Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Isabel melompat lompat di dalam ruangan Harun, wanita itu sangat bahagia karena Harun sangat mengerti dirinya. Harun adalah pria yang terbaik dan terbodoh karena mengizinkan pacarnya pergi ke Paris mengejar cita-cita.
"Sayang terimakasih banyak ya, kamu memang calon suami yang paling baik dan pengertian." Ucap Isabel dengan bahagia, tangannya sudah bergelayut manja di leher Harun.
"Sama sama," balas Harun ingin melepas rangkulan tangan Isabel di lehernya namun Isabel justru menahannya.
"Sejak kita pacaran bertahun-tahun lalu, kamu bahkan tidak pernah melakukan hal lebih selain berpegangan tangan dan cium pipi. Haruskah kita melakukan yang lebih sebelum aku pergi?" tanya Isabel seperti wanita murah yang menawarkan dirinya.
"Kamu ini bicara apa Isabel, kita belum menikah dan aku tidak mau merusak mu sebelum kita sah." Tolak Harun mentah mentah seraya melepaskan rangkulan tangan Isabel.
"Kamu ini sebenarnya kenapa sih Harun? aku rasa waktu yang kita jalani selama ini sudah lebih dari cukup untuk melakukan hubungan yang lebih intim," protes Isabel kesal, bahkan ditahun pertama mereka pacaran Isabel pernah mengajak Harun berbuat seperti ini namun Harun menolaknya.
"Waktu tidak bisa membuktikan pantas tidak pantas kita berhubungan intim bel, yang membuktikan itu semua adalah ikatan suci seperti pernikahan. Jadi aku mohon mengertilah oke," jelas Harun dengan lembut kemudian mendekati Isabel dan memeluknya sambil mengusap lembut punggung kekasihnya.
"Dasar munafik."
Harun melepaskan pelukan mereka, ia menatap Isabel dengan lembut dan penuh cinta. Sebagai seorang kekasih, ia akan berat melepas Isabel pergi selama 1 tahun ke Paris, semoga saja Isabel akan bisa menjaga hubungan mereka sampai benar-benar sah menjadi pasangan.
"Kapan kamu berangkat?" tanya Harun sambil menyelipkan anak rambut Isabel yang tergerai menutupi wajahnya.
"Besok pagi, Sayang." Jawab Isabel membalas perlakukan Harun dengan senyuman.
"Baiklah aku akan mengantarmu, oke?" ucap Harun namun dijawab gelengan kepala oleh Isabel.
"Aku akan pergi bersama agensi yang membawaku, ada beberapa yang harus di urus sebelum pergi. Kamu jangan khawatir, aku pasti akan baik-baik saja." Balas Isabel menjelaskan, padahal sejujurnya ia akan pergi dengan Felix. Ia takut Harun akan cemburu karena ia pergi bersama pria.
"Kau yakin?" tanya Harun sedikit aneh dengan kekasihnya.
"Iya sayang, percayalah padaku." Jawab Isabel sambil mencubit pipi Harun dengan gemas.
"Baiklah karena besok kekasihku yang cantik ini pergi, bagaimana jika hari ini kita habiskan bersama?" tanya Harun menawarkan, ia rela meninggalkan pekerjaannya demi menghabiskan waktu bersama Isabel sebelum pergi.
"Mau!!!!!" teriak Isabel antusias membuat Harun terkekeh dibuatnya.
Harun mengambil jas nya kemudian memakainya, setelah itu ia menggandeng tangan kekasihnya keluar dari ruangannya. Mungkin pasangan itu akan menghabiskan waktu dengan menonton bioskop dan berbelanja, yang terpenting Harun mau kekasihnya bahagia hari ini.
Setelah seharian mengajak Isabel jalan, Harun segera pulang ke rumahnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, ia yakin semua orang sudah tertidur pulas dan benar saja dugaannya karena rumah terlihat sudah gelap.
"Pasti sudah tidur semua," gumam Harun kemudian tanpa berniat menyalakan lampu ia berjalan menuju tangga yang samar samar terlihat olehnya.
Dipertengahan tangga, tiba tiba Harun merasa menabrak sesuatu sampai yang ditabrak meringis dengan suara yang jauh darinya. Dari suaranya itu pasti seorang wanita diikuti suara benda jatuh.
"Akhhhh," teriak seseorang yang membuat Harun terkejut.
"Siapa disana?" tanya Harun menyalakan senter ponselnya.
Dan betapa terkejutnya ia melihat sandra terduduk di bawah tangga sambil memegangi kaki dan bokongnya. Disebelah nya berceceran minyak dari mangkuk yang ia bawa.
"Sandra?!!!" teriak Harun buru buru mencari stop kontak dan setelah menyala ia menghampiri Sandra yang masih meringis memegangi kakinya.
"Sandra, apa kau baik-baik saja?" tanya Harun khawatir.
"Iya den, maafkan saya." Jawab Sandra justru berbalik meminta maaf.
"Seharusnya saya yang minta maaf, pasti kakimu terkilir karena saya." Cicit Harun kemudian membantu Sandra berdiri dengan memapahnya ke sofa.
"Saya panggil bi Nur, sebentar ya." Ucap Harun kemudian segera pergi ke kamar asisten rumah tangga yang ada di belakang.
Setelah beberapa saat bi Nur datang bersama Harun yang masih terlihat khawatir, bi Nur mengatakan jika Sandra mengalami keseleo dan harus di urut.
"Ya sudah bi, panggil tukang urut nya ya." Ucap Harun karena merasa bersalah pada Sandra.
"Baik den, besok biar bibi panggil," jawab bi Nur.
"Sandra, maafkan saya ya." Ucap Harun merasa kasihan pada Sandra yang kesakitan.
"Tidak apa apa den, ini juga salah saya," ujar Sandra mengangguk kecil.
Setelah Bi Nur pamit membawa Sandra ke kamar, besok ia akan mencarikan tukang pijat untuk Sandra agar gadis itu bisa secepatnya pulih. Begitupun dengan Harun yang langsung masuk ke dalam kamarnya untuk istirahat.
lanjut ya??
BERSAMBUNG......