Tiba Tiba Menjadi Ducches

Langit sore menyongsong malam udara dingin berhembus kencang mengguncang pepohonan.arloji Duke Evan menunjukkan pukul delapan malam.beralaskan dedaunan Ducches Ara duduk di samping kayu bakar.Duke Evan mengumpulkan ranting ranting berserta dedaunan disekitar tempat itu.

Udara malam membuat tubuh Ducches Ara meringkuk kedinginan.

"Ini jubahku pakai saja , kamu terlihat menyedihkan" ejek Duke Evan sambil memakaikan jubah yang telah ia lepas ketubuh Ducches Ara

"Ah Duke Terimakasih" ujar Ducches Ara

Duke Evan duduk disamping Ducches Ara sembari membakar kayu biar api terus menyala.

"Kamu ingin mendengar cerita tujuh belas tahun tidak" tanya Duke Evan memecah keheningan

"Kamu tahu setelah kematian kakakku , ibukku selalu mengurung dirinya dikamar jarang bersosialisasi dan juga emosinya belum stabil sedangkan ayahku , walaupun ia seorang raja ia tetap seorang Ayah yang kehilangan anaknya setiap aku melewati ruang kerjanya, aku selalu melihat ayahku termenung" Ujar Duke Evan sembari memandang kelangit malam

"Ya aku tahu Duke , pasti rasanya sakit kehilangan saudara kita , aku tahu atas nama ayahku aku meminta maaf tetapi aku juga kehilangan kebebasanku selama bertahun tahun , apakah kalian ingin membalaskan dendam lagi" sahut Ducches Ara

"Semudah itu berbicara pengampunan , setelah semua yang terjadi dan kamu juga tidak salah , tetapi kamu juga ikut menanggung beban, jika memang Ayahku orang jahat bagiamana bisa hidup seorang tawanan sepertimu tidak menderita di istana kami" balas Duke Evan

Perkataan Duke Evan membuat Ducches Ara berfikir sejenak

"Lalu jika aku kembali lagi ke istanamu apa nanti aku akab dikurung lagi seperti burung dalam sangkar, Duke"kata Ducches Ara

"Tidak " Tegas Duke Evan

"Apa aku akan digantung seperti Count Wales " tanya Ducches Ara

Sontak Duke Evan kaget mendengar pertanyaan yang di ucapkan oleh wanita disampingnya.

"Kenapa kau bisa tahu " tanya balik Duke Evan

"Pelayan laki laki yang membawaku keluar tadi" jawab Ducches Ara

"Oh , pasti dia sudah mati sekarang "ucap Duke Evan sembari senyum menyeringai

..Plakkkk..

Tamparan tangan mendarat di pipi Duke Evan...

"Kau itu manusia bukan ,ia hanya ingin menolong ku kenapa kau sampai membunuhnya.kau sama saja dengan Ayahmu tak punya hati nurani , kalian sudah merenggut hidupku , kalian berfikir manusia yang harus menanggung dosa orangtuanya adalah aku gadis yang malang , apa kau tidak tahu aku tersiksa selama ini , apa kau ingat waktu kecil kau berada di bawah mansion itu , kau bermain dengan teman teman bangsawanmu , aku disana hanya bisa melihat dari jendela ,seharusnya aku bisa bermain dan tertawa saat itu tapi apa aku hanyalah seorang tawanan jika kalian membenciku kenapa kalian tidak membunuh diriku saja waktu aku kecil" teriak Ducches Ara sambil menangis terisak isak

Dengan sekuat tenaga Ducches Ara berlari kedalam hutan lagi sambil menangis.dia tidak ingin hidupnya terkurung lagi , dia harus pergi dari istana itu.Duke Evan mengejarnya berlarian didalam hutan yang gelap.

suara burung hantu saling bersahutan , suara auman harimau samar samar terdengar jauh disana.

Ducches Ara berlari sangat cepat , tanpa sadar dia terjatuh di tepi jurang sisi hutan

"Argghhhhhhhhhh" teriak Ducches Ara yang terperosok ke dalam jurang

Sebuah akar pohon yang besar menjuntai keluar tanah diraih oleh Ducches Ara agar tidak terjatuh.

"Tolong , aku , tolong " teriak Ducches Ara