Kehidupan Claudia yang di terlantarkan di panti asuhan, dan perjuangan mencari orang tua kandung nya membuat gadis itu berusaha keras mencukupi hidup nya, di tengah kesulitan hidup nya claudia bertemu dengan seorang janda baik hati yang menawarkan nya tempat tinggal,dan tak hanya itu, fakta mengejutkan saat mengetahui dia merupakan anak orang kaya membuat nya tak begitu senang, karena sikap ibu kandung nya yang seakan menolak kehadirannya, perjalanan hidup yang luka liku membuat nya bertemu dengan seorang duda yang nanti nya akan menjadi bagian dari hidupnya!"
Sampai disana banyak kejutan besar terkuak,bagaimana kisah nya yuk simak!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.16
Setelah beberapa menit akhirnya Jena dan Claudia duduk di bus menuju ke sekolahan nya.
Bohong kalau Jena tak sakit hati saat mendengar putri nya dihina seperti itu, dia memilih mengabaikan ucapan mereka karena takut anak nya telat, dia tak ingin membuang buang waktu dengan meladeni Hal hal yang tak berguna itu.
Beberapa menit kemudian akhirnya sampai di halte depan sekolah labschool, disana sudah banyak murid yang berdatangan.
"Ibu Aku pergi sekolah dulu ya , ibu hati hati kalau ke pasar nya!" ucap Claudia yang khawatir ibu nya pergi sendirian seperti itu.
Ingin rasanya menemani ibu nya tapi dia harus sekolah.
"Iya sayang, kamu udah ucapin itu beberapa kali dari tadi, ibu gpp nak, Kamu belajar nya yang rajin ya,jangan lupa bekal nya dimakan , kamu ga usah bayar nak, udah sama ibu aja nanti yang bayar" ucap nya tersenyum tipis.
"Aku turun dulu ya buk, assalamualaikum" ucap nya sambil salim tangan Jena dan mencium pipi sang ibu.
"Uh anak nya manis sekali ya Bu? ucap seseorang wanita paru baya yang juga duduk di depan nya menatap interaksi mereka begitu haru.
"Oh maaf mba saya tak lihat tadi" ucap Jena tersenyum kaku , Karena kemesraan nya dengan sang anak di liat oleh orang lain.
"Gpp mbak santai aja" ucap nya dengan nada ramah.
"Saya terharu dengan kedekatan kalian berdua, begitu harmonis dan juga sangat menyayangi satu sama lainnya" ucap wanita itu.
"Benar mba, tuhan kasih hadiah terindah untuk saya berupa anak saya, dia begitu berharga untuk saya, karena cuman dia yang saya punya di dunia ini" ucap Jena dengan senyum sendu.
mereka banyak mengobrol satu sama lainnya, dan mulai dekat dan bercerita banyak hal di dalam bus tersebut.
Karena jarak ke pasar lumayan agak jauh sekitar 1 jam an kalau tidak terkena macet.
Sedangkan Karin yang baru melangkah menuju ke gerbang sekolah dengan senyum manis nya dan penuh semangat.
"Semoga aku masuk ke kelas MIPA, dan juga semoga ga ada rintangan yang menghalangi niat ku untuk mencapai cita cita ku amin" gumam nya.
"Tia.... Seseorang yang baru sampai ke sekolah dengan senyuman ceria nya.
"Oh kamu Dinda, selamat pagi'' sapa nya dengan senyum manis.
"Pagi juga Tia , sahabat baru ku kamu ngapain senyum senyum disini sendiri? tanya Dinda yang heran teman nya terdiam di depan gerbang utama sekolah.
"Ah tidak aku lagi mengagumi indah nya struktur bangunan ini, aku takjub aja bisa bersekolah disini, dan pasti nya aku akan membuat nilai nilai ku tinggi, agar ibu ku bangga terhadap putri nya ini" ucap nya panjang lebar.
"Astaga hahah kamu lucu banget Tia, semangat kamu yang membara dengan penuh tekad membuat hal positif yang ngajak aku juga ikut rajin belajar" sahut Dinda dengan antusias.
"Alhamdulillah kalau begitu, aku senang kalau tekad aku juga buat kamu rajin, kita berjuang bareng bareng ya Din, dan aku berharap kamu dan aku akan selalu bersama selamanya" ucap nya dengan nada bahagia.
"Tak lama 5 motor sport masuk ke perkarangan sekolah dan membuat beberapa siswa yang melihat histeris.
"Huaa ganteng banget geng Orion, gila mereka visual nya ga main main " ucap siswi yang menggigit jari nya karena terlalu Deg deg an melihat ketampanan para kakak senior mereka.
"Kak Ben idaman banget sumpah arghh hati ku jedag jedug liat nya."
"Huaa kak Gilang cool banget liat itu, apalagi tatapan nya begitu tajam."
"Kak Devon juga tampan banget, kembaran kak Gilang walaupun cool tapi terlihat begitu menawan."
"Kak elang juga huaa buat aku terpana banget liat tatapan mata nya setajam pisau itu, tapi ga mengurangi visual nya.
"huh kak Reno juga ga kalah tampan"
Begitu lah pekikan setiap hari nya yang mereka dengar, desas desus mereka yang begitu menawan, dan juga paling tampan d sekolah ini, dan terlebih nya mereka begitu kaya.