Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Surat Pertama
Jam di dinding kamar Vika menunjukan pukul 05.30 wib, hari ini ia sudah mulai kembali ke sekolah, dengan malas mencoba bangun dari tempat tidurnya.
" Aduh, aku kenapa?
Kepala ku sakit banget!!!"
Dengan sedikit memaksa ia berusaha bangun, namun tetap tidak bisa akhirnya ia kembali tiduran.
Terdengar ketukan pintu, namun saat ini Vika tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah dengan keadaan fisiknya yang sedang tidak baik-baik saja.
Lama menunggu jawaban, akhirnya pintu di buka.
Ceklek....
Seseorang datang menghampiri Vika.
" Assalmu'alaikum....
Sholehah"
Sapa perempuan itu dengan lembut, ia pun menghampiri Vika yang masih di ranjang.
" Udah siang yuk bangun, hari ini kan sekolah?"
Namun Vika tak bergeming sama sekali.
Kali ini yang dirasakan Vika bukan hanya sakit kepala,tapi juga mual.
Apa yang terjadi dengan ku?
Perempuan yang bukan lain adalah Nina, langsung cepat tanggap melihat gadis yang di sampingnya, ia langsung berlari kecil mengambilkan air hangat untuk minum.
" Kamu sakit?"
Nina mengecek suhu badan di kening gadis itu dengan punggung tangannya.
" Badan mu panas sekali, ayo minum air hangat ini!!"
Nina mencoba membantu membangunkan gadis itu dan duduk bersandar di ranjang.
" Ini minum dulu!"
Nina menyodorkan gelas yang berisi air hangat.
Vika langsung mengambilnya dan minum sampai tandas.
" Sekarang tiduran dulu yah, saya mau ambil air buat kompres!"
Nina langsung melangkah pergi menuju dapur, di sana sudah terlihat Bu Tuti yang sedang sibuk memasak.
" Bu, non Vika sakit, badannya panas banget!" Ucap Nina dengan cemas, ia menyiapkan air dan baskom kecil untuk di bawa ke kamar Vika.
"Udah saya duga non, akhir-akhir ini saya jarang sekali melihat non Vika makan, padahal beliau punya penyakit tipus dan asam lambung!"
" Ooo..., Pantesan!"
" Mau di bawa ke rumah sakit aja apa non?"
Kali ini Nina di bikin bingung dengan keadaan, ia harus bertindak cepat untuk menolong Vika.
Setelah menyiapkan semua yang di butuhkan, Nina kembali menemui Vika di kamar.
Gadis itu sudah terlihat pucat,entah menahan sakit dari kapan.
Sambil mengompres Vika, Nina berujar.
" Kita ke rumah sakit yuk non?
Biar cepat sembuh!"
Vika hanya menggeleng lemah.
" Tapi kamu butuh pengobatan"
Tok...tok..tok ...
" Sebentar, ada siapa itu?"
Nina melangkahkan kakinya menuju pintu dan membukanya.
Terlihat dua orang laki-laki sedang berdiri di sana.
Nina terkejut, melihat pak aji dengan seorang dokter di sampingnya.
"Non tadi Tuti hubungi saya, katanya non Vika sakit?"
" Ia, Vika sakit badannya panas sekali pak!"
" Ini saya panggilkan dokter spesial keluarga tuan Aldi"
"Oh, silahkan masuk!"
Ketiga orang itu langsung menghampiri Vika, dan dokter itu langsung memeriksa keadaan vika.
" Makan yang teratur, jangan banyak pikiran dan istirahat yang cukup!"
Ucap dokter itu dengan lembut.
Ia menuliskan beberapa resep di note book yang sudah tersedia di dalam tasnya.
" Ini resep obat yang harus di tebus di apotik!"
Resep itu di berikan kepada pak aji yang berdiri di sampingnya.
" Baik dok, kalo begitu saya permisi!"
Pak aji langsung bergegas pergi, begitu juga dengan sang dokter, setelah membereskan alat periksanya ke dalam tas, ia berpamitan dengan sopan nya ke kedua gadis itu.
" Terima kasih dok!" Ucap Nina lembut
Ia pun turut mengiringi langkah dokter muda itu hingga keluar kamar.
****
To: Gadis kampung
Hai gadis baik, aku titipkan adikku padamu yah!
Selama aku pergi, tolong jaga dia, jangan sampai sakit, kalau sakit aku akan buat perhitungan dengan mu saat ku pulang nanti.
Kau boleh pakai kamar ku buat tempat istirahat mu dan kau juga boleh memakai semua fasilitas yang ada di rumah ku.
Oh ia, jangan panggil Vika nona, panggil dengan namanya aja, terus untuk Vika suruh panggil kamu kakak.
Jangan banyak tanya ke Tuti dan juga Aji, mereka tidak akan tau jawabannya.
" Ini orang kaya tahu di sini ku banyak tanya, jangan- jangan...?" Nina menggidig ngeri saat membayangkan yang tidak-tidak terhadap majikannya.
Akhirnya ia pun memilih untuk pergi meninggalkan kamar, dan menuju kamar Vika.
Seperti biasa ia ketuk kamar dulu, namun tidak ada jawaban dari dalam, ia membuka pintu dengan pelan dan masuk menemui Vika.
Saat ini Vika masih terlihat lemah ia masih berbaring di ranjang, tanpa komando Nina mengecek kening Vika dengan punggung tangannya.
" Alhamdulillah, panasnya sudah turun"
Vika membuka matanya saat mendengar suara Nina.
"Aku ingin ke kamar mandi!" Ucap Vika.
Sebenarnya sudah dari tadi Vika ingin ke kamar mandi ,namun tubuhnya masih belum bisa di ajak kompromi hanya untuk sekedar bangun.
Beruntung mendengar hal itu Nina langsung sigap memapah Vika menuju kamar mandi, dengan lembut dan sabarnya Nina menunggu Vika sampai selesai membuang hajatnya
" Hem... kamarnya luas banget, kalau di kampung ruangan Segede ini paling buat ruang tamu,itu pun masih terlalu luas, bisa di sekat lagi buat kamar"
Ceklek...
Vika keluar dari kamar mandi, Nina pun langsung membantu memapahnya kembali ke tempat tidur.
" Kak, siapa nama mu?"
Tanya Vika memecah kesunyian.
Udah dua hari di sini, kamu baru tanya nama, bukankah kamu bilang akan membuat permpuan itu tidak betah di sini, ngapain tanya nama ngga penting!
Ingat pesan kakak, kamu di suruh nurut jadi berlaku baik lah...!
Jangan, nanti permpuan itu bisa besar kepala kalau kamu nurut sama dia!
Kamu ingat kakak mu akan memberikan apa pun yang kamu mau jika kamu mau menurutinya!
Suara itu keluar dari dalam hati Vika, mereka saling tarik menarik untuk menguasai hati dan pikirannya.
Drt...drt...drt...
Terdengar dering ponsel yang ada di atas meja. seketika lamunan Vika buyar.
Nina yang dari tadi sudah mengulurkan tangan hendak kenalan, langsung menarik tangannya kembali, ia merasa malu karena tidak di gubris sama sekali.
Sabar...sabar... Ia pun hanya mengelus dada, kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu kamar hendak keluar.
" Tunggu!