Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah Alma benar-benar teman
Laura masuk ke dalam kelas dan teman-temannya tiba-tiba berbisik-bisik dan tertawa melihatnya. Laura sama sekali tidak mau menghiraukannya. Untuk apa, mereka juga tidak penting untuk hidupnya.
Baru saja Laura duduk di kursinya Vania tiba-tiba saja datang dan merampas tasnya, lalu membuka tasnya itu dan mengeluarkan semua isinya. Laura tentu saja langsung bangkit dan menarik tasnya.
"Apa-apaan sih datang-datang ribet banget"
"Kamu nyuri ponsel ku ya. kembalikan ponselnya sekarang juga"
"Gila kamu mana ada, orang baru datang juga. Matamu sepertinya memang buta"
"Kalau bukan kamu siapa lagi, kamu itu anak nakal dan pasti kamu yang sudah ambil ponselku "Vania mendorong Laura dengan kencang sampai-sampai Laura mundur beberapa langkah, tapi untungnya tak sampai jatuh.
"Jangan gitu dong Laura, jangan malu-maluin kelas kita tiba-tiba kamu nyuri lagi. Balikin ponselnya Vania" ujar teman mereka yang tiba-tiba saja ikut campur.
Laura mengeluarkan semua isi tasnya "Lihat ada tidak ponsel, aku baru saja datang tapi kalian sudah percaya dengan omongan Vania. Kapan aku bertemu dengannya sialan kalian semua"
"Jangan sok polos kamu Laura, kamu ngambil ponsel aku kan ngaku saja sebelum aku bicara sama Guru "lagi-lagi Vania mendorong Laura dan juga mengancamnya.
Laura yang sudah habis kesabarannya balik mendorong Vania dengan kencang. Vania sampai terjatuh lalu teman-teman Vania datang balik menyerang Laura. Dengan cepat Laura bisa menangkis setiap pukulan dan membuat lawannya itu kalah.
Saat ada yang menyerangnya dari belakang Laura segera berbalik dan menarik tangan perempuan itu lalu menjambak rambutnya dan menghantamkan kepala perempuan itu ke arah loker yang ada di kelas mereka, lalu menyingkirkannya dengan cepat.
Vania sudah bangkit dan dia mengeluarkan sebuah pisau lipat, teman-temannya berteriak melihat hal itu suatu hal yang baru Vania lakukan.
Vania mengacungkan pisaunya itu kearah Laura "Kembalikan ponselku itu mahal, kamu pertama menghancurkan ponselku yang dulu lalu sekarang kamu mengambil ponselku yang baru. Jangan begitu Laura"
Dengan sekali tendangan pisau itu sudah terjatuh. Laura memelintir tangan Vania sampai-sampai Vania tidak bisa melakukan apa-apa. Vania berteriak dengan sekencang mungkin dan terdengar suara patahan tulang tangan Vania.
Tanpa rasa bersalah Laura mendorong Vania dan membiarkan dia menangis dengan sangkan kencang, teman-temannya sampai mundur melihat Laura yang seperti itu. Tak menyangka saja orang yang pernah mereka bully bisa melawan dan sekasar itu.
Sudah tidak benar sekolah ini. Laura mengambil barang-barangnya yang tadi dikeluarkan Vania, lalu pergi begitu saja dari dalam kelasnya lebih baik tidak usah sekolah daripada harus dicaci maki seperti ini dituduh yang tidak tidak pula.
"Laura kamu mau ke mana"
"Bukan urusanmu "teriak Laura dengan marah.
"Tapi aku ini pacarmu, tolong jangan seperti ini kita bicara baik-baik"
"Sudah aku bilang aku tidak pernah mempunyai pacar dan kamu bukan siapa-siapaku Rayan. Jadi jangan pernah mengaku kalau kamu adalah pacarku"
"Tapi pada kenyataannya memang begitu"
"Jangan ganggu aku, aku tidak pernah mau diganggu dan kalaupun kita pernah punya hubungan maka semuanya harus segera berakhir dari sekarang. Anggap saja aku ini orang lain tidak usah mengikuti ku atau melarang ku"
Kembali Laura berjalan dengan cepat meninggalkan sekolah, sekolah ini sudah tidak beres kalau terus dipancing seperti ini Laura bisa saja membunuh semua orang-orang yang telah mengusiknya. Laura harus menenangkan dirinya terlebih dahulu.
...----------------...
Laura menenangkan dirinya di sebuah cafe bahkan Laura sampai merokok. Entah kenapa setelahnya Laura sedikit tenang mungkin karena memang dari dulu saat menjadi Almira dirinya memang perokok berat, tapi sebisa mungkin harus menghilangkannya.
Rokoknya tiba-tiba ada yang mengambil, ternyata Alma.
"Laura sejak kapan kamu merokok, seharusnya kamu ga gini. Apa yang orang katakan seharusnya tak kamu lakukan, kamu dari dulu tak pernah merokok. Ayo buktikan pada mereka kalau kamu tak merokok, bukan anak nakal patahkan berbagai tuduhan itu"
"Jangan ikut campur " Laura kembali mengambil rokoknya dan menghisapnya.
"Aku ini sahabat kamu Laura, jadi aku berhak untuk menasehati kamu. Kamu seharusnya menjadi lebih baik lagi bukan sebaliknya"
"Percuma tak akan mengubah apapun, mereka akan Tegal saja. Jadi tidak usah mengurusi hidupku ini. Mau aku seperti apapun itu bukan urusanmu"
"Sekarang kamu beda ya Laura, kamu bener-bener beda bahkan aku seperti ga ngenalin diri kamu. Laura yang selalu berteman denganku itu perempuan yang ceria, baik l, penurut tapi yang sekarang aku benar-benar tidak mengenalmu"
"Apakah kamu yakin temanku ?"
"Aku, siapa lagi aku yang selalu ada di sampingmu. Sekarang kamu bertanya seperti itu padaku aneh sekali"
"Sepertinya aku tidak perlu menjabarkan semuanya padamu kan, saat aku di-bully oleh mereka apakah kamu pernah ada membela aku Alma. Apakah kamu pernah ada sedikit saja simpati saat aku dilempari oleh mereka dengan telur busuk, tepung lalu dicaci maki oleh mereka apa kamu ada saat itu, saat aku sedang dalam masalah kamu tidak pernah ada"
Alma tidak bisa berbicara apa-apa lagi, dia menundukkan kepalanya memang saat Laura sedang dibully oleh teman-temannya Alma tidak bisa menolong ya karena Alma tidak mau sampai nanti hidupnya berantakan seperti Laura, yang selalu saja dibully selalu saja di lecehkan.
Alma tidak mau sampai hidupnya hancur, Alma juga tidak mau dibenci oleh seluruh teman-temannya itu. Selama ini ya cari aman saja agar hidupnya tenang.
"Tapi aku masih menemanimu kan Laura, kalau bukan aku siapa yang menemanimu tidak ada"
"Ya sudah agar semua itu tidak membebani mu lebih baik kamu menjauhiku juga seperti teman-teman yang lain. Bukannya aku mau ngomong gitu tapi kamu seolah-olah adalah pahlawan untukku. Aku juga butuh teman yang ada saat aku susah bukan saat senangnya saja"
Alma tentu saja kaget tidak menyangka Laura akan mengatakan hal itu "Kamu yakin mau sendiri"
"Iya dari dulu aku memang sendiri, bahkan menghadapi orang-orang gila itu saja sendiri dan sampai titik ini aku mampu kan. Bahkan sekarang aku bisa melawan mereka ga diem terus kayak dulu aku mampu sendiri Alma"
"Jangan nyesel ya Laura"
"Aku ga akan pernah nyesel"
Alma dengan wajah sedih langsung pergi meninggalkan Laura. Bukannya tanpa sebab Laura mengatakan itu tapi dari ingatan yang muncul saat dirinya di bully Alma hanya diam dan menatapnya datar seperti tidak ada simpati sedikitpun padanya.
Sebenarnya Laura ingin tahu apakah Alma memang benar-benar ingin berteman dengannya atau ada sesuatu hal yang dia sembunyikan atau ada sangkut pautnya dengan pembullyan ini.
Semoga aja cerita ini g seperti itu yg beda dong thor yg jahat y dihempaskan
Semangat terus dlm berkarya semoga makin maju