Demi menyelamatkan perekonomian keluarganya, Herlina terpaksa menikah dengan Harlord, seorang CEO muda yang tampan, namun terkenal dengan sifat dingin dan kejam tanpa belas kasihan terhadap lawannya.
Meski sudah menikah, Herlina tidak bisa melupakan perasaannya kepada George, kekasih yang telah ia cintai sejak masa SMA.
Namun, seiring berjalannya waktu, Herlina mulai terombang-ambing antara perasaan cintanya yang mendalam kepada George dan godaan yang semakin kuat dari suaminya.
Harlord, dengan segala daya tariknya, berhasil menggoyahkan pertahanan cinta Herlina.
Ciuman Harlord yang penuh desakan membuat Herlina merasakan sensasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya?" Herlina terperangah dengan perasaannya sendiri. Tanpa sadar, ia mulai menyerahkan diri kepada suami yang selalu ia anggap dingin dan tidak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Kokokok!!
Petok!
Petok!
Sore ini di halaman belakang rumah, seorang gadis muda sedang mengejar ayam yang gemuk, ia berlarian dengan rambut yang diikat sembarang.
"Jangan lari!! Makan malam hari ini!" teriaknya, sambil terus sibuk mengejar ayam yang di pelihara oleh kedua orangtuanya.
Ayah Herlina yang bangkrut terpaksa menjual pabriknya, untuk melunasi hutang yang menumpuk. Setelah itu keluarga Herlina mencoba bertahan hidup dengan berbagai cara, salah-satunya adalah memelihara ayam dan menanam sayur mayur dihalaman rumah.
Untung saja mereka masih bisa tinggal di rumah yang besar dengan halaman luas. Walaupun Saat ini keluarganya tidak lagi memiliki pendapat apapun, yang ada hanya hutang perusahaan yang semakin berkembang.
"Pa-, sebaiknya kita katakan saja pada Herlina kalau hari ini akan ada pria yang datang melamarnya." ucap Liana kepada suaminya.
"Jangan!! Pokoknya jangan katakan apapun soal pernikahan paksa! Kalau kita bilang padanya sekarang, bisa-bisa dia malah kabur seperti kemarin. Papa tidak mau dia kawin lari dengan si George itu!" Cebik Herman, putri satu-satunya adalah harapan terakhir Herman untuk bisa keluar dari jalur kemiskinan.
Tidak disangka pria yang beberapa hari lalu mengantarkan putrinya pulang ke rumah dengan selamat, ternyata adalah seorang pengusaha muda dari keluarga terpandang yang kaya raya. Dua hari setelah pertemuan malam itu, tiba-tiba Herman mendapatkan telepon dari sang asisten si pria kaya itu, kalau besok malam tuan Harlord akan datang untuk makan malam dan melamar putrinya.
"Aku berhasil menangkapnya!" seru kemenangan Herlina, sambil mengangkat ayam gemuk dengan kedua tangannya.
Herlina cepat-cepat masuk kembali ke dalam rumah dengan baju berantakan penuh kotoran tanah, menenteng kaki ayam yang gemuk.
"Wah hebat! Kamu berhasil nak." kedua orangtuanya bertepuk tangan, mereka berusaha tersenyum menyembunyikan sebuah kenyataan pahit untuk putri kesayangan mereka.
"Ma... Kenapa malam ini kita masak menu yang begitu banyak? Sampai-sampai rela potong ayam yang paling gemuk? Apa ada tamu penting yang mau datang ke rumah kita malam ini?" tanya Herlina pada ibunya.
Yang ia tahu saat ini keluarganya sedang sangat irit, biasanya mereka hanya masak sayur mayur, telor mata sapi saja, dan itu sudah ia anggap mewah, apalagi daging ayam.
Semenjak para pelayan di rumah diberhentikan secara terpaksa, Herlina harus selalu membantu sang ibu memasak dan bersih-bersih rumah.
"Iya Nak, malam ini akan ada rekan bisnis ayahmu yang mau datang untuk makan malam bersama kita." seru Liana berusaha tetap tersenyum di depan putrinya.
"Apa ini berarti Papa akan mulai menjalani bisnisnya lagi?" tanya Herlina penuh antusias.
Liana tak berani menjawab, ia hanya mengangguk tanpa menjawab sepatah kata pun.
"Yes!! Hore!! Sebentar lagi kita bisa makan ayam setiap hari!" Herlina sangat berharap masalah perekonomian keluarganya bisa terselesaikan dengan cepat.
Sejak kecil Herlina selalu dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Hidupnya sangat enak dan nyaman. Dikelilingi oleh banyak pelayan rumah, apapun yang ia mau pasti selalu dibelikan oleh kedua orangtuanya.
Membuat para teman-teman sekolah menjadi sangat iri. Tapi saat ia duduk di bangku SMA, roda kehidupan berputar, yang tadinya selalu merasa ada diatas, tiba-tiba jatuh ke bawah dalam sekejap, perkembangan jaman dan persaingan bisnis semakin ketat dari tahun ke tahun.
Setelah bisnis ayah Herlina bangkrut, kehidupan Herlina pun berubah drastis, kini ia harus bersih-bersih rumah tiap hari, hidup irit, memasak dengan bahan seadanya, mengurus ayam, dan kebun.
Tiap hari ia berkeluh-kesah, tiap malam ia pun berdoa agar penderitaan di hidupnya ini bisa segera berakhir.
"Ya ampun! Sudah jam segini!" pekik Liana saat melihat jam dinding.
"Santai saja Ma-, masih satu jam lagi kan sebelum tamu ayah datang."
"Tidak Nak! Ayo cepat kamu dandan yang cantik sekarang! Pakai baju terbaikmu malam ini, kita harus memberikan kesan yang elegan, demi bisnis ayahmu!" perintah Liana, sambil membuka paksa celemek yang sedang dikenakan Herlina.
"Hmm... Iya baiklah Ma-." Herlina nampak sangat bingung, namun ia menurut saja, berharap juga bisa hidup enak lagi seperti dulu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
Bonus Visual Karakter :
Herlina (si gadis polos dengan senyum manisnya 🤭)
Harlord Orca Matson (cowok blesteran Indo Belanda)
George (Casanova dengan sejuta puisi lagu-lagu cinta) 😌😌
Benyamin (Asisten setia Harlord)
Irene (Musuh bebuyutan Herlina)
Semoga Readers suka & puas sama pilihan gambar karakter visual versi author, tolong bantu kasih bintang 5 kk 🥺🥺🙏🙏