NovelToon NovelToon
Ketika Benci Menemukan Rindu

Ketika Benci Menemukan Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:63.4k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Perjodohan yang terjadi antara Kalila dan Arlen membuat persahabatan mereka renggang. Arlen melemparkan surat perjanjian kesepakatan pernikahan yang hanya akan berjalan selama satu tahun saja, dan selama itu pula Arlen akan tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya.

Namun bagaimana jika kesalahpahaman yang selama ini diyakini akhirnya menemukan titik terangnya, apakah penyesalan Arlen mendapatkan maaf dari Kalila? Atau kah, Kalila memilih untuk tetap menyelesaikan perjanjian kesepakatan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Makan Malam dan Masa Percobaan

"Datang bulan? Yakin?" Arlen menolak untuk percaya.

"Yakin lah."

"Buktinya apa?"

"Buktinya?" Kalila malah jadi bingung. "Kamu mau bukti apa? Pembalut bekas aku pakai?"

Arlen meringis. Ia kemudian mengusap wajahnya, terlihat jelas bagaimana ekspresi tidak menerima kenyataan yang ada pada wajah Arlen. Dia bahkan sampai menghentak-hentakkan kakinya di bawah meja, seperti anak kecil yang merajuk.

"Kenapa sih kamu harus datang bulan?"

"Ya bagus lah, kamu jadi ga ada beban tanggung jawab."

"Kenapa kamu ga hamil aja?"

"Apa?!"

"Maksudku, kalo kamu hamil anakku, kita ga perlu berpisah, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya untuk kalian."

"Meskipun aku bukan wanita yang kamu cintai?"

Arlen menghela napas. "Untuk masalah cinta, gimana kalo kita sama-sama belajar sambil menjalani rumah tangga ini? Kata orang, cinta bisa datang karena terbiasa bersama."

"Lalu bagaimana kalo gagal? Bagaimana kalo kamu tetap ga bisa mencintaiku seperti kamu mencintai Miranda? Coba kamu ingat, sudah berapa lama kita berteman, apa ada rasa cinta di dalam hatimu untukku?"

Lidah Arlen seperti beku, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Kalila. Dia hanya bisa menatap Kalila lekat.

"Aku sangat bersyukur dan berterima kasih karena kamu ingin memperbaiki semuanya. Tapi, aku ga bisa melihatmu harus menghabiskan selamanya bersama wanita yang ga kamu cintai dan kamu bertahan hanya karena rasa bersalah. Karena nantinya, itu akan menyakitkan untukmu, juga untukku." ujar Kalila dengan penuh kesabaran kepada Arlen yang mulai terlihat gusar.

Ia memalingkan wajahnya, tangannya turun dari atas meja karena dia tidak ingin Kalila melihat kedua tangannya terkepal.

"Apakah mungkin sebenarnya kamu sudah mencintai pria lain? Itu sebabnya kamu ga mau kasih kesempatan untuk kita mencoba? Apa mungkin pria itu adalah Rafa?"

"Rafa? Kenapa jadi Rafa? Kenapa ga Noe aja sekalian."

"Karena Rafa yang paling ngotot supaya kita berpisah."

Kalila menghela napas lagi, dia butuh kesabaran untuk memberikan pengertian pada Arlen. Pria di depannya itu cukup kepala batu kalau sudah punya keputusan di tangannya.

"Sebenarnya aku memang mencintai seorang pria. Tapi itu bukan Rafa. Apa lagi Noe."

"Lalu siapa?" Nada penasaran dan sepercik nada tak suka terdengar dari suara Arlen.

"Rahasia. Aku ga mungkin memberitahukannya padamu, bisa-bisa kamu mengancamnya untuk menjauh dariku."

Obrolan mereka terhenti karena waiters yang datang membawa pesanan mereka, atau lebih tepatnya membawa menu yang dipesan Arlen.

Kalila melebarkan kedua matanya begitu berbagai hidangan diletakkan di atas meja.

"Ar, kamu mau makan malam se-RT? Banyak banget!"

"Biar kamu makannya banyak." jawab Arlen sembari memotong-motong daging steik di piringnya, setelah itu, dia tuangkan saus di atasnya, lalu menukar piringnya dengan piring Kalila yang daging steiknya masih dipotong-potong oleh Kalila.

"Eh-"

"Bagaimana kalau, beri kesempatan untuk kita mencoba dalam waktu tiga bulan?" Ah, rupanya Arlen masih belum mau untuk mundur.

