NovelToon NovelToon
Young & Free

Young & Free

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rucaramia

Sahabat itu cinta yang tertunda, kata Levin satu waktu berkata pada Dizza seolah konsep itu memang sudah dialami nyata oleh si pemuda. “Kau hanya perlu melihat dengan persepsi yang berbeda untuk menemukan cintamu.”
Sampai kemudian Dizza yang berpikir itu omong kosong mengalami sendiri kebenaran yang Levin katakan padanya. Dizza jatuh cinta pada Edzhar yang adalah sahabatnya.
"Memangnya boleh mencintai sahabat sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rucaramia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesona Hot Nerd

Saat itu Dizza sedang bersama dengan Kimber. Mereka baru saja selesai makan siang di kantin kampus. Setelah ini mereka akan berpisah karena Kimber punya kelas lain sedangkan kelas Dizza sudah usai untuk hari ini.

“Ada yang menarik loh di taman kampus,” ungkap seorang mahasiswi yang sempat bersinggungan dengan mereka berdua.

Dizza yang pada dasarnya tipe orang yang mudah ‘kepo’ langsung melirik ke arah Kimber. “Kau dengar itu Kimber? Katanya ada yang menarik di taman kampus. Mau mampir kesitu sebelum masuk kelas?” tanya Dizza yang tentu saja diselipi tatapan memohon.

Sebetulnya bisa saja Dizza pergi sendiri, tetapi dia merasa Kimber paling tidak harus ikut bersamanya. Dia perlu tambahan dopamine sebelum memasukan isi pelajaran ke dalam kepalanya.

“Ya, kurasa tidak apa-apa,” sahut Kimber kemudian yang langsung membuat Dizza sumringah bukan kepalang. Gadis itu kontan langsung menarik tangan Kimber, membuat keduanya mulai mengikuti para mahasiswi lain yang tampaknya menuju ke direksi yang sama.

“Sebenarnya ada apa sih? Kalau tidak semenarik itu awas saja. Soalnya aku sudah effort memaksa Kimber nih,” ungkap Dizza yang hanya dibalas kekehan.

“Apa membawaku bisa dibilang effort, Dizza?”

“Iya dong, kau kan biasanya susah untuk dibujuk pergi,” kata Dizza lagi.

Tiba di lokasi, terdengar suara ramai dan teriakan dari para mahasiswi lain disana. Membuat Dizza makin tambah penasaran lantaran hal apa yang membuat orang-orang itu tertarik datang kemari bahkan sampai membuat barikade manusia serapat ini. Mereka mengelilingi sesuatu yang entah apa, Dizza tidak tahu karena pandangan matanya terbatas.

“Sini!” Tiba-tiba Kimber menarik tangannya. Dizza yang pada dasarnya sudah super penasaran hanya bisa pasrah ketika mendadak mendapati sahabatnya itu menjadi antusias. Mereka akhirnya bisa bergabung dalam kerumunan itu dan terus mencoba maju hingga mereka kini berdiri di barisan paling depan.

“Ayo nyanyikan satu lagi dong, Edzhar.”

“Iya satu lagi, jangan berhenti.”

Terdengar rengekan-rengekan manja memohon pada sosok laki-laki yang duduk di tengah kerumunan itu sambil memangku sebuah gitar. Orang itu adalah laki-laki yang paling familiar dan yang paling tidak Dizza sangka ada disana dan menarik perhatian semua orang hingga semeriah ini. Kedua mata Dizza terpaku pada lelaki itu. Kimber yang peka akan kondisi sempat melirik ke arah Dizza sesaat sebelum akhirnya senyumnya menyebar di wajah.

“Aku tidak tahu kalau Edzhar bisa main gitar,” komentar Dizza seakan dia terpesona pada sosok di hadapan mereka.

“Aku juga tidak,” sahut Kimber sambil tersenyum simpul.

“Lagi … Lagi … lagi … lagi!” tuntut para mahasiswi disekitar mereka berteriak bersamaan, meminta Edzhar menyanyikan sebuah lagu lagi.

Untuk beberapa saat Edzhar mengedarkan pandangan matanya dan tiba-tiba saja kedua mata lelaki itu berhenti tepat pada Dizza. Sebuah senyum berkembang di wajah Edzhar saat melihat keberadaan Dizza diantara semua orang yang tiba-tiba saja sudah mengerumuninya. Menyadari Edzhar tersenyum kearahnya maka secara otomatis Dizza pun juga membalas senyuman tersebut.

“Baiklah, satu lagu lagi. Yang ini spesial untuk seseorang. Seorang gadis yang berhasil membuatku tidak bisa berhenti memikirkanya,” kata Edzhar. Sepasang mata hitam lelaki itu langsung terkunci pada Dizza, membuat jantung gadis itu sesaat berdeatk dua kali lebih cepat dari pada kerja normalnya.

“Apa kau punya pikiran yang sama denganku, Dizza?” bisik Kimber ditelinga Dizza.

Dizza langsung menoleh ke arah sahabat perempuannya itu. “Apanya?”

“Lagu ini sepertinya untukmu,” jelas Kimber.

“Aku tidak tahu,” gumam Dizza, tetapi jelas dihatinya sekarang sudah sangat bergemuruh layaknya ada badai. Dia berharap lagu itu memang dinyanyikan untuknya.

“Kyaaaa….!”

Para gadis disekitar langsung menjerit histeris ketika Edzhar mulai memetik gitarnya. Memainkan sebuah nada yang terdengar syahdu dan penuh rasa. Nada-nada pembuka sebelum akhirnya pria itu memperdengarkan suaranya. Menyanyikan sebuah lirik lagu yang katanya untuk yang teristimewa.

