Kehidupan manusia memang dipenuhi dengan penderitaan. Namun apakah manusia akan selalu menangis dengan hal itu?
Jawabannya tidak, penderitaan yang datang bukan untuk ditangisi namun untuk bangkit menjadi sosok yang kuat dan mandiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Simamora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akankah ini akhir Segalanya?
..."Dunia adalah sekumpulan derita dan manusia akan selalu merasakannya sampai manusia kembali kepada sang pencipta"...
..."Selamat pagi paman" sapa Nala di pagi hari yang terbangun dengan begitu semangat....
..."Selamat pagi Nala! Semangat banget pagi ini!" ujar sang paman sambil menatap Nala heran....
...Nala bersiap untuk pergi ke sekolah dengan memakai baju batik dibarengi dengan rok putih. Ia menggendong tas di pundaknya dan menunggu kedatangan Gio....
...Saat itu Nala sudah menunggu Gio selama 20 menit namun tak kunjung datang. Ia memandang ke arah rumahnya yang saat itu tidak ada pertanda orang mau keluar. Pada akhirnya ia meminta pamannya untuk mengangkatnya ke sekolah....
..."Paman antar aja aku, Gio tak kunjung datang paman!"...
..."Emang Gio kemana?? Ngak sekolah?" tanyanya ke Nala...
..."Aku juga ngak tau paman, rumahnya aja ngak terbuka mulai dari tadi. Mobilnya juga ngak ada dirumah. Disana hanya tertinggal motor Gio yang biasanya dipake!" ujar Nala...
...Pamannya berjalan ke arah ruang tengah, "Ya udah bentar ya, paman ambil kunci mobil!"...
...Nala mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi "Cepat paman, aku sudah mau terlambat nih!"...
...Di sekolah Nala memikirkan Gio karena hari itu adalah hari kedua sekolah namun Gio tidak sekolah. "Atau jangan-jangan Gio pergi duluan karena takut di marahi senior" gumam Nala....
...Saat pulang sekolah ia sempat menunggu Gio di depan gerbang sekolahnya namun tidak kunjung datang. Pada akhirnya ia jalan kaki ke rumah karena pamannya juga tidak bisa menjemputnya....
...Di deretan jalan ke arah rumahnya ia kaget melihat rumah Gio yang didatangi banyak orang. Di depan rumah Gio juga terpajang bendera merah menandakan adanya orang yang meninggal....
..."Kenapa itu ya? Apakah orangtua Gio meninggal?" gumam Nala dalam hati....
...Saat itu ia langsung lari ke arah rumah dan menjatuhkan tasnya. Saat memasuki rumah Gio, ia teringat akan tangisan banyak orang saat orangtuanya meninggal. Rumah Gio juga dipenuhi hal tersebut. Saat Nala masih di depan pintu rumah Gio, ia melihat bahwa orangtua Gio menangis dengan sangat kuat....
...Ia memandangi orang yang tertutup dengan kain persis di depan orangtua Gio. Saat itu Nala berjalan dan memasuki rumah Gio. Lalu ia membuka kain tersebut dan ternyata yang meninggal adalah Gio sahabatnya....
...Nala sangat shock akibat penampakan yang berada di depannya. Nala tidak menyangka harus kehilangan Gio secepat itu....
...Nala kembali menampakan kesedihannya dengan menangis histeris di depan mayat Gio yang tertutup dengan kain putih....
..."Gio, aku pasti mimpi...tidak mungkin...kita masih jumpa semalam dan menghabiskan waktu bersama."...
...Paman Nala yang tiba-tiba datang memeluk erat tubuh Nala. Pamannya merasa kasihan kepada Nala karena hidup Nala dipenuhi dengan derita. Selain kehilangan orangtua, ia juga kehilangan sahabat yang selalu ada buat dia....
...Saat pemakaman tangisan Nala tidak bisa berhenti melihat sahabatnya yang sudah terbaring. Ia teringat dengan ucapan Gio semalam yang mengatakan sebuah perpisahan. Ia juga teringat catatan mimpi Gio yang menandakan bahwa ia harus kehilangan Gio selamanya....
...Bahkan perasaan yang melebihi dari seorang sahabat belum sempat ia ungkapkan. Semuanya terasa sangat pahit bagi Nala, hidupnya tidak ada lagi artinya. Setelah kematian Gio, ia selalu mengurung diri bahkan enggan untuk pergi ke sekolah....
...Pamannya yang melihat keseharian Nala dipenuhi dengan air mata mencoba menghiburnya. Namun sekuat apapun pamannya menghibur ia tidak bisa tersenyum sedikitpun....
..."Nala kamu harus tetap kuat ya, meskipun banyak masalah yang datang. Aku tahu kamu pasti sangat terpukul dengan semua ini. Namun kamu harus tetap mengingat nasehat Gio, bahwa kamu harus tetap bahagia meskipun banyak masalah!" nasihat sang paman untuk memberikan penghiburan kepadanya....
...Nala memeluk pamannya dengan erat sambil menangis kuat. Kali ini ia sangat lemah bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Namun karena ia mengingat perkataan Gio, ia mencoba bangkit dari keterpurukannya....
...Beberapa bulan berakhir dengan begitu berat bagi Nala. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Saat itu ia tetap berusaha bangkit dan lebih memikirkan cita-citanya yang selama ini ingin digapainya. Hari demi hari, bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun berlalu. Lulus sebagai sarjana kedokteran adalah hal yang diimpikan oleh Nala. Selain dari usaha Nala, sang paman juga turut serta mendukungnya sampai ia dapat menyelesaikan perkuliahannya. Lalu, Nala mengingat kembali ayah dan ibunya serta Gio sebagai sahabat yang pastinya bangga melihat keberhasilannya sekarang....
...“Ayah..ibu...Gio, lihatlah..sekarang Nala sudah besar. Kalian pasti bangga melihat aku yang sekarangkan? hehehe. Ayah..ibu..Gio, meskipun kalian tidak ada dihari kebahagian ini, pastinya aku bangga menjadi puteri kalian dan sebagai sahabat bagi Gio. Kalian adalah sosok orangtua yang akan menjadi inspirasi bagiku kelak. Gio juga akan menjadi sosok sahabat yang akan selalu kuingat karena selalu menopang dan mendukungku setiap saat. Aku sangat mengasihi kalian. Sampai berjumpa di sorga ayah..ibu..Gio, I LOVE YOU FOREVER.”Tulis Nala dengan penuh haru....
...Lalu, Nala menutup bukunya dan memandang langit yang dipenuhi bintang-bintang membayangkan ayah dan ibunya melihat keberhasilannya sekarang. Meskipun ayah dan ibu Nala tidak bersamanya, Nala akhirnya memutuskan untuk ikhlas dan selalu mencoba menjadi yang terbaik dalam hidupnya. Setiap harinya Nala mencoba sibuk dengan pekerjaannya dan kehidupan yang ia jalani bersama sang paman. ...
...Pamannya yang sudah semakin tua dianggapnya sebagai orangtua yang selalu ada disetiap perjalanan hidup Nala. Hal tersebut yang membuat Nala selalu berdiri dengan penuh semangat meski banyak beban yang ia pikul. Dalam kesendirian terkadang ia menangis namun tidak ia tunjukan kepada dunia. Beragam cobaan yang ia hadapi dalam hidup ini terkadang membuatnya ingin sekali mengakhiri segalanya namun tidak bisa. Mungkin Tuhan masih selalu mencoba untuk memberikan perlindungan dan kekuatan kepada Nala. ...
Bersambung.....