Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi Sebenarnya
Berbekal percakapan yang Aira temukan di hp Adrian, kini dia berada di tempat yang sama dengan si suami serta selingkuhannya. Aira menguntit kepergian Adrian demi mendapatkan tambahan bukti yang akan dia pakai buat menggugat cerai Adrian.
Di kejauhan tapi gak jauh-jauh banget, Aira melihat betapa berlebihannya interaksi Adrian dan Melvi kalau cuma dikatakan sebagai teman. Lagipula yang berteman kan Aira sama Melvi, tapi yang cium pipi terus lama-lama malah ke bibir malah Melvi sama Adrian. Lucu sekali. Aira saja gak pernah seperti itu dengan Melvi.
Dengan menguatkan hati agar gak ada air mata yang tumpah di sini, Aira merekam pemandangan yang sangat menyakitkan itu. Feelingnya benar kalau dua orang ini bermain api. Sekarang tinggal menghitung mundur bagaimana api itu akan membakar habis.
Aira melihat sampai ketika Adrian meminum minuman yang memabukkan, kemudian ia pergi berkubang rasa sakit di hati. Ia melewatkan kejadian yang sangat miris.
Adrian yang sudah mabuk terus dituangkan minuman ke dalam gelas kosongnya. Lelaki itu terus meminumnya hingga Melvi pamit pergi ke toilet. Dia pergi kesana cuma untuk mengganti style pakaiannya jadi mirip Aira.
"Mas Adrian."
"Aira."
Adrian berdiri, berjalan agak sempoyongan demi mengunci mencekal tangan dilihat matanya adalah sosok Aira.
"Aira, sayang.. Mas bisa jelasin ini. Kamu.. ikutin Mas kesini ya?"
"Mas," Melvi sengaja gak ngomong banyak, cuma manggil Mas, Mas, mulu dari tadi biar Adrian gak cepat sadar kalau dia bukan Aira. Melvi pun bertingkah seperti Aira berharap supaya Adrian yang dikuasai hasraat tertahan cepat mencumbuinya.
Benar saja. Adrian menciuminya ugal-ugalan sampai menyeret dirinya masuk ke dalam kamar. Adrian menggila, selain karena pecahnya bendungan, ia juga sedang dalam pengaruh minuman. Melvi mengimbangi permainan Adrian yang ganas.
"Ahhh"
Adrian sudah mencapai pelepasan, Melvi pun sudah sejak tadi dan lebih dari sekali. Saat seperti ini, Melvi mengunci pinggul Adrian dengan kedua kakinya agar benih yang disemburkan masuk semakin dalam.
Adrian ambruk disampingnya.
Paginya,
"MELVI?!"
Yang dipanggil namanya menyahut santai tanpa beban. "Hmm, kenapa Mas?"
"Ini nggak mungkin. Kita nggak ngapa-ngapain kan?" Adrian gemeteran sembari ngambil pakaian miliknya yang berserakan. Ada kancrut miliknya disana yang membuat Adrian semakin frustasi.
"Kita semalam main. Kamu hebat banget, beringas kaya kucing kelaparan."
"Nggak mungkin! semalam aku sama Aira."
Melvi tertawa pelan. Dia ngambil hp di atas nakas terus ngasih lihat rekaman semalam mereka berbagi peluh. Melvi merekamnya dengan tujuan bercabang. Demi meyakinkan Adrian kalau ia betulan main dengannya, juga untuk jaga-jaga kalau seumpama terjadi yang gak diinginkan.
"Lihatlah video ini Mas."
Video tak pantas yang berdurasi cukup lama semakin menekan batin Adrian. Apalagi saat di penghujung detik-detik akhir waktu dia sudah mencapai ketinggian, Adrian gusar banget terus mau ngerebut hp Melvi tapi kalah cepat dengan reflek tangan Melvi.
Aduh, kalau Melvi hamil gimana?!
"Kenapa Mas? kok mukanya panik gitu?" sempat-sempatnya Melvi menggoda kepanikan Adrian padahal posisi dia juga gak kalah bahaya. Istrinya orang dia tuh. Walaupun Galang cuek, tapi mana tahu jika Galang mengetahui ini dia bisa saja membunuh.
"Hapus video itu Mel!"
"Percaya kan sekarang?"
"Iya aku percaya. Tapi tolong sekarang hapus video itu."
"Nggak mau ah." Melvi sok ngeyel yang malah dapat tatapan melotot dari Adrian.
"Ini nggak main-main. Kamu tahu gak konsekuensi dari bocornya video ini keluar? rumah tangga aku, rumah tangga kamu, itu bakalan hancur. Astaga Mel, kamu mikir kesitu nggak sih?!" Adrian sudah campur aduk.
"Kamu mikir nggak, dari awal kita komitmen sama hubungan terlarang ini, ya resikonya emang itu."
Mendengar Melvi ngomong begitu, Adrian menyugar kasar rambutnya. Dia langsung bangun, menutup tubuh polosnya pakai tangan demi memunguti pakaiannya yang berserakan. Adrian gak mau mandi dulu karena rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sini sebelum akhirnya berhasil menghapus video laknaat tersebut.
"Yaudah, aku memang salah yang baru sadar sama semua ini. Sekarang aku mohon sama kamu, hapus jejak mengerikan itu Mel. Kamu pun wanita bersuami yang pastinya juga gak mau kehilangan suami mu kan?"
Benar juga yang dikatakan Mas Adrian. Aku sampai lupa kalau aku punya Mas Galang. Bisa habis aku kalau dia lihat ini.
"Baiklah. Lihat ini, sudah ku hapus kan. Dan ini satu-satunya karena aku gak copy kemana pun."
Adrian bernafas lega.
"Kalau begitu aku pamit pergi dari sini. Sudah nggak ada lagi hubungan di antara kita." Adrian beranjak pergi.
"Tunggu dulu Mas!"
"Apalagi?"
"Kamu bisa nggak, jadi orang jangan terlalu overthinking sampai hal kecil saja sudah kebakaran jenggot. Santai aja gak usah keliatan panik. Justru sikapmu ini yang malah bikin gampang ketahuan tahu Mas. Nih ya aku kasih paham rule nya terkait kejadian semalam. Aku memang merencanakan ini untuk kenangan perpisahan kita Mas. Kalaupun aku hamil, ya aku kan punya suami, sudah pasti aman kalau gak ketahuan selingkuh."
"Terserah kamu. Aku juga berusaha melupakan ini." Sahut Adrian yang gak habis pikir sama jalan pikiran Melvi. Dia merasa sudah menyesal sempat kagum padanya, apalagi sampai membandingkan Melvi dengan Aira.
Oh ya ampun Aira. Adrian sangat ingin menemuinya.
"Bagus deh. Mulai saat ini anggaplah kita seperti orang lain yang gak saling mengenal. Terimakasih sudah memberikan keindahan sesaat ini Mas Adrian. Makasih juga atas beniihnya." Ucap Melvi sembari mengerlingkan mata.
Adrian yang udah nggak mau bicara lagi langsung nyelonong pergi. Tepat Adrian menghilang dibalik pintu, hp Melvi mendapat telepon.
"Hallo Mas Galang."
"Kamu dimana?"
"Aku lagi hangout sama teman-teman. Kamu kapan pulangnya? aku kangen banget tauuuu."
"Ini aku udah di rumah."
Mampuuus, leher aku masih merah-merah lagi.
Melvi berniat menutupi jejak Adrian pakai concealer.
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️