Ratu Queen Natalia, sosok yang anggun dan bijaksana, terjebak dalam cinta segitiga dengan Raja Baldrick, suaminya yang tampan namun penuh rahasia, dan Selir Eliana, wanita muda yang memiliki pesona yang memikat hati sang raja. Cinta dan kegelisahan merajut benang-benang takdir di antara ketiga sosok tersebut, menciptakan pusaran emosi yang membingungkan.
Sementara itu, di Kerajaan Luminara, Raja Aldrich, pemimpin yang berani dan teguh, merencanakan untuk menjadikan Ratu Queen Natalia sebagai ratu di hatinya. Kekuatan dan ambisi, cinta dan dendam, terpilin rapat dalam permainan politik dan asmara yang rumit di antara dua kerajaan yang saling berlawanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 28 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Menunjukkan ekspresi dingin dan penuh perhitungan, Selir Adelia tersenyum sinis, tatapan matanya memancarkan niat jahat yang luar biasa. Ia telah berhasil menyingkirkan Ratu Luna dan Raja Satria.
Kini, tinggal tiga langkah lagi untuk mencapai puncak ambisinya. Ia berbisik pelan, suaranya terdengar seperti bisikan ular yang berbahaya.
Selir Adelia, "Tinggal tiga langkah lagi... Harmonia akan membawa kepuaskanku... Aku tinggal membunuh Herry dan Queen Natalia... dengan mudah akan menghancurkan Baldrick..."
Ia menuliskan rencananya di selembar kertas kecil, tangannya bergerak dengan lincah dan penuh ketelitian. Ia menggambarkan langkah-langkah yang akan ia ambil dengan detail yang sangat rinci.
Ia telah merencanakan semuanya dengan sangat matang. Ia tahu kelemahan Raja Herry dan Queen Natalia. Ia tahu bagaimana cara memanfaatkan kelemahan mereka untuk menyingkirkan mereka dengan mudah.
Ia yakin bahwa setelah Raja Herry dan Queen Natalia tiada, Baldrick akan kehilangan dukungan dan kekuatannya. Baldrick akan mudah dikalahkan dan kerajaan akan berada di bawah kendalinya.
Menunjukkan ekspresi penuh kelicikan, Selir Adelia mengeluarkan sebuah peta kecil dari laci meja riasnya. Di peta itu, tertera denah istana dengan beberapa tanda khusus. Ia menunjuk pada sebuah titik di peta, berbisik pelan.
Selir Adelia, "yang mulia Herry... ia sering mengunjungi taman rahasia di malam hari... tempat yang sepi dan sunyi... tempat yang ideal untuk melakukan pembunuhan...".
Ia menandai titik tersebut dengan sebuah tanda silang merah. Ia telah merencanakan untuk membunuh Raja Hery di taman rahasia tersebut. Ia akan menyewa pembunuh bayaran yang handal dan berpengalaman untuk melakukan tugas tersebut.
Selanjutnya, ia menunjuk pada sebuah titik lain di peta, yaitu kamar tidur Queen Natalia.
Selir Adelia, "Queen Natalia... ia selalu tidur larut malam... aku akan menggunakan racun yang tidak berbau dan tidak berasa... ia akan mati tanpa merasakan apa pun..."
Ia merencanakan untuk meracuni Queen Natalia saat ia tidur. Ia telah mendapatkan racun tersebut dari seorang tabib yang korup.
Terakhir, ia menunjuk pada sebuah titik di peta, yaitu ruang takhta.
Selir Adelia, "Setelah Herry dan Queen Natalia tiada... Baldrick akan kehilangan dukungan dan kekuatannya... ia akan mudah dikalahkan... dan kerajaan ini akan menjadi milikku..."
Ia tersenyum puas, bayangan ambisi dan kekuasaannya memenuhi pikirannya.
Menunjukkan ekspresi penuh dendam,
Selir Adelia menghela napas panjang, tatapan matanya yang tajam menatap bayangannya di cermin. Senyum licik itu masih terukir di wajahnya, namun kini diselingi dengan kilatan dendam yang membara.
Ia mengingat kembali masa lalu, masa di mana Raja Herry lebih memilih Ratu Luna daripada dirinya. Dendam itu telah mengakar di hatinya selama bertahun-tahun.
Selir Adelia bergumam pelan, suaranya dipenuhi dengan kebencian dan keserakahan.
Selir Adelia, "Yah... anak manja itu juga harus lenyap... dengan begini, kedua kerajaan akan menjadi milikku... dan akan kujadikan satu... menjadi Kerajaan Monia... dan aku... sebagai Ratunya..."
Ia tertawa jahat, suaranya bergema di ruangan sunyi itu. Bayangan ambisi dan kekuasaannya memenuhi pikirannya. Ia membayangkan dirinya duduk di singgasana, memerintah seluruh kerajaan dengan tangan besi.
Selir Adelia mengarahkan tatapannya ke peta istana yang masih berada di tangannya, jari-jarinya menunjuk ke arah nama Aldrich.
Selir Adelia, "Yang Mulia Herry... ini adalah awal kehancuranmu... karena kau memilih Luna... dibanding aku..kauebih mencintainya dibanding aku."
Ia mengepalkan tangannya, menunjukkan dendam yang membara di hatinya. Ia tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi ambisinya untuk menguasai kerajaan.
Menunjukkan senyum licik yang mengerikan, Selir Adelia menambahkan Aldrich ke dalam rencananya...
Selir Adelia menyeringai. "Aldrich... bocah lemah yang mudah dimanipulasi". Ia merencanakan untuk menjadikan Aldrich sebagai pion dalam permainannya.
Ia tidak akan membunuh Aldrich secara langsung, itu terlalu berisiko. Ia akan menggunakan Aldrich untuk menciptakan kekacauan dan melemahkan Baldrick.
...✧༺♥༻✧...
Selir Adelia bergumam, merencanakan langkah selanjutnya.
Selir Adelia: "Aldrich... kau akan menjadi alatku... untuk menghancurkan Baldrick..."
Ia tersenyum sinis. Ia akan menyebarkan desas-desus dan fitnah tentang Aldrich, membuat Baldrick curiga dan membenci Aldrich. Ia akan memicu konflik di antara kedua pria tersebut, melemahkan kekuatan kerajaan dari dalam.
Ia akan menggunakan beberapa orang kepercayaan yang telah ia suap untuk menyebarkan desas-desus tersebut. Ia akan memastikan bahwa desas-desus tersebut sampai ke telinga Baldrick dan membuat Baldrick marah kepada Aldrich.
Ia yakin bahwa Baldrick yang masih berduka dan dilanda emosi akan mudah terpengaruh oleh desas-desus tersebut.
Selir Adelia, "Setelah Baldrick dan Aldrick saling bermusuhan... mereka akan saling menghancurkan... dan aku akan mengambil alih kerajaan dengan mudah..." Ia menggosokkan jarinya, menunjukkan rasa puas atas rencananya yang licik.
Menunjukkan ekspresi dingin dan penuh perhitungan,
Selir Adelia berdiri di depan cermin, memperhatikan penampilannya dengan saksama.
Ia mengenakan pakaian hitam yang elegan, rambutnya disanggul rapi, dan riasannya terlihat sangat sempurna. Ia terlihat sangat berduka, namun di balik itu semua tersembunyi senyum licik.
Selir Adelia bergumam pelan, suaranya terdengar seperti bisikan ular.
Selir Adelia, "Oh iya... hari ini hari pemakaman Ratu Luna... sangat menyenangkan... ini hari-hari yang indah..." Ia tertawa pelan,
Suaranya dipenuhi dengan kepuasan dan kegembiraan. Baginya, pemakaman Ratu Luna bukanlah hari yang menyedihkan, melainkan hari yang menandai keberhasilan rencananya.
Selir Adelia, "Hari ini aku akan datang ke pemakaman... dengan berpura-pura berduka... seperti biasanya..." Ia tersenyum sinis.
Ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengamati reaksi orang-orang di sekitarnya, dan mencari celah untuk menjalankan rencananya. Ia akan menyebarkan desas-desus tentang Aldrick di tengah-tengah kesedihan dan kekacauan.
...✧༺♥༻✧...
Hari pun sudah sore, dan pemakaman Ratu Luna dan Raja Satria dilaksanakan. Suasana di pemakaman sangat haru dan menyedihkan. Banyak orang yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada kedua almarhum.
Namun, di balik kesedihan itu, Selir Adelia tengah tersenyum licik, menunggu saat yang tepat untuk menjalankan rencananya.
Selir Adelia berjalan dengan anggun di antara kerumunan pelayat. Ia mengenakan pakaian hitam yang elegan dan wajahnya yang pucat menambah kesan kesedihan yang mendalam.
Namun, di balik penampilannya yang sempurna itu, ia tengah memikirkan bagaimana cara menyebarkan desas-desus tentang Aldrich. Ia mencari kesempatan yang tepat untuk mendekati orang-orang yang dapat dipercaya untuk menyebarkan fitnah tersebut.
Tiba-tiba, ia melihat seseorang yang sangat ia kenal dan tak pernah ia duga akan hadir di sini: seorang detektif berpengalaman dari kerajaan tetangga, yang terkenal dengan ketajaman dan kecerdasannya.
Detektif itu, yang bernama detektif Reynard, sedang mengamati Selir Adelia dari kejauhan. Tatapannya tajam dan penuh kecurigaan.
Selir Adelia terkejut. Ia tidak menyangka Inspektur Reynard akan datang ke pemakaman ini. Ia tahu bahwa Inspektur Reynard sedang menyelidiki kematian Raja Satria dan Ratu Luna. Kehadiran Inspektur Reynard di sini mengancam rencananya. Ia harus berhati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Selir Adelia berusaha menjaga ketenangannya, namun tangannya gemetar sedikit. Ia mengatur napas dan mencoba tersenyum simpatik. Inspektur Reynard mendekatinya dengan langkah pelan namun pasti, tatapan matanya tetap tajam dan penuh kecurigaan.
detektif Reynard, "Selir Adelia, bukan?" suaranya tenang, namun tegas.
Selir Adelia tersenyum simpatik " Benar, Tuan detektif. Kehadiran Anda di sini sungguh mengejutkan." Ia mencoba untuk terdengar sopan dan ramah.
detektif Reynard, "Saya hanya menjalankan tugas, Selir. Kematian Raja Satria dan Ratu Luna... terlalu banyak kejanggalan yang belum terpecahkan." Ia menatap Selir Adelia dengan tajam.
Selir Adelia menunduk, pura-pura berduka, "Saya turut berduka cita atas kepergian Yang Mulia Raja dan Ratu. Kehilangan mereka adalah pukulan yang berat bagi kerajaan."
detektif Reynard, "Tentu, Selir. Namun, keberadaan Anda yang selalu dekat dengan kedua almarhum... menarik perhatian."
Ia mendekatkan diri, suaranya berbisik. "Ada beberapa saksi yang melihat Anda bertemu dengan seseorang yang mencurigakan beberapa hari sebelum kematian mereka." ucap detektif
Selir Adelia terkejut, namun tetap tenang, Saksi? "Tuan detektif, saya yakin ini hanyalah kesalahpahaman. Saya tidak tahu apa-apa tentang kematian mereka."
detektif Reynard menatap tajam "Benarkah, Selir? Kita lihat saja nanti..." Ia meninggalkan Selir Adelia, tetapi tatapannya masih tertuju pada Selir Adelia. Ia tahu bahwa Selir Adelia sedang menyembunyikan sesuatu.
...✧༺♥༻✧...