Follow IG: Nophi_Yhulia27 Pesona pria bernama Nikki Erlangga, Memang tak usah di ragukan lagi. Ketampanan nya banyak membuat para wanita tergila gila padanya. Dan bahkan, Selalu berlomba lomba untuk mendekati nya. Pria berusia 39 tahun itu adalah seorang perwira polisi. Wajahnya yang tampan rupawan. Mampu menghipnotis semua kaum hawa. Usianya boleh mateng. Ia juga seorang duda beranak satu. Namun, rasa cintanya yang begitu besar kepada mendiang istrinya. Membuat Nikki tak bisa melirik wanita lain lagi. Ataupun berniat untuk menikah kembali. Hingga pada suatu malam sebuah insiden terjadi, Yang harus membuatnya mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mampukan Nikki membuka hatinya kembali, untuk seorang wanita?. Dan bagaimana kah kisah percintaan nya setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopita Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan Baby
Esok harinya...
Tok... Tok... Tok...
"Non, Bapak udah nungguin di meja makan untuk sarapan! ".
Teriak asisten rumah tangga, mengetuk pintu kamar Baby. Dimana gadis itu masih juga belum memperlihatkan tanda-tanda untuk bangun.
"Aku masih ngantuk bik". Sahutnya dari dalam kamar. Tanpa ingin keluar dari selimut tebal, yang membungkus tubuhnya.
"Bapak bilang, ada yang ingin di bicarakan non".
" Iya-Iya, lima menit lagi aku turun ". Teriaknya lagi dengan sedikit rasa kesalnya.
Baby pun menyibak selimut tebal itu. Sambil berusaha untuk mengoptimalkan kesadarannya. Ingatan tentang apa yang telah ia lihat semalam, dimana, Ia baru tahu jika Mamanya masih hidup. Dan dengan tega telah meninggalkan dia dan papanya begitu ssja. Hanya karena perusahaan Papanya sempat terancam bangkrut.
Kenyataan dimana, alasan sang Papa menutupi semua ini. Hanya agar baby tidak membenci mamanya sendiri. Dan rasa bersalah sang Papa, yang tidak bisa menjadi kepala rumah tangga dengan baik.
Baby tak menyangka, jika Papa nya juga selama ini memendam perasaannya sendiri. Hal itu juga yang membuat Baby merasa bersalah. Karena telah memaksa papanya, untuk menceritakan kejujuran ini.
"Huh... Aku tidak menyangka, jika aku terlahir dari wanita yang tak memiliki hati nurani". Lirih Baby tak bisa membayangkan perasaan Papanya saat itu.
Dan disini juga Baby baru sadar. Kenapa Papa nya selalu sibuk bekerja. Dan kadang sampai tak mengenal lelah. Semua itu Pak Gunawan lakukan, hanya untuk membuat hidup Baby bahagia. Dan berkecukupan tanpa kekurangan seperti dulu. Saat dimana ia terpuruk dan jatuh sejatuh-jatuhnya.
"Aku harus minta maaf sama Papa! ". Ujarnya sebelum ia beranjak dari atas tempat tidurnya itu.
Setelah semalaman terus berpikir. Akhirnya Baby, memutuskan untuk tidak bertanya lebih dalam lagi tentang Mamanya, gadis itu pun tidak mau tahu sekarang Mamanya ada dimana?. Kenyataan semalam juga telah sedikit membuatnya sadar.Jika wanita yang ia harapakan itu merupakan wanita yang baik dan lemah lembut.Taoi,pada kenyataannya ia salah, Baby merasa bersalah kepada Papanya.
Baby melirik jam bankers di atas nakas. Yang masih menunjukkan pukul tujuh pagi, hari ini bukan hari weekend. Baby sedikit heran, Kenapa Papanya masih ada di rumah saat ini. Sebab Biasanya sebelum ia bangun sang papa malah sudah pergi duluan. Dan sangat jarang sekali berada di rumah, baik weekend maupun hari biasa begini.
"Apa Papa tidak pergi bekerja? ". Guman Baby pelan.
"Ah, terserah!.Bukannya itu lebih baik, karena aku juga sudah lama tidak pergi jalan-jalan berdua sama Papa". Baby tersenyum dan langsung beranjak dari atas kasur empuk itu. Untuk segera masuk kedalam kamar mandinya sana.
*
*
*
Baby turun setelah ia mencuci wajahnya. Namun, Gadis itu belum mandi sama sekali. Lalu menyapa Pria paruh baya yang terlihat sedang membaca koran dengan satu gelas kopi hangat di atas meja ruangan makan saat ini.
"Pagi, Pa". Sapa Baby, yang langsung mencium pipi Pak Gunawan.
"Kau terlambat dua menit, Sayang". Ujar Pak Gunawan melirik arloji di pergelangan tangannya.
Baby hanya tersenyum tipis. Dan memilih duduk di salah satu kursi tepat di hadapan Papanya. Baby juga memperhatikan penampilan Pak Gunawan. Dimana, sang papa berpenampilan sangat santai hari ini. Tak seperti biasanya saja.
"Papa, Gak kerja?".Tanya Baby sambil meraih roti gandum favorit nya.
Pak Gunawan menyesap kopi hangatnya. Kemudian menatap wajah putrinya. " Setelah sarapan, Papa temani kamu belanja! ". Ujarnya tanpa berniat menjawab terlebih dahulu pertanyaan putrinya.
Baby menautkan kedua alisnya bingung. Karena selama ia berusia dua puluh tahun ini. Mungkin bisa di hitung dengan jari. Kapan terakhir Papanya, bisa jalan bersama dengannya.
"Pa, Baby mau mager saja hari ini. Lagian, Baby juga kemarin udah belanja. Masak mau belanja lagi". Tolak Baby yang memang tak berniat untuk pergi kemana- mana hari ini.
"Papa hanya ingin nanti malam kamu tampil cantik!. Karena kita akan kedatangan tamu". Jawab Pak Gunawan mengulum senyumnya.
"Tamu? ". Ulang Baby lirih sambil menatap bingung akan senyuman pak Gunawan pagi ini.
" Ayo lanjutkan sarapannya dulu!. Setelah ini kita harus siap-siap! ". Pak Gunawan malah mengalihkan pembicaraan, padahal Baby masih sangat ingin bertanya banyak hal perihal tamu nya nanti malam.
Walau sedikit curiga akan gelagat Papanya. Baby tak mau ambil pusing. Gadis itu pun melanjutkan sarapan tanpa berniat mendesak sang Papa, dengan tamu yang akan mereka sambut nanti malam.
Sedangkan, Pak Gunawan hanya tersenyum penuh arti. Melihat putrinya yang semakin dewasa. Namun, di balik senyum itu sebenarnya ada sesuatu hal yang membuat pria paruh baya itu menahan kesedihan mendalam.
"Papa harap, Kau akan selalu di limpahkan kebahagiaan, Sayang! ". Batin Pak Gunawan mendoakan putrinya.
Tak ada satu pun orang tua yang rela melihat anak-anak nya menderita. Jangan kan untuk menderita, bersedih saja mereka ikut terluka. Dan mungkin inilah yang bisa di lakukan oleh Pak Gunawan. Berusaha membuat putrinya bahagia dan juga hidup dengan layak. Meskipun, nantinya ia sudah tidak bisa lagi melihat senyum dan canda tawa dari Baby.
Ataupun bisa terus bersama-sama, apalagi melihat cucunya kelak lahir. Pak Gunawan sedih dengan apa yang menimpanya dulu,dan sekarang. Ujian hidupnya tak pernah usai. Namun, di lain sisi ia telah lega akhirnya sebagai orang tua pak Gunawan mampu membuat kehidupan Baby tercukupi tanpa ada yang kurang satu apapun lagi.
Jika ia gagal dalam membina rumah tangganya. Harapan Pak Gunawan, putrinya tidak akan mengalami hal yang sama seperti yang ia alami dulu.
"Papa kok gak sarapan? ". Baby bertanya sambil melirik piring nasi goreng milik Pak Gunawan. Dimana masih saja utuh seperti semula. Sedangkan, Baby sudah habis satu potong roti gandum nya.
"Oh, Papa hanya sedang berpikir saja. Jika seandainya ini adalah momen terakhir Papa. Yang bisa sarapan berdua dengan kamu sayang". Jawab Pak Gunawan lirih.
“PAPA...!?" Baby langsung menatap pak Gunawan tajam.
"Papa kok ngomongnya gitu, sih?". Baby kembali meletakkan gelas jus nya. Lalu menatap wajah Papa nya dengan intens.
"Sayang, kamu itu semakin lama kan semakin dewasa. Jadi, kelak kamu akan menikah dan ikut dengan suami kamu, itu maksud Papa tadi". Timpal Pak Gunawan sambil tersenyum sambil meraih punggung tangan Baby, mengusapnya pelan.
"Papa, walaupun Baby udah nikah. Baby juga akan lebih sering mengunjungi Papa kok". Jawab Baby tanpa curiga sedikitpun.
Pak Gunawan hanya tersenyum saja. Dan menganggukkan kepalanya."Ayo lanjutin lagi sarapan nya!". Ujarnya mengalihkan pembicaraan nya kembali.
"Maafkan Papa, Sayang!. Papa mungkin tidak bisa menjagamu lebih lama lagi". Batin Pak Gunawan berusaha menahan dirinya.
Saat ini pun pria paruh baya itu. Berusaha keras untuk tetap kuat di depan Baby, putri semata wayangnya yang ia miliki. Ia berusaha agar Baby tidak sedih dengan apa yang menimpanya. Sebisa mungkin, Pak Gunawan bertahan sampai ia melihat Baby bahagia bersama pria yang tepat nantinya.
bru jg sbntar sndwranya,udh kthuan aja....akhrnya mlah bka puasa y nikki....
baby amnesia???