Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangkar emas
Quen sudah keluar dari rumah sakit setelah keadaannya membaik. Mual dan muntah yang ia rasakan sudah mereda.
“Setelah ini kau tidak di perbolehkan keluar dari rumah, paham!” Jeff berkata tegas kepada putrinya yang duduk di tepian tempat tidur .
“Iya, Dad,” jawab Quen dengan pelan, dan pasrah dengan segala aturan ketat yang sebentar lagi akan memenjarakan hidupnya. Bergelimang harta dan hidup bak putri kerajaan, tapi nyatanya tidak membuat seorang Quen bahagia, gadis itu bagaikan hidup di dalam sangkar emas.
“Sayang, menurutlah dengan segala aturan yang ada di mansion ini, semua ini demi kebaikanmu,” ucap Safira kepada putrinya dengan penuh kelembutan.
“Iya, Mommy,” jawab Quen pasrah.
Safira tersenyum lalu menggandeng lengan kekar suaminya, mengajak pria paruh baya itu keluar dari kamar tersebut, agar putrinya bisa beristirahat dengan tenang.
“Aku harap Daddy jangan terlalu keras kepada putri kita,” ucap Safira marah kepada suaminya.
“Jangan ikut campur aturanku, Mom!” tegas Jeff pada istrinya.
“Oke, tapi nanti malam tidur saja di luar!” balas Safira dengan telak sembari menyentakkan lengan suaminya dengan kasar.
Jeff menjadi kelabakan saat melihat istrinya benar-benar marah kepadanya. Tidur di luar adalah hal yang paling mengerikan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
“Mommy!” Jeff memanggil istrinya yang sudah melangkah menjauhinya.
Dua bodyguard yang berjaga di depan kamar Quen menahan tawa sekuat tenaga saat melihat wajah bos mereka pias karena mendapatkan hukuman dari sang istri.
“Fira!” Jeff mengejar istrinya yang sudah masuk ke dalam lift menuju lantai 4 mansion mewah tersebut.
*
*
“Tidak ada ponsel, dan laptop seperti hidup di zaman batu!” gerutu Quen sambil menatap layar televisi dengan tatapan jenuh, pasalnya semua ponsel dan laptopnya di sita oleh ayahnya.
Tidak berselang lama pintu kamarnya di ketuk dari luar, dan masuklah seorang pelayan wanita sambil membawa nampan yang berisi segelas susu.
“Selamat siang Nona Muda, saya di perintahkan Nyonya besar untuk melayani kebutuhan Anda,” ucap pelayan tersebut dengan sopan dan menundukkan kepala karena tidak berani menatap kecantikan nona mudanya itu.
“Terima kasih, Bi,” jawab Quen pada wanita paruh baya yang sudah lama bekerja di mansion mewah tersebut.
Pelayan tersebut berjalan mendekat lalu meletakkan segelas susu di atas nakas, ‘silahkan di minum susu khusus ibu hamil ini Nona,” ucap pelayan tersebut.
“Aku akan meminumnya, tapi sebelum itu apakah aku boleh meminjam ponselmu?” tanya Quen pada pelayan tersebut.
“Mohon maaf, Nona, kami tidak diperbolehkan memegang ponsel saat sedang bekerja,” jawab pelayan tersebut dengan sopan dan santun.
Quen mendengus sebal, ia baru tahu kalau aturan bekerja di mansionnya itu sangat ketat.
“Baiklah, kalau begitu aku minta tolong kepadamu, hubungi Aksa putra dari Papa Ryan, kau tahu kan?” ucap Quen, dan pelayan tersebut menganggukkan kepalanya paham, lalu segera pamit undur diri untuk menjalankan tugas dari Nona mudanya itu.
*
*
“Mike ... kau yakin akan ke Indonesia hari ini?” tanya Carlos pada Mike yang sedang bersiap.
“Iya, aku sangat yakin,” jawab Mike dengan tegas.
“Oke, karena kau sedang jatuh cinta dan tergila-gila dengan seorang Quen, maka aku mengizinkanmu pergi,” ledek Carlos pada Mike.
Mike berdecap sebal saat mendengar ledekkan bosnya itu. “Aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada wanita mana pun!” balas Mike tegas.