Novel Pertama
Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.
Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.
"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________
Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 | Menikah?
Seminggu kemudian ....
Selama seminggu ini bisa dikatakan hubungan Bella dan Alex sudah sangat dekat. Bella sudah menyadari bahwa perasaannya pada Alex memanglah cinta. Bella juga lebih sering menghabiskan waktunya di Mansion Ramona, hal itu membuat hubungan nya dengan orang-orang disana bisa dibilang sangat dekat.
Bella yang notabennya memang mudah bergaul sangat mudah akrab dengan semua orang. Meskipun terkadang mulut Bella tidak bisa dikontrol, namun hal itu tidak menghilangkan rasa nyaman itu sendiri.
Clarissa sendiri semakin menyayangi Bella. Terkadang dia memanjakan Bella seperti putrinya sendiri. Bella yang sudah terbiasa tidak lagi merasa canggung. Bahkan Alfred sudah menyiapkan kamar untuk Bella dan meminta calon menantunya untuk tinggal bersama mereka.
Awalnya Bella menolak, tapi Alex dengan wajah angkuhnya itu berkata jika dia akan menjual Apartement Bella jika dia berani menolak. Apalagi Bean dengan santainya sudah menenteng koper berisikan pakaian dan barang-barang Bella. Dia sudah kalah tanding rupanya.
Tentu saja Bella yang tinggal bersama Keluarga Ramona menjadi keuntungan tersendiri bagi Alex. Seperti sekarang, Bella yang hampir terlelap dikagetkan dengan tangan kokoh yang melingkar erat di pinggangnya. Bella bahkan tidak menyadari kapan pria ini masuk!
Kunci? Bella pernah melakukannya. Tapi setelahnya, pintu itu sudah tidak bisa berdiri utuh. Gila memang! Tapi bukan Alex namanya jika tidak nekat.
“Bebe ...” Alex menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Bella sambil memeluk erat tubuh kecilnya dari belakang.
“Tidurlah, Al,” gumam Bella dengan mata terpejam. Dia benar-benar mengantuk setelah maraton dengan Sofia. Sofia yang sejak dulu sangat menyukai drama korea, mulai membawa Bella ke dunianya. Beginilah jadinya, siapa yang tahu jika Bella juga akan kecanduan.
“Aku merindukanmu, Bebe. Sejak tadi kau sibuk dengan Sofia. Setelahnya, Mom kembali menguasaimu,” gerutu Alex. Entah sejak kapan Alex mulai manja kepadanya, terkadang dia juga mengadu seperti anak yang sedang diganggu.
“Bebee ...” rengek Alex. Bella tetap tidak bergeming. Alex mendesah pasrah, mungkin Bella memang lelah. Dia mengecup singkat bibir Bella, lalu ikut terlelap seperti biasa.
-
-
Keesokan harinya ....
“Kapan kalian akan menikah?”
Uhuk uhuk ....
Bella tersedak setelah mendengar pertanyaan Alfred. Dengan cepat Alex memberinya air dan mengusap punggungnya lembut.
Clarissa memukul tangan Alfred pelan. “Kau ini!”
“Why? Lebih cepat lebih baik. Aku tahu mereka selalu tidur bersama. Aku tidak ingin cucuku hadir sebelum menikah.” Perkataan Alfred sukses membuat wajah Bella memerah malu. Dia ingin mengubur dirinya sendiri sekarang.
Bella mendelik sebal saat melihat Alex masih santai memakan makanannya. Apa orang ini memang tidak punya malu!
“Aku bisa menikahinya kapan saja, Dad. Bahkan hari ini juga aku bisa. Tapi masalahnya ... aku tidak mungkin datang sendiri tanpa pasangan, kan?” sindir Alex sambil melirik Bella yang nampak kesal.
.
.
.
Seperti biasa Alex mengantar Bella ke restaurant, lalu pergi ke kantor. Anna sendiri sangat terbantu sejak kedatangan Bella. Bella duduk di salah satu meja pelanggan yang menghadap ke luar ditemani Anna sambil menyesap coklat panas kesukaannya.
Tanpa sengaja matanya melihat ke arah anak kecil yang berdiri di depan etalase kaca resto tengah menatap dirinya. Bukan dirinya! Tapi makanan kecil di atas meja nya. Anak jalanan, kah? Tanpa pikir panjang, Bella melambaikan tanganya. Memberi isyarat agar masuk ke dalam.
Sontak anak itu langsung berlari masuk menuju tempat Bella. Anna yang sejak tadi sibuk mengecek laporan keuangan langsung dikejutkan dengan kedatangan anak kecil itu. Bella tersenyum, lalu mengangkat dan mendudukkan anak itu di sampingnya.
“Mau?” Anak itu mengangguk cepat. Bella terkekeh.
“Makanlah. Makan yang banyak. Oke!” Anak itu tampak makan dengan lahap. Bella bersyukur karena hidupnya sangatlah mampu.
Anna tersenyum kagum. Sejak dulu Bos nya tidak pernah berubah. Para pelayan yang menyaksikan itupun semakin mengidolakan Bella.
“Bawakan makanan sehat untuk anak ini,” ucap Anna pada pelayan disana.
“Jangan lupa susunya!” Bella menambahkan. Pelayan itu segera pergi untuk melakukan perintah.
Bella terus memperhatikan anak itu. “Dimana kau tinggal?”
“Panti.”
“Panti?” Menaikkan salah satu alisnya pada Anna.
“Tidak jauh dari sini ada sebuah panti asuhan, Nona. Sesekali saya pergi kesana untuk memberikan donasi. Bisa dibilang tempat itu sudah kurang layak, mungkin itu sebabnya anak-anak ini berkeliaran.”
“Kenapa kau tidak pernah mengatakannya. Aku bahkan tidak tahu jika ada panti disana!” Anna terlonjak kaget. Sepertinya dia salah bicara.
Bella menatap anak itu prihatin. Lalu mengelus kepalanya sayang. Bella menghubungi Ken untuk menjemputnya. Dia harus menyelesaikan ini.
Sambil menunggu Ken dan anak itu selesai makan, Bella mengetik banyak hal di ponselnya. Beberapa lama kemudian anak itu akhirnya selesai.
“Lagi?” Anak itu menggeleng. Tidak lama Ken juga datang.
“Ayo pergi! Biar kakak mengantarmu pulang.”
... --- o0o ---...
Alex kini tengah disibukkan dengan berkas-berkas kerja sama yang akan dilakukan dengan perusahaan QA. Pembangunan Pusat Perbelanjaan terbesar yang akan dibangun di New York City ini akan memecahkan rekor sebagai investasi terbesar dengan keuntungan puluhan miliyar Dollar.
Dana yang dihabiskan untuk pembangunan Mall ini bahkan bisa membeli sebuah perusahaan besar dan tentu saja bisa membuat suatu perusahaan langsung berada di ambang kebangkrutan. Menjadi alasan kenapa QA menjadi satu-satunya.
“Apa jadwalku diluar?”
“Pukul satu siang, kita akan melakukan pertemuan dengan Direktur Mon di QA , Tuan.”
“Bukankah seharusnya CEO nya yang turun tangan langsung! Ini bukan investasi kecil.”
“Baik, Tuan. Akan saya sampaikan.”
Alex melihat ponselnya, ada pesan dari Sofia yang berjingkrak senang karena berhasil diterima di QA sebagai Sekretaris magang. Sofia juga sudah memberi tahu ayah dan ibunya serta Bella. Hanya saja Bella belum membuka pesannya. Mungkin sedang sibuk, pikirnya.
-
-
Sedangkan ditempat lain, Para anak-anak sangat antusias saat melihat kedatangan mobil mewah di halaman mereka. “Aku ingin menangis Ken” Mata Bella berkaca-kaca saat melihat keadaan panti yang dibilang kurang layak ini.
“Ayo turun.” Ken heran dengan Bosnya yang sangat mudah berubah moodnya ini. Dia hanya mengikuti.
Mereka berdua disambut hangat oleh pemilik panti. Bella memberi tahu tujuannya datang. Gadis ini memberi pilihan kepada pemilik panti, ingin tempat baru atau renovasi.
“Sebenarnya ada banyak kenangan di tempat ini, Nona.”
“Saya mengerti, tapi untuk sementara kalian bisa tinggal di panti milik saya selama tempat ini direnovasi ulang. Bagaimana?”
“Baiklah, Nona. Terima kasih banyak, semoga Nona selalu bahagia," katanya tulus.
“Sama-sama, Bibi. Kalian bisa berkemas hari ini. Besok akan ada yang datang menjemput kalian dan mengangkut barang-barang.”
Setelah dipastikan beres, Bella memutuskan pergi ke kantor untuk membahas masalah kerja sama yang akan datang. Lagipula siang ini dia tidak makan siang bersama Alex karena pria itu sedang sibuk-sibuknya. Meski begitu, Bella tidak akan lupa untuk mengingatkan pria itu makan.
Bella sendiri belum mengatakan yang sebenarnya pada keluarga Ramona bahwa dia juga seorang CEO. Bukan tidak ingin, tapi mereka yang tidak bertanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Ikuti terus kelanjutannya ya teman, karena besok jati diri Bella yang sebenarnya akan terungkap!😄...
...Soal Konflik? Author gak begitu suka cerita yang konflik nya berat. Karena hati author gk kuat buat nerima yang berat-berat. Jikapun ada, mungkin hanya konflik ringan....
...Kalo plakor? Author juga tidak suka dengan yang namanya plakor. Jadi...mungkin tidak ada. Tapi siapa yang tahu? Barangkali Author berubah pikiran.😏...
...Jadi sampai bertemu di Episode selanjutnya. Jangan lupa...
...LIKE LIKE LIKEEEEE....
...See you, Gamsahabnida❤...