seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 : Kekuatan Yang Mulai Muncul
Desa perlahan-lahan mulai membaik seperti sedia kala, anak-anak semakin banyak yang sudah mengerti dan memahami apa arti menghargai alam, untuk masa depan mereka.
di bawah pohon beringin sari dan danu duduk bersama anak-anak sambil bercengkrama dengan alam
“lihat Sar, anak-anak itu asik main di sungai tanpa niat hati merusaknya”
“iya Dan aku merasa bangga dan tenang timbul benih-benih yang bisa memahami alam”
“iya Sar, tapi pekerjaan ini baru kita mulai Sar”
“kenapa seperti itu Dan?”
“iya, semakin pohon tinggi, semakin kencang angin menerpanya”
“itu kan kata pepatah kan Dan”
“emang iya, tetapi itu bakal kita alami, kita akan menghadapi malah yang lebih besar”
“maksud kamu Dan”
“aku juga tidak tau Sar, firasatku mengatakan seperti itu, hanya tuhan yang tau kedepannya Sar.”
satu anak keluar dari sungai mengajak danu dan sari untuk main di air,
“kak Danu, kak Sari. ayo main ke air lah jangan di situ aja”
anak itu menarik tangan Sari “ayo-ayolah Kak?”
“iya-iya, Dan kamu gak ikut”
“hmmm, kamu aja lah Sar”
“apa kamu bilang?”
“iya kamu aja Sar”
“ohhh gitu, malam ini jangan kerumah, dan jangan makan selama dua hari”
sambil menelan nafas “hmmm, iya-iya. aku ikut deh”
dengan berat hati danu ikut bersama sari dan anak-anak main di sungai
“jangan cemberut saja itu muka?”
“iya-iya”
“kita nikmati bersama dengan mereka, belum tentu kita bisa seperti ini kan”
“iya Sar”
“andai kita sudah nikah, punya anak seperti meraka, kita sekeluarga bermain air di sungai”
“huhu, mulai berkhayal,”
“yah kalau gak bisa berkhayal, mana bisa aku buat novel Dan.”
“ohhh, gitu ya Sar?”
sambil menyiram air ke muka danu “iya lah Dan”
sore itu mereka sangat gembira, anak-anak senang dengan kebebasan mereka, sedangkan sari hatinya merasa berbunga-bunga ketika danu mengerti apa maunya sari.
setelah makan malam sari bicara dengan danu “Dan, Sari ingin menenangkan otak ini, pengen refreshing lah?”
“emang kenapa Sar, kamu sudah bosan ya”
“bukan bosan Dan,”
“sedikit refreshing aja, biar otak ini segar.”
“kenapa gitu sar?”
“ide-ide ku mentok Dan, kalau lagi nulis sari gak bisa dapat pengembangan alur cerita yang bagus Dan.”
“ohhh, emang mau kemana Sar”
tangan sari di kepala, sambil memikir “hmmm, kalau ke dalam hutan gimana”
“jangan lah berdua,”
“iya enggak berdua juga, kita ajak anak-anak aja”
“kalau ajak mereka, emang orang tua mereka memberi izin, dan mereka kan masih sekolah”
“hmmm, kita minta izin aja sama orang tua mereka, yah waktu libur nanti lah”
“yah kalau gitu, boleh juga, emang kapan mereka libur Sar?”
“setahu sari sih, mereka ini lagi ujian, tapi besok kita tanyakan sama mereka, gimana?”
“ya sudah, aku ok-ok saja, yang penting orang tuanya setuju”
“kalau masalah itu nanti aku yang minta izin sama orang tua mereka”
“iya sudah aku setuju.”
Anak-anak mulai libur sekolah, sari dan danu meminta izin untuk membawa anak-anak kemping di hutan. tetapi tidak terlalu jauh beberapa orang tua mengizinkan, ada juga yang tidak mengizinkan untuk ikut kemping di hutan.
Beberapa anak sudah bersiap-siap untuk berangkat “kak Danu kapan berangkat”
“bentar ya, kita siap-siap ada beberapa barang yang masih kakak susun.”
“oke siap kak”
“gimana perasaan kalian?” sari bertanya sama anak-anak didiknya,
“senang kali lah Kak, baru kali ini kita kemping kak, biasanya cuma kehutan cari kayu”
“oke. nanti kalian di jalan, ikuti apa kata kak Danu ya?”
