QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. perasaan keira
Lana sangat ingin menarik tangannya saat ini, dia merasa jijik ketika Nara menyentuhnya, tapi dia tidak bisa melakukan itu, apalagi saat ini semua siswa dan siswi menatapnya dengan tatap yang aneh, lana tidak boleh membuat mereka curiganya lebih jauh lagi.
"terima kasih kakak ...," Lana memaksakan dirinya tersenyum, dan berkata dengan nada lembut.
Nara membalas senyuman Lana tak kalah tulus," tidak perlu mengucapkan terima kasih, Kamu adalah adik kesayangan kakak, sudah seharusnya kakak memperhatikan kamu." Nara dengan lembut, setelah itu segera membawa Lana pergi ke UKS.
Keira mengikuti Nara dan Lana dari belakang, ketika melewati Aruna Keira berkata," lo mau ikut UKS atau diem aja di sini kayak orang gak guna," ucapnya dengan tatapan sinis.
Aruna kesal apalagi ketika mendengar nada sombong Keira, Dia benar-benar sangat ingin merobek mulut Keira," sabar Aruna, lo harus sabar, sebentar lagi cewek sialan itu nggak mungkin lagi bisa bersikap sombong di depan lo!" batin Aruna kesal, tapi ketika mengingat rencananya untuk menghancurkan kehidupan Keira dia merasa jauh lebih baik.
Akhirnya Lana dibawa ke UKS dan dokter langsung memeriksa keadaannya, tapi karena sudah ditunda sedikit lama sehingga kemerahan yang ada pada tubuh Lana terlihat cukup jelas, Lana benar-benar merasa tertekan ketika melihat bintik-bintik merah yang ada di seluruh tubuhnya, bahkan menyebar ke wajahnya.
"hiks, hiks, aku jelek ...., hiks, huaaaa wajah aku hancur......," tangis Lana keras, orang yang tidak tahu pasti akan mengira kalau anggota keluarganya telah mati, sehingga membuatnya menangis dengan sangat menyedihkan.
rencana yang dilakukan Nara dan Keira tepat sasaran, Lana adalah orang yang sangat menghargai kecantikannya lebih dari apapun, sehingga ketika melihat tubuhnya dipenuhi dengan bintik-bintik merah dia tidak akan lagi bisa menahan dirinya.
Nara maju dan berpura-pura membujuk Lana saat ini," Lana jangan sedih kamu masih terlihat cantik kok, kamu adalah wanita tercantik di dunia ini. ini hanya bintik-bintik karena alergi, mungkin akan hilang dalam waktu 1 minggu, jika pun nanti akan meninggalkan bekas luka kamu akan tetap cantik di mata kakak." Nara dengan lembut, tapi yang jelas Nara mengungkapkan informasi kalau bintik-bintiknya tidak akan mudah hilang, bahkan jika hilang pasti akan meninggalkan bekas.
Lana benar-benar tidak merasa terhibur ketika mendengar perkataan Nara, apalagi ketika mendengar kalau bintik-bintik yang ada di tubuhnya tidak akan hilang dalam satu minggu, Lana berpikir bagaimana jika bintik-bintik merah yang ada di tubuhnya meninggalkan bekas? apakah dia akan berubah menjadi monster.
tangisan Lana berubah menjadi tangisan yang jauh lebih keras, dia menangis dengan sangat keras, air mata dan ingus menjadi satu yang membuatnya terlihat aneh.
Keira yang melihat bagaimana penampilan Lana saat ini menggerak-gerakan bibirnya ke kanan dan ke kiri, dia benar-benar sangat ingin tertawa saat ini, tapi dia dengan sekuat hati menahan dirinya.
Aruna bahkan merasa kalau sikap Lana benar-benar terlalu berlebihan, apa yang tidak bisa dihilangkan di zaman sekarang? teknologi sudah menjadi canggih, bahkan jika itu berbekas semuanya pasti bisa dihilangkan hanya dengan mengeluarkan uang.
Aruna hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan pelan, dan menghibur Lana," Lana tolong jangan menangis, kamu akan tetap cantik apapun keadaannya. lagian jika memang bekas alergi itu akan meninggalkan bekas, kamu bisa meminta orang tua kamu untuk membawa kamu ke luar negeri dan menghilangkan nya dengan teknologi canggih ."
Nara menatap Aruna dengan santai seolah-olah dia tidak sedang memperhatikannya, Aruna memang pintar jadi wajar saja dia bisa menipu semua orang, bahkan masih sempat-sempatnya membantu Lana untuk menyingkirkannya.
"Aruna kayaknya Lo orang pertama yang harus dipikirin, tapi karena lo suka berpura-pura kayak adik gue, gue akan kasih pertunjukan yang gak kalah hebat dari pertunjukan yang lo buat." Nara membatin.
Karena Aruna dan Lana adalah dua orang yang sangat suka bermain peran sebagai wanita lemah lembut, murni dan baik hati maka Nara harus menghancurkan topeng kedua orang tersebut.
Mengingat bagaimana kematian keira, dia dilemparkan ke rumah sakit jiwa, dan setelah mati keluarganya pergi begitu saja setelah acara pemakaman selesai seolah-olah mereka tidak mengenal.
Bahkan ayah Keira saat itu tidak menunjukkan kesedihan apapun, jelas-jelas yang meninggal adalah Putri kandungnya sendiri, tapi wajahnya terlihat sangat tenang.
Nara ingat itu semua disebabkan karena hubungan kedua anak dan ayah yang tidak terlalu baik, apalagi dengan kehadiran ibu tiri dan saudara tiri hubungan mereka menjadi semakin jauh dan asing. apalagi dengan sikap keira yang sangat keras kepala, dan tak suka dibantah.
mereka benar-benar tidak cocok disatukan dalam satu rumah, dengan sikap yang saling bertolak belakang sehingga membuat hubungan mereka menjadi jauh, dengan kehadiran Aruna putri tiri yang selalu bersikap baik di depannya, ayah Keira perlahan-lahan lebih menyayangi putri tirinya daripada putri kandungan sendiri.
Nara lirik ke arah keira yang saat ini terlihat sangat santai dan tidak perduli, ayahnya tidak bisa disalahkan tapi tidak bisa dibenarkan, begitu juga dengan sikap Keira.
sepertinya Nara harus membantu mendamaikan ayah dan anak yang selalu berperang dingin.
Nara meninggalkan Lana bersama dengan Aruna.
"Lo kenapa diam aja?" tanya Keira.
"ayah Lo ada di rumah?"
"tumben Lo tanya tentang bokap gue, ada apa?" bingung Keira.
"Lo sebenarnya sayang nggak sih sama bokap Lo?"
Keira terdiam ketika mendengar pertanyaan Nara yang tiba-tiba, Keira membuang muka secara tidak normal," gak!" jawabnya dengan nada acuh.
Nara menatap Keira, dia tahu mendamaikan ayah dan anak yang sudah berperang dingin selama bertahun-tahun tidaklah mudah," ohh ..."
"ngapain sih lo tanya tentang orang tua itu, kayak gak ada pembicaraan yang lain aja."
"gak papa kok, gue cuman penasaran aja sebenarnya lo itu sayang nggak sama bokap lo. soalnya gue selalu lihat sikap lo yang selalu dingin sama bokap Lo sendiri, seolah-olah kalian bukan ayah dan anak."
Keira tersenyum kecut, senyumannya menyimpan penuh luka dan rasa kesepian yang terlihat jelas di matanya, Keira berkata," gak ada seorang anak yang nggak sayang sama orang tuanya, apalagi dia orang tua gue satu-satunya yang tersisa. Gue sayang sama bokap gue, tapi gue gak suka sama cara dia memperlakukan gue. Gue anak kandungnya sendiri tapi dia selalu percaya sama kata-kata Aruna sialan itu, dia selalu nuduh gue yang nggak-nggak bahkan hal-hal yang enggak gue lakuin sekalipun. otaknya udah ke cuci sama anak tirinya itu, setiap gue mau jelasin dia pasti nggak pernah percaya sama kata-kata gue. Gue capek Nar! gue capek terus-terusan dituduh sama dia, dia itu terlalu egois dia cuma mentingin dirinya sendiri dia nggak pernah mikir gimana perasaan gue, yang dia tahu cuman Aruna, Aruna, Aruna, Aruna, aja terus. seolah-olah Aruna itu anak kandungnya sedangkan gue anak tirinya!" ucap Keira dengan kesal, tanpa sadar air matanya justru terjatuh.
"gue capek kalau kayak gini terus Nar, di mata dia Aruna itu sempurna banget, di mata dia Aruna itu adalah segala-galanya. aruna anak yang baik, aruna anak yang lembut, Aruna anak yang pengertian, Aruna anak yang penuh dengan kasih sayang, Aruna yang gak pernah bantah orang tua, dan Aruna yang pintar. dia mata bokap gue Aruna itu adalah anak impiannya, sosok anak yang paling sempurna di matanya. gue awalnya nggak peduli, tapi kalau terus-terusan dituduh gue juga bisa capek," Keira dengan kasar menghapus air matanya, dan kembali melanjutkan," kalau di mata dia Aruna sempurna banget, terus gue apa dong? dia nggak pernah mikir gimana perasaan gue ketika dia ngomong kayak gitu, rasanya gue pengen mati aja tau nggak,"
Keira berbicara dengan penuh kesedihan yang tidak dia tutup-tutupi, di balik sikapnya yang kasar dan pemberontak, ada luka yang dia tutupi yang tidak ingin dilihat oleh siapapun.
"Lo kuat Keira, gue yakin ayah Lo suatu hari nanti pasti bakal sadar. kalau dia secara tidak sadar menyakiti perasaan lo,"
"cihhh ...., gue gak peduli, biarin aja orang itu menyayangi Aruna terus, dia belum tahu aja gimana sikap asli anak tirinya itu, kalau dia tahu sikap asli Aruna kayak gimana mungkin dia bakal mati berdiri." balas Keira acuh.
Nara hanya tersenyum dan menyimpan hpnya kembali, tanpa sepengetahuan Keira Nara sudah merekam apa yang semuanya dikatakan oleh Keira secara diam-diam, Nara akan memberikan rekaman video ini kepada ayah Keira secara langsung.
ayah Keira tidak boleh hanya mendengarkan satu orang, dia juga tidak boleh mengambil kesimpulan begitu saja, dia juga harus tahu kalau anak tiri yang dia kira baik tidak sebaik yang dia kira.