"Apa kau tidak punya malu hingga terus mengejarku?" Seru Rey pada wanita yang terus mengejarnya sejak kecil.
"Tidak, aku tidak pernah malu karena terus mengejarmu. Aku akan terus mengejarmu hingga kau mau menjadi milikku." Ucap Yura dengan tersenyum.
Keyakinan Yura jika suatu saat nanti Rey pasti menjadi miliknya membuatnya menjadi wanita yang pantang menyerah mengejar cinta Rey. Namun akhirnya keyakinan itu hilang begitu saja saat mendengar Rey sudah dijodohkan dengan wanita yang sangat dikenalinya.
Sakitnya patah hati membuat Yura memutuskan untuk tinggal bersama neneknya di desa selama dua tahun lamanya. Hingga suatu ketika ia harus memaksakan diri untuk kembali ke kota dan tinggal kembali bersama orang tuanya. Dan siapa sangka kembalinya Yura ke kota membuat ia harus terikat pernikahan dengan Rey karena suatu insiden yang sudah direncanakan oleh Kembarannya.
"Kita harus menikah! Atau kau akan tahu akibatnya!" Seru Rey seraya menatap tajam pada Yura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau takkan terganti
"Yura, aku tahu ada alasan lain yang mendorongmu mengambil keputusan ini." Ucap Rachel dengan serius.
"Jangan berpemikiran yang macam-macam. Aku sudah menjelaskan semuanya kepadamu dan aku harap kau tidak lagi mempertanyakannya."
Rachel menghembuskan nafasnya di udara. Saat ini ia tidak bisa memaksa Yura untuk mengatakan yang sejujurnya kepadanya walau hatinya sudah menebak hal apa yang membuat Yura menjauh dari orang-orang terdekatnya.
"Kapan kau akan kembali?" Tanya Yura.
"Satu minggu lagi. Dan setelah itu aku akan sulit untuk kembali ke negara ini." Jawab Rachel dengan lirih.
"Kembalilah ke sini dengan membawa gelar di belakang namamu. Bukankah kau tidak ingin tertinggal jauh dariku? Kita akan bertemu lagi di waktu dan keadaan yang sudah lebih baik." Ucap Yura penuh arti.
***
Dua hari kemudian.
"Yura..." Rachel memeluk erat tubuh Yura seakan enggan untuk melepaskannya. "Berjanjilah untuk tetap baik-baik saja sampai aku kembali lagi ke negara ini." Ucap Rachel dengan mata yang sudah mengembun.
"Aku berjanji. Aku akan baik-baik saja dan bahagia. Kau tidak perlu lagi mencemaskanku, saat ini kau hanya harus fokus pada pendidikanmu hingga kau bisa kembali cepat ke negara ini." Balas Yura.
"Yura..." Rachel tak dapat menahan tangisannya lalu menangis tersedu-sedu sambil berpelukan dengan Yura yang juga turut menangis karenanya.
Mama Kyara yang memperhatikan interaksi di antara mereka pun tak kuasa menahan tangisannya.
"Kita hanya tinggal di tempat yang berbeda bukan di alam yang berbeda." Seloroh Yura.
Rachel melepaskan dekapannya lalu memukul pelan lengan Yura. "Kau jangan bercanda. Aku sedang serius dan sedih karena harus jauh kembali darimu. Apa kau tahu setiap hari aku selalu merindukanmu mengimbangi rasa rinduku pada keluargaku. Di sana aku tidak bisa mendapatkan teman yang bodoh dan ceroboh seperti dirimu." Ucap Rachel dengan masih menangis.
Puk
Yura pun turut memukul lengan Rachel. "Kau ini selalu saja mengataiku seperti itu." Sungut Yura.
Rachel menarik bibir Yura yang mengerucut dengan jarinya. "Walau pun kau bodoh dan ceroboh tapi kau tetaplah sahhabat terbaikku yang tidak akan tergantikan." Rachel kembali memeluk erat tubuh Yura dan menangis dengan kencang hingga membuat Yura harus menutup sebelah telinganya.
"Rachel... sudah saatnya kita kembali." Suara lembut Mama Kyara berhasil membuat Rachel melerai pelukannya.
"Mamah... bisakah kita di sini saja sampai besok." Pinta Rachel dengan suara sedikit serak.
Mama Kyara menggeleng seraya tersenyum. "Kita harus segera kembali." Ucap Mama Kyara.
Rachel menghela nafasnya lalu mengusap pipinya yang basah dengan jari jemarinya.
"Pergilah dan segera kembalilah." Ucap Yura dengan lembut.
"Hiks..." Rachel kembali mendekap tubuh Yura untuk yang kesekian kalinya. "Kau membuatku semakin berat untuk melepaskanmu." Ucap Rachel.
"Di setiap pertemuan pasti ada perpisahan bukan? Dan saat ini kita harus melewati itu semua. Kita harus berpisah dan berarap cepat untuk bertemu kembali. Walau jarak begitu jauh memisahkan kita namun percayalah jika namamu dan dirimu tidak akan pernah tergantikan di hati dan hidupku menjadi sahabat sekaligus keluarga untukku. Kau akan tetap menjadi yang terbaik, Chel." Ucap Yura.
"Yura... kau membuatku semakin berat untuk berpisah." Lirih Racel.
Yura melerai pelukan mereka lalu mengusap pundak Rachel. "Sudah saatnya kau untuk pergi." Tutur Yura.
Rachel menatap Mamanya yang nampak mengangguk kepadanya lalu kembali menatap pada Yura. "Selamat tinggal, Yura. Dan tunggulah kepulanganku karena aku pasti kembali ke negara ini." Ucap Rachel.
Yura mengangguk mengiyakan seraya tersenyum. Rachel dan Mama Kyara pun masuk ke dalam mobil setelah berpamitan pada Nenek Ana, Bibi Mirna dan Yura.
"Hati-hati di jalan, Rachel. Terimakasih karena hingga sampai saat ini kau masih tetap setia menjadi teman dan sahabat yang baik untukku." Yura mengusap pipinya yang basah terkena air mata yang terus mengalir dari sudut matanya.
"Sayang, ayo kita masuk." Genggaman lembut tangan Nenek Ana menyadarkan Yura.
Yura mengangguk mengiyakan lalu mengikuti langkah Nenek Ana masuk ke dalam rumah.
Sementara di dalam mobil, Rachel nampak masih menangis tersedu-sedu di dalam dekapan Mama Kyara. "Yura tidak akan terganti, Mah. Tidak ada satu pun orang yang bisa menggantikan sosok dirinya di hidup Rachel." Ucap Rachel yang masih merasa berat kembali berjauhan dengan sahabat baiknya sejak kecil.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Yura dan Rey update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Queenara🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
Telah menyianyiakan yura