besar. Naga itu menghantamnya, membuatnya dan Elma terlempar ke pinggir arena.

Pria berjubah hitam turun tangan. Dengan gerakan tangannya, ia menciptakan bayangan yang menyelimuti naga gelap tersebut, membuatnya lenyap sebelum bisa menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Ryan berdiri di tengah arena, napasnya berat, tetapi ia tidak tampak puas. Ia menatap pedang di tangannya, bertanya-tanya dari mana kekuatan itu berasal. Namun, sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, pria berjubah hitam mendekatinya.

“Apa yang kau pikirkan?” tanyanya dengan nada dingin. “Kau hampir menghancurkan semuanya.”

Wanita berjubah putih, meskipun terluka, bangkit perlahan sambil membantu Elma yang terluka. Luka di lengan dan bahu Elma mulai sembuh perlahan di bawah sentuhan cahaya wanita itu. “Ryan, kau tidak mengendalikan kekuatanmu. Itu berbahaya. Jika pria ini tidak menghentikannya, kau bisa saja melukai Elma lebih parah, bahkan membunuhnya.”

Ryan menunduk, merasa bersalah. Ia melirik ke arah Elma yang masih tampak lemah, lalu berkata dengan suara pelan, “Aku... aku tidak tahu apa yang terjadi. Pedang ini... aku hanya mencoba menyerang.”

Elma, meskipun terluka, menatap Ryan dengan senyum tipis. “Aku tahu kau tidak bermaksud melukaiku, Ryan. Tapi kita harus lebih berhati-hati.”

Pria berjubah hitam menghela napas panjang. “Pedang itu bukan pedang biasa. Itu adalah pedang legendaris yang digunakan oleh guru kami. Dan kau... entah bagaimana, berhasil membangkitkannya. Tetapi jika kau tidak bisa mengendalikannya, pedang itu akan mengendalikanmu.”

Wanita berjubah putih menambahkan. “Apa yang kau lakukan tadi menunjukkan potensi luar biasa. Tetapi potensi tanpa kendali hanyalah kehancuran. Mulai sekarang, kau harus belajar bagaimana mengendalikan setiap aspek dari kekuatanmu, termasuk pedang itu.”

Ryan mengangguk pelan, menerima teguran mereka. Namun, ia juga merasa sedikit bangga karena berhasil membangkitkan sesuatu yang begitu legendaris.

Di pinggir arena, Elma yang mulai pulih menatap Ryan dengan campuran rasa kagum dan kewaspadaan. Dalam hatinya, ia tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai, dan tantangan yang lebih besar sudah menunggu di depan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!