NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

akhirnya bertemu

Aku dan Mbak sekar akhirnya pulang diantar oleh kak Satria. Bahkan kak satria mampir cukup lama di rumah mbak sekar.

"Dia tadi siapa?" Mbak sekar tiba-tiba bertanya padaku. Kebetulan kami saat ini sedang berbaring hendak tidur.

"Dia kak Satria. Temen aku."

"Satria? Bukannya dia pacar kamu?"

"Mbak sekar tahu?"

"Taulah. Abangmu banyak cerita tentangmu pada mbak."

"Oo yah?"

"He.em. mbak hampir tahu semua masalahmu."

"Syukurlah kalau mbak tahu. Aku jadi tidak perlu menceritakan apapun pada mbak."

"Sekarang gimana? Kamu tetap akan menikah sama dia?"

"Enggak. Aku udah putusin dia."

"Bukanya dia bersedia nerima kamu apa adanya?"

"Iya. Tapi sepertinya rasaku padanya sudah tak seperti dulu lagi mbak. Jadi aku kasihan sama dia. Ditambah lagi dia yang sama-sama cucu kakek wijaya membuatku merasa keberatan."

"Hem padahal dia ganteng, baik, kaya lagi. Sayang banget."

"Ya udah buat mbak aja."

"Yeee. Enggak ya. Abangmu tetap nomor satu. Ya meski sedikit gesrek dan pernah brenksek. Setidaknya kami saling mencintai."

"Ah syukurlah. Mbak memang yang terbaik." Aku memeluknya.

Tak terasa hari pernikahan pun tiba, semua keluarga datang ke bali untuk menghadiri acara penting dari abangku itu. Mama, papa, mama arum, papa dirga, sampai kakek wijaya, mereka hadir. Kak Satria juga ada, mbak sekar sengaja mengundang dia untukku. Hanya satu, mas Bara yang tak hadir, selain tak diundang, ia juga pasti sedang sibuk dengan istri barunya. Bang erik sudah mengkondisikan semuanya, jadi semua orang mengerti aku ada disani meski tanpa suamiku.

Pernikahan bang erik dilaksanakan disebuah resort mewah dipinggir pantai. Kebetulan resort ini berada diatas bibir pantai, posisi resort yang lebih tinggi membuat kita bisa melihat lusanya hamparan lautan yang indah.

"Sayang. Kamu apa kabar?" Papa dan mama bergantian memelukku.

"Aku baik pa, ma." Tak lama kedua mertuakupun ikut menghampiri. Ah salah, calon mantan mertua. Sayang banget padahal mereka sangat baik padaku.

"Ma, pa, apa kabar?" Aku menyalami mama dan papa Dirga bergantian.

"Kami baik sayang. Kamu sendiri bagaimana?" mama Arum memelukku erat.

"Aku baik ma."

"Eh, Bar mana? Kok gak keliatan?"

Aduh, aku harus menjawab bagaimana.

"Oh mas Bara lagi ada urusan sebentar ma. Nanti juga datang."

"Oh gitu. Bisa-bisanya ada urusan disaat sepenting ini."

"Maklumlah ma. Namanya juga pembisnis muda kan?" Papa Dirga menyahuti ucapan istrinya.

Setelah berbincang sebentar para orang tuaku pun berpamitan untuk menemui kedua mempelai.

"Hai, apa kabar?" Kak Satria menemuiku yang sedang makan sendirian.

"Eh Baik. Kak Satria juga ada disini? Wakil direktur emang gak sibuk?" aku tersenyum melihatnya. Kulihat ia duduk dihadapanku.

"Iya. Bang Erik mengundangku. Manamungkin aku tidak datangkan? Apalagi mau bertemu kamu?" ia tersenyum dengan sangat manis.

"Ah kak Satria." Aku tersipu melihatnya,

Aku kembali berbincang ringan dengan kak Satria, hingga acara pernikahan akan segera dimulai.

Baju pengantin yang aku pilihkan untuk mbak sekar ternyata memang sangat cocok dipakai olehnya. Ia terlihat sangat cantik bak bidadari yang turun dari langit. Bang erik yang tinggi dan gagah sangat serasi dengannya yang cantik mempesona. Kali ini aku berperan menjadi seorang bridesmaid yang tak kalah cantik dari pengantinnya.

Gaun panjang memayung tanpa lengan berwarna mint dengan belahan dada terbuka sangat pas ditubuhku. Gaun ini gaun yang bang Erik pilihkan untukku waktu itu.

Ingatan saat aku menikah dulu kembali terlintas. Aku baru sadar jika hari ini tepat satu tahun pernikahanku dengan mas Bara. Dan seperti kesepakatan kami, akhirnya kami akan bercerai. Sungguh tragis.

pernikahan berlangsung sakral. Semua orang sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Sementara aku, aku memilih pergi menuju pantai untuk menghilangkan kesedihanku.

Aku berjalan dengan kaki yang sengaja terkena air ombak.

Selamat ulang tahun pernikahan mas, selamat menjadi ayah, dan selamat berpisah. Aku memegang cincin pernikahan kami dan hendak mengambil untuk ku lempar ke laut.

"May." Suara yang tak asing bagiku memanggilku dari belakang. Aku membalik tubuhku melihat ke sumber suara.

"Mas Bara?" Aku terkejut melihatnya ada disini. Kenapa dia bisa ada disini? Mataku berkaca melihatnya. Aku ingin menghambur kepelukannya, namun itu mustahil. Dia sudah menyakitiku begitu dalam.

"Apa kamu tak merindukanku May?" Ia menatapku sendu. Meski sering salah, tapi aku melihat begitu banyak kerinduan dimatanya. Aku rindu mas, tapi aku juga benci padamu. Tidak may. Tahan air matamuMay. Jangan sampai terlihat lemah dihadapannya.

"Tidak. Untuk apa aku harus merindukan suami orang. Mau apa mas kesini? Mana istrimu? " aku mencari keberadaanmbak ana. Bisa saja dia sedang bulan madu disini dan tak sengaja melihatku.

"Aku suamimu. Dan kamu istriku. Aku kesini untuk menemui dan membawa istriku pulang."

"Mas lupa kita akan bercerai? Aku juga sudah minta bang erik buat ngurus perceraian kita. Jadi sebaiknya mas Bara enyah dari sini. Kembalilah pada istri barumu. Dia pasti sedang mencarimu saat ini." Kulihat ia tersenyum tipis.

"Istri yang mana? Istriku cuma kamu. Dan hanya akan ada kamu satu satunya selamanya. Dan kita juga tidak akan pernah bercerai. Kamu lupa kalau kamu sedang mengandung anakku? Pengadilanpun takkan membiarkan seorang istri dan seorang anak berpisah dari suami dan ayahnya."

Deg

Darimana dia tahu aku sedang mengandung.

"Omong kosong. Mas jangan mengada-ada. Aku tidak hamil. Dan kita tetap akan bercerai."

"Aku tidak mengada-ada. Ini dia buktinya." Ia mengeluarkan tes pack garis dua dari saku celananya.

"Aku menemukannya di kamarmu. Tidak mungkin kan ini milik bi sumi. Aku yakin ini milikmu."

"Kenapa tidak mungkin. Bisa saja kan itu milik bi sumi. Atau mungkin milik istri barumu. Bukankah kalian pernah melakukannya atau mungkin sering melakukannya." Nampak wajahnya mengeras.

"Jaga bicaramu May! Aku tidak memiliki istri baru. Dan aku tidak pernah melakukan seperti apa yang kamu tuduhkan."

"Ooh ya? Bukankah kalian sudah fitting baju pernikahan? Kukira kalian sudah menikah sekarang. Dan ya, sepertinya kamu lupa di hari wisudaku kamu bahkan lebih memilih menghabiskan waktumu dengannya daripada datang keacara wisudaku. Aku bahkan melihatnya keluar dari kamarmu, kamu pasati ingat juga jika saat itu ia menggunakan kemejamu dengan rambut yang basah." Ah air mataku tak dapat kutahan.

"Apa itu tidak cukup menjadi bukti jika kalian telah melakukan sesuatu? Apalagi hampir setiap malam kamu pulang larut. Dari mana lagi jika bukan menghabiskan malam dengan dia. Dan pernikahan diam-diam kalian itu apa? Bukankah kesepakatan pernikahan kita hanya tinggal sebentar lagi? Kenapa harus menikah dengan mendadak dan diam-diam mas?"

"May, itu tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku bisa jelaskan semuanya." Ia begitu sendu menatapku. Tidak mas, aku takkan terpengaruh.

1
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!