Aku memikirkanmu, itu yang aku lakukan setiap waktu.

Aku ingin menyatakan cintaku padamu, tetapi aku bahwa aku tidak boleh gegabah dan terburu-buru.

Aku tidak ingin sesuatu yang bisa menghancurkan kita. Aku tidak ingin melakukan kesalahan.

Bersabar, tarik napas, buang seluruh kekhawatiran sebab hidup ini hanya sementara.

Tetapi hatiku selalu memburu. Menginginkanmu lebih daripada apapun.

Katanya cinta itu seperti sungai api. Kau harus menyelam untuk melaluinya.

Kau selalu menjadi yang pertama dan terakhir di pikiranku.

Tidak peduli apapun, aku selalu memikirkanmu.

“Aku tidak pernah tahu ada lagu seperti ini, tapi aku menyukainya,” ujar Kimber disisi Dizza.

Dizza menganggukan kepala karena dia juga merasakan hal yang sama dengan sahabat perempuannya itu. Sebab meski belum pernah mendengar lagu ini sebelumnya, entah mengapa Dizza langsung menyukainya. Mungkin karena Edzhar yang sedang menyanyikannya. Bahkan diluar dari pada itu, suara pemuda itu sangat merdu. Dia tidak mengira bahwa Edzhar tipikal orang yang bisa stand up di depan orang seperti sekarang. Dia memang kadang selalu mengejutkan Dizza.

Perlahan-lahan cinta mulai bersemi

Perlahan-lahan cinta mulai terjadi

Perlahan-lahan hati ini mulai terisi

Betapa indahnya cinta ini, sangat indah

Ini terjadi untuk pertama kalinya, hanya sekali terjadi

Dan aku tahu tidak akan terjadi lagi

Hai, hatiku dicuri dan dibawa pergi

Yang mencurinya adalah kau disana

Hati ini telah jatuh cinta padamu, perlahan-lahan

Aku tahu kau pun menyadarinya, aku tahu kau pun merasakannya

Kita berdua sama-sama tersesat dalam rasa yang sama

Suasana diantara kita selalu terasa manis, suasana yang penuh dengan keindahan

Musim ini sangat cocok untuk cinta

Ada sesuatu yang terasa saat mendengar kata-katamu

Biarkan kegelisahan ini bertahan, biarkan aku tinggal di dalam mimpi indahmu

Aku ada dalam pelukanmu, aku akan selalu ada disisimu

Wahai kekasihku, kau adalah tujuan hidupku.

Riuh tepuk tangan terdengar setelah Edzhar menyelesaikan lagunya.

“Edzhar jadilah pacarku!” teriak salah seorang gadis yang entah siapa.

Sorakan kemudian terdengar lagi. “Mimpi! Edzhar itu pasti maunya denganku, iya kan?” kali ini si Queen Bee, Daneth langsung mencuri perhatian.

Semua orang langsung bersorak memberikan persetujuan.

“Meski kau menginginkannya, tapi aku tidak akan menyerah. Edzhar milikku!” terdengar suara gadis lain yang membuat suasana jadi makin panas.

“Hei, hei, hei—” Edzhar kini jadi kerepotan untuk melerai.

“Jadi siapa yang kau pilih, Edzhar?” sahut Daneth yang menuntut pada lelaki itu.

“Piliha salah satu dari kami!” tambah gadis lain.

Suasana makin riuh dengan siulan dan teriakan. Kehebohan ini terlalu sulit utnuk dapat ditangani.

Edzhar hanya tersenyum pada mereka sebelum semakin meliar. “Maaf ya,” ucapnya. “Tapi aku sudah punya seseorang yang aku sukai,” katanya lagi sambil mengarahkan matanya pada Dizza yang sejak tadi memang tidak pernah lepas dari pandangan mata Edzhar. “Dan aku sangat menyukai dia,” tambah Edzhar lagi sambil kali ini menambahkan senyuman pada Dizza yang kontan membuat gadis itu tercengang.

“Hehh … apa-apaan itu!”

Beberapa tampak tidak terima, tetapi yang lain tampak pasrah-pasrah saja.

“Terima kasih ya atas pengertiannya,” kata Edzhar lagi. Mata pria itu kembali melirk pada Dizza yang masih tercengang menatapnya. Edzhar mengedipkan mata padanya membuat Dizza mengerjapkan matanya beberapa kali.

Dia masih tidak mengerti, entah ini kenyataan atau hanya mimpi belaka. Dizza tidak tahu lagi.

“APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI?!”

Semua mata kontan menoleh ke arah suara seorang pria yang menggelegar di belakang sana. Wajah semua orang langsung pucat dan mulai berpencar ke segala penjuru kampus. “BUBAR!”

1
Tara
there is no sich thing friends between man n woman..in the end they Will falling love eventually. or break up n never see each other again😱🤔
Love ..word that can cause happiness or sadness Depend situation. i hate that word n try to avoid happened to me 🫣🤔😱
Rucaramia: omg, sorry to hear that 🥹
that's right, there is no 'friendship' between woman and man.
don't hate to much about love, and i hope u find your love my dear ✨️
total 1 replies
Rubby
Kayaknya ini bakal jadi cerita yang ringan + gemesin deh, tumben kak Ruca pake POV cowo. Semangat terus ya kaaaaaa
Rucaramia: makasih banyak review-nya kak Rubby 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!