Arlen menatap Kalila dengan kesungguhan yang sangat jelas terpancar dari sepasang mata itu.

"If you never try you'll never know, kata Coldplay begitu." lanjut Arlen.

Kalila sampai mau tertawa, tapi ditahannya. Bisa-bisanya malah mengutip lirik lagu.

"Kalau dalam waktu tiga bulan, aku masih...takut kepadamu, bagaimana bisa kita mencoba?"

Tak! Kalila mengusap keningnya yang disentil pelan oleh jemari Arlen.

"Akh!"

"Apa yang kamu pikirkan memangnya?" Arlen nyengir. "Dalam waktu tiga bulan, kita ga perlu melakukan itu. Kita hanya perlu belajar untuk membangun perasaan."

Kalila mengutuk dirinya dalam hati karena bisa-bisanya malah berpikiran ke arah sana. Astaga!

"Kalo kamu masih mau tetap tinggal di apartemen sebelah, juga ga apa-apa."

"Tapi kalo dalam waktu tiga bulan itu perasaan kita ga berubah, apa kamu akan melepaskanku?"

"Tergantung."

"Loh, kenapa jadi tergantung?"

"Tergantung, apakah lelaki yang kamu sukai itu bisa membuatmu lebih bahagia dan bisa mencintaimu lebih besar dari pada cintamu kepadanya."

Jawaban itu pun akhirnya membuat Kalila terdiam. Hatinya terasa hangat, melihat bagaimana sekarang Arlen-nya yang sempat hilang, kini benar-benar telah kembali.

* * *

Setelah selesai dengan makan malam mereka yang berlangsung cukup canggung karena akhirnya Kalila menyetujui masa percobaan tiga bulan, akhirnya mereka kembali ke apartemen.

Begitu keluar dari lift, mereka masih berjalan bersama dengan jarak aman yang bisa dilalui truk molen pengaduk semen. Karena mereka hanya berdua tanpa Noe.

Lalu langkah Kalila terhenti begitu matanya melihat banyaknya bunga mawar merah yang disusun rapi di depan pintu apartemen yang ditempati Kalila.

"I-itu apa?"

"Bunga." jawab Arlen.

"Kamu yang bikin itu?"

Arlen berpikir sejenak kemudian menjawab, "Secara agama, yang menciptakan bunga adalah Tuhan. Secara teknis yang bikin bunga-bunga itu tersusun di sana adalah orang-orang dekorasi yang disuruh Noe atas perintahku."

Lagi-lagi kata-kata Arlen membuat Kalila harus menahan senyumnya.

"Akan lebih cantik kalo kamu lepas saja senyumanmu, ga perlu ditahan-tahan."

"Aku ga tau kamu bisa menggombal juga. Apa itu salah satu cara untuk membangun perasaan?"

"Entahlah, tapi kita patut mencoba."

"Termasuk membutuhkan validasi dari orang-orang?"

"Maksudnya?"

"Hari ini, sudah berkali-kali kamu selalu menyebutku sebagai istrimu."

"Ah, itu. Aku bukan mencari pengakuan, tapi pada kenyataannya, kamu memang istriku. Dan aku suamimu."

Kalila menipiskan bibirnya, dia tidak tahu harus berkomentar apa, karena sejatinya setiap kali Arlen menyebut Kalila sebagai istrinya, hatinya selalu bergetar.

"Oh, satu lagi. Hampir saja lupa." Arlen mengeluarkan sebuah kartu debit yang kemudian diberikan kepada Kalila. "Jangan dianggurin lagi kartunya, La."

Kalila hanya membuang napas pelan melihat kartu yang dulu digunakan Arlen sebagai sogokan uang tutup mulut, ini kartu itu kembali ke tangannya.

"Aku sudah menambahkan isinya. Aku akan terus menambahkan isinya setiap bulan mungkin sekitar lima puluh atau enam puluh juta."

"Hah? Lima puluh juta?!"

"Kenapa? Terlalu sedikit ya? Bagaimana kalo seratus juta aja?"

"Arlen! Buat apa aku uang sebanyak itu?" Kalila sampai melotot.

"Ya bisa buat apa saja. Misalnya untuk beli tas."

"Tas?"

"Atau sepatu."

"Sepatu?"

"Atau kamu bisa pakai untuk bangun rumah untuk Bunda?"

Kalila sampai menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Atau bisa juga untuk beli lahan dan bangun kedai kopi milikmu di atas lahan itu."

Kalila semakin menggelengkan kepalanya.

"Oh, atau kamu bisa beli mobil untukmu beraktifitas."

"Arlen," Kalila menghela napas. Dia kembali memberikan kartu itu kepada Arlen.

"Bukannya aku ga membutuhkan uang, tapi uang sebanyak ini rasanya ga pas kalo kamu memberikannya padaku sekarang. Kita masih dalam masa percobaan."

"Ah, benar juga." Arlen memasukkan kembali kartu debitnya, kemudian malah mengeluarkan kartu yang lain yang langsung diberikan di atas tangan Kalila. "Kartu yang ini lebih pas."

"B-Black card?"

"Iya." jawab Arlen dengan senyumnya yang tulus.

"Arlen, aku-"

"Aku ga terima penolakan kali ini." Sela Arlen. "Semua harta dan aset yang aku punya, bukan hanya milikku sekarang. Itu, juga milikmu. Hak mu sebagai istriku. Seharusnya kupenuhi semuanya sejak awal pernikahan kita. Maaf, aku terlambat."

"Tapi ini sangat...besar."

"Kamu pantas mendapatkan yang besar untuk semua ketulusanmu. Maaf aku terlambat."

Kalila menatap black card yang ada di tangannya. Pikirannya carut marut sekarang.

"Apa aku bisa beli bakso abang-abang gerobakan dengan kartu ini?"

Lagi-lagi Arlen terlihat berpikir, jika sudah begitu Kalila malah yang was-was dengan jawaban ekstrem yang mungkin akan keluar dari mulut Arlen.

"Sepertinya kalau untuk semangkuk bakso ga bisa. Tapi, bisa kalo kamu mau beli peternakan sapi dan pabrik baksonya. Mau aku carikan peternakan sapi dan pabrik bakso yang bagus untukmu?"

"Enggaaak!"

.

.

.

Bersambung

1
Uthie
Wadduuhhhh.. diluar prediksi sikap Kalila 😁😁
Uthie
sukurin 😝
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Nurminah
jalang dunia nyata harusnya dibantai begitu juga biar mentalnya jatuh sejatuh-jatuhnya dan bunuh diri biar bersih dunia
Anna Nurjati
masih lanjut... thor! penasaran...
Desmeri epy Epy
dobel up dong thor kok cuma satu up nya thor
Uthie
bagusssss 👍😡
SATRIA: hallo kak, mampir juga yuk kak ke novel ku🙏🤗
total 1 replies
Nurminah
jalang bunuh diri karena malu hidup hancur nggak laku
Astrid Nandistya Hayoto
Akhir nya si ulat bulu muncul.. gila ya, kepedean kamu Miranda 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Astrid Nandistya Hayoto
Hajar si ulat itu,, ngk boleh kasih cela,, ulat bulu begitu di mana ad cela sedikit,, dia akan berusaha masuk..
lanjut Thor,, smangat💪
Uthie
Kenapa gak dihancurin aja sihh tuhhh jalang 😡😡
Rizkyta Setiyani
luar biasa
Rizkyta Setiyani: maaf thour q suka kali tpi saya pengguna baru waktu mencet itu bintangnya gk mau nambah🙏🏻🙏🏻 q padahal mau kasih bintang 5😔
Kiky Mungil: boleh kasih tau ga, apa alasan yang bikin kamu kecewa dan kasih nilai buruk untuk karya aku? biar aku tau dan bisa perbaiki 😊
total 2 replies
Rizkyta Setiyani
apunlah thor... buat aku yg lgi LDRan sama suami 😊😊
Desmeri epy Epy
dobel up dong thor
Nurminah
jalang coba sekali kali di novel ditebas kepalanya bikin rusak aja hidup nggak manfaat banyak mudarat nya langsung aja ceburin ke neraka kalo nggak bertobat
Indra wijaya
harus nunggu lagi 😔😔 semoga stok sabarku masih banyak
ayo Thor semangat 💪💪
Nurminah
kalo ama jalang istri sah jangan kasih kendor kecuali suami kita doyan buang tu sekalian ke tempat sampah karena perselingkuhan terjadi dengan sadar dan iklas dan berarti dia tidak mencintai kita karena kalo cinta tidak menyakiti
Desmeri epy Epy
lanjut thor dobel up dong thor
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Indra wijaya
😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!