“siap kakak cantik”
Danu, Sari dan beberapa anak berjalan memasuki hutan sambil menyanyikan sebuah lagu kebebasan alam yang diciptakan oleh mereka.
Mereka berjalan dengan santai, “Dan lihat anak-anak mereka gembira kali”
“iya Sar”
“merasa seperti kemping keluarga ya Dan!”
sambil mencubit hidung sari “iya bawel Ku, sabar ya.”
sambil berbisik di telinga danu “iya sayang”
setelah sampai di tujuan yang mereka tentukan mereka segera membuka tas dan merakit tanda yang mereka bawa, beberapa anak laki-laki ikut membantu danu merakit tenda, sedangkan beberapa anak wanita ikut membantu sari untuk mempersiapkan makanan.
“ayo yang kita sudah siap buat tenda, kalian bantu Kak sari ya”
“kak Danu mau kemana?”
“kakak mau cari ranting-ranting pohon yang sudah tumbang untuk api unggun kita nanti malam.”
“kak aku itu” satu anak menanyakan kesediaannya untuk membantu danu”
“hmmm, boleh tapi ikuti kakak ya?”
“oke Kak”
danu dan satu anak pergi mencari ranting kayu, sedangkan yang lainnya membatu sari
“kalian disini saja dulu jangan kemana-mana, anak laki-lakinya ikut kakak ambil air” memang sungai tidak berapa jauh dari tempat mereka mendirikan tenda.
“iya Kak”
sari dan anak laki-laki mengambil air untuk persiapan masak, mereka semua sudah berkumpul, makanan pun hampir selesai, anak laki-laki dan danu menyusun membuat api unggun, karena memang hampir memasuki malam.
“masakan sudah siap” seruan sari
“hore-hore” riuh suara anak laki-laki
“sabar ya biar kak Sari menyusunya, baru kita makan sama-sama”
“oke kak Danu.”
Semua sudah selesai waktunya mereka makan, mereka makan bersama-sama di mengelilingi api unggun.
Satu anak laki-laki memuji masakan sari “enak kali makanannya”
Seorang anak perempuan menyahuti “ siapa dulu yang masak, enakan masakan kak Sari”
“Sudah-sudah makan dulu, baru bicara nanti keselek” sari menyahuti perkataan dua orang anak-anak didiknya yang sedang makan.
Danu menikmati masakan sari dengan diam, ‘sudah, aku kesini bawa anak-anak, kamu jangan muncul ya. Aku tau kamu berada disini mela’
“Kenapa Dan kamu kok diam aja?”
“Hehehe. Aku kan menikmati masakanmu Sar”
“Ah yang bener”
“Iya lo !!!”
Danu berbohong demi menutupi kecemasannya karena si mela berada di sekeliling mereka.
Mela menyahut tetapi hanya danu yang mendengar ‘tenang danu aku kemari bukan untuk melihat kamu, aku kemari untuk menjaga kalian, ayah ku yang mengutus ku’
‘baiklah. Terimakasih mela’
Setelah makan selesai mereka berbincang-bincang tentang memahami alam dan menghormati alam sekitar.
“Gimana ceritanya adik-adik?”
“Seru Kak!!! Lanjut lah Kak”
“Sudah-sudah, besok kita lanjut lagi, ini sudah malam. Besok kita main ke sungai”
“hore, benar tuh Kak”
“Iya bener, besok kita main ke sungai, ya sudah-sudah waktu nya tidur, yang perempuan tidur sama kak Sari, yang laki-laki tidur sama kak Danu”
“Iya kak” sahut anak-anak
Mereka pun tidur, karena mereka besok main ke sungai. Malam mulai larut danu terbangun melihat anak-anak didiknya sudah tidur, lalu dia keluar untuk menikmati heningnya malam.
“Indahnya kalian ketika malam, sudah lama aku tidak bercumbu dengan kalian”
“Kami pun juga rindu ,dengan kamu Danu”
“Beritahu aku jika kalian ada masalah”
“Baiklah danu”
Tidak lama suara dari dalam rimba mendekati danu
‘kemari mela mereka sudah tidur semuanya, kamu sudah bisa keluar’
‘iya danu’
Malam itu danu di temani mela si anak harimau.