Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Excellent!
Wuzhou sudah duduk di depan komputer seperti Lu Yan tadi. Ia membaca sebentar kemudian mengetik sesuatu di sana. Saat Yu Bin memberi aba-aba, ia mulai mengerjakan soal.
Matanya terlihat tajam saat membaca. Ekspresi seriusnya menambah ketampanan wajahnya. Matanya bergerak cepat, diikuti gerakan tangan yang mengetik di keyboard.
Excellent!
Soal pertama selesai dijawab. Ia mendapat skor 5. Semua orang bergumam kagum terhadapnya.
Ia lanjut menjawab soal kedua. Matanya masih setajam di awal. Gerakan tangannya lihai dan terampil. Ia membaca dan mengetik secara bersamaan.
Excellent!
Lagi-lagi skor 5. Tatapan mereka semakin kagum. Mereka akan lebih menjaga hubungan baik dengan Wuzhou kali ini.
Di soal ketiga, ekspresi Wuzhou tak seserius tadi. Ia cukup membaca sebentar kemudian mengetik jawaban.
Excellent!
Ia lanjut ke soal keempat. Kali ini ekspresinya lebih serius. Mulutnya juga terlihat komat-kamit membaca soal. Jarinya agak gusar saat mengetik jawaban. Orang yang melihat ini ikut gugup.
Excellent!
Wow! Dia mendapat Excellent empat kali berturut-turut. Memang cocok disebut sebagai harapan Kota Urban. Bisikan-bisikan mulai terdengar. Mereka yakin Wuzhou bisa memuaskan orang dari Kota Bayangan itu.
Namun berbeda dengan Wuzhou. Ia mengabaikan bisikan-bisikan yang terdengar. Ia masih fokus membaca soal kelima. Matanya terlihat berkedut. Ia perlahan mulai mengetik jawaban.
Excellent!
Lima Excellent berturut-turut di level medium. Dia menyelesaikan level medium dengan sempurna. Total skornya 25. Semua orang bertepuk tangan untuknya.
Wuzhou menyeka keringat. Ia tersenyum puas melihat skor di layar komputer. Kemudian tatapannya berganti melihat Yu Bin dan Zhuo Xia. Ia melihat Yu Bin tersenyum, sedangkan Zhuo Xia hanya berekspresi datar. Kemudian tatapannya berganti lagi melihat teman-temannya. Tak diragukan lagi. Semua memberinya senyum puas dan kata-kata pujian.
Kini ia melirik Ling. Wuzhou ingin memamerkan bahwa Ling tak lagi mampu mengalahkannya. Ia sudah mendapat skor sempurna untuk level medium. Jika ingin menang, setidaknya ia harus lebih cepat daripada Wuzhou.
"Apakah sudah cukup?" bisik Yu Bin pada Zhuo Xia.
"Jika punya satu kesempatan lagi maka jangan disia-siakan," jawab Zhuo Xia.
Ling duduk di kursi depan komputer. Ia membaca apa yang ada di sana. Tertera nama, level, dan skor. Ia mengisi nama, kemudian memilih level hard.
Yu Bin yang melihat ini menegurnya. "Mengapa level hard? Untuk perwakilan hanya perlu level medium."
Ling tak menjawab. Ia hanya fokus menatap layar dan menunggu soal muncul. Sedangkan siswa yang mendengar ini sudah menertawakannya. Suasana kelas menjadi gaduh. Mereka sibuk mencibir Ling sekarang. Namun mereka tak berani terang-terangan, karena teringat ledakan ponsel saat hari pertama di arena pelatihan.
Soal sudah muncul. Ling mulai membaca dan langsung menjawab.
Excellent!
Hanya beberapa detik saja langsung terdengar suara komputer yang memberi skor. Siswa yang menertawakan Ling, semua terdiam.
Ling membaca soal lagi, kemudian mengetik dengan cepat.
Excellent!
Kali ini juga sama. Hanya hitungan detik dan Ling sudah selesai menjawab, bahkan mendapat Excellent. Mulut mereka yang tadi terdiam kini menganga.
Soal ketiga lebih cepat lagi. Klik.
Excellent!
Hanya butuh satu klik dan Ling mendapat skor 5. Apa pertanyaan level hard semudah itu? Mengapa Ling yang terkenal sampah bisa menjawab dalam waktu hitungan detik. Jangankan para siswa, Yu Bin dan Zhuo Xia yang melihat ini saja sangat kagum.
Ling lanjut mengerjakan soal keempat. Ia membaca dengan cepat. Kali ini soalnya lebih panjang jadi ia butuh sedikit waktu untuk mencerna. Setelah itu ia mengetik jawaban di keyboard.
Excellent!
Mereka tidak salah dengarkan? Komputer itu tidak rusak, kan? Empat soal di level hard mendapat Excellent. Ini bahkan belum sampai lima menit.
Para siswa di kelas mulai gaduh lagi. Mereka tidak percaya dengan pendengaran mereka sendiri. Jika itu Wuzhou sekalipun mereka juga akan kaget, tapi tidak sekaget ini. Apalagi ini adalah Ling. Sampah tidak berguna yang terkenal di Kota Urban. Tentu mereka akan berpikir bahwa komputer itu rusak.
Ling lanjut menjawab soal kelima. Kali ini ia hanya membaca sebentar. Namun ketika ia mengetik jawaban, sepertinya jawaban itu lumayan panjang. Suara keyboard dan detak jantung para siswa seolah kejar-kejaran. Mereka menunggu hasil akhir ini. Jika 5 soal mendapat Excellent, apakah ia masih bisa diremehkan?
Satu menit berlalu. Ling selesai mengetik jawabannya. Klik.
Excellent!
Suasana kelas menjadi hening. Setiap orang membeku dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ini benar-benar Ling? Apakah hari ini hanya mimpi? Apakah komputer itu rusak? Jangan-jangan pertanyaan level easy tertukar dengan level hard.
Wuzhou juga terkejut melihat Ling. Ia saja tadi sudah kesusahan saat mengerjakan level medium. Di soal kelima saja dia hampir tidak mendapat Excellent. Namun sekarang? Ling dengan mudah menyelesaikan soal dengan level hard? Tidak sampai 10 menit Ling sudah menyelesaikannya. Jika selama ini mereka menyebutnya sampah, jadi mereka apa? Lebih dari sampah?
Lu Yan merasakan dingin menjalar di sekujur tubuhnya. Ia melihat Ling seram. Aura berbeda keluar dari tubuh Ling. Lu Yan yakin yang ada di depan bukan Ling yang dia kenal. Lu Yan sudah sejak kecil bersama Ling. Jadi ia sangat mengenal sifat Ling. Meskipun mungkin ia akan pintar seperti orangtuanya, tapi ia tidak menyangka Ling akan sepintar ini.
Zhuo Xia bertepuk tangan. Samar-samar semua orang mulai mengikutinya. Lama-lama ruangan itu dipenuhi gemuruh tepuk tangan. Antara mimpi dan nyata mereka belum bisa membedakannya.
Zhuo Xia menatap Ling lekat. Perasaan hangat memancar saat matanya bertemu langsung dengan mata Ling. Ling juga merasa hal aneh saat melihat Zhuo Xia. Mengapa ia merasa tidak asing dengan sosok wanita dihadapannya?
Ling segera kembali ke tempat duduknya. Pertanyaan itu memang sulit, tapi ia sudah pernah menjawabnya saat akan masuk ke universitas di Kota Bayangan. Dengan ingatan fotografisnya, ia masih ingat semua jawaban. Apalagi dengan tambahan buku yang ia baca, ia jadi bisa menyempurnakan jawaban itu.
Liam tak bisa mengalihkan pandangannya dari Ling. Ia masih syok dengan kejutan yang hari ini diberikan Ling. Ia pikir Ling hanya jenius dalam ramuan, tapi ternyata ia juga jenius dalam ekonomi? Jika sudah begini bukankah ia akan mewarisi Chen Company dengan mudah? Adakah kandidat yang lebih cocok jika dibandingkan dia? Wuzhou sudah kalau jauh.
Zhuo Xia mengembalikan ekspresinya menjadi santai. Ia menatap seluruh siswa yang masih membeku. "Ehm," ia berdeham untuk menyadarkan mereka. Para siswa segera mengalihkan pandangan mereka ke depan.
"Karena teman kalian memberi jawaban yang luar biasa hari ini, maka kalian semua boleh ikut tes. Peraturan masih sama seperti kemarin," jelas Zhuo Xia.
sibuk mengurusi orang lain, mengabaikan orang yang mencintai nya yg melakukan apapun untuk dirinya, saya rasa MC termasuk dalam katagori ap normal
Ya,, orang iri memang susah untuk membuka mata dan